🎧 New: AI-Generated Podcasts Turn your study notes into engaging audio conversations. Learn more

TM5 Pemanenan dan Pengolahan Benih (1).docx

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Transcript

**Pemanenan dan Pengolahan Benih** Dosen pembimbing **Dr. Ir. Sholeh Avivi, Msi.** Oleh **Abrar Rizq Handoyo \`181510501135** **Meitha Nur Aulia 181510501079** **Dian Puspitasari 181510501125** **PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI** **FAKULTAS PERTANIAN** **UNIVERSITAS JEMBER** **2019** **\ **...

**Pemanenan dan Pengolahan Benih** Dosen pembimbing **Dr. Ir. Sholeh Avivi, Msi.** Oleh **Abrar Rizq Handoyo \`181510501135** **Meitha Nur Aulia 181510501079** **Dian Puspitasari 181510501125** **PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI** **FAKULTAS PERTANIAN** **UNIVERSITAS JEMBER** **2019** **\ ** **Pemanenan dan pengolahan Benih** KAD atau Kemampuan Akhir yang di Harapkan adalah Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan dan mengembangkan materi tentang Pemanenan dan Pengolahan Benih. PENDAHULUAN Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia[ ]untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (*crop cultivation*). Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. (Wikipedia, 2010). Terdapat beberapa tahapan dalam proses pertanian, salah satunya adalah Proses Pemanenan. Pemanenan merupakan pemungutan atau pemetikan hasil sawah atau ladang. Petani bisa memanen seluruh bagian pada tanaman yang diusahakan tergantung dari apa tujuan petani menanam tanaman tersebut. Pada umumya pemanenan dilakukan ketika tanaman sudah dewasa dan terlihat ada perubahan. Proses pemanena yang tepat merupakan salah satu yang mempengaruhi hasil benih yang diinginkan selain pengolahan benih yang tepat, uji benih dan sertifikasi benih. Pada proses pemanenan terdapat dua tahapan didalamnya yaitu pemotongan dan perontokan. Pemanenan harus dilakukan dengan waktu yang tepat agar hasil dan mutunya bagus dan harga naik di pasaran. Terdapat beberapa masalah dalam kegiatan panen yang berdampak buruk pada tanaman sehingga menyebabkan kegiatan panen terganggu. Kekeringan merupakan faktor yang paling banyak menyekibatkan kegagalan panen. Kekringan akan menghentikan suplay air ke tanaman sehingga tanaman tersebut tidak bisa melakukan pertumbuhan dan pembuahan sehingga tanaman menjadi layu bahkan mati. Kekeringan tidak hanya terjadi pada musim kemarau saja melainkan akibat dari saluran irigasi yang rusak. Perlu adanya motitoring untuk mengawasi kelembaban tanan dan ketersediaan air disuatu lahan untuk mencegah terjadinya kekeringan yang mengakibatkan gagal panen pasa lahan pertanian. Sebelum teknologi benih berkembang, perhatian terhadap kualitas benih difokuskan pada cara mempertahankan dan menentukan kualitas benih. Hal ini penting artinya, tetapi perlu disadari bahwa kualitas benih ditentukan mulai dari proses prapanen. Panen dan pascapanen hanya merupakan upaya untuk mempertahankan kualitas benih yang telah dicapai. Perbedaan kualitas dari lot benih (sebelum benih disimpan) dapat terjadi karena adanya perbedaan lingkungan pertumbuhan (tingkat kesuburan tanah, iklim, dan cara budi daya), waktu dan cara panen, cara pengeringan, pemipilan, pembersihan, sortasi (grading), pengemasan, dan distribusi. **Proses Pemanenan Benih** Pemanenan atau lebih sering disebut panen adalah pemungutan atau pemetikan hasil sawah atau ladang. Petani bisa memanen seluruh bagian pada tanaman yang diusahakan tergantung dari apa tujuan petani menanam tanaman tersebut. Kebanyakan petani menanam tanaman untuk dimanfaatkan hasilnya, hasil tanaman berbeda-beda contoh sayuran, buah-buahan, atau juga bijinya. Benih adalah salah satu hasil panen yang sangat penting yang bergua untuk mengembangbiakan tanaman. Maka dari itu perlu adanya proses yang tepat agar benih dapat tetap dalam keadaan baik saat ditanam kembali pada musim tanam berikutnya. Kesehatan benih sangat berpengaruh pada proses penanaman, benih yang baik akan membuat tanaman tumbuh dengan baik. Kegagalan pada saat penanaman akan sangat fatal mengakibatkan gagalnya panen petani. Perlu adanya proses yang tepat untuk menangani benih agar dapat ditanam dan menghasilkan tanaman baru yang diharapkan oleh petani. Perlu adanya penanganan yang tepat untuk mengahsilkan benih yang bermutu. Proses pemanena yang tepat merupakan salah satu yang mempengaruhi hasil benih yang diinginkan selain pengolahan benih yang tepat, uji benih dan sertifikasi benih. Pada proses pemanenan terdapat dua tahapan didalamnya yaitu pemotongan dan perontokan. Perbedaan definisi pemotongan dan perontokan adalah sebagai berikut : 1. **Pemotongan** adalah proses pemisahan/memisahkan bagian tanaman dari bagian yang lain. Pemotongan bertujuan untuk mempermudah proses perontokan benih nantinya. Bagian yang dipotong adalah bagian tanaman yang menghasilkan biji. Pemotongan dilakukan menggunakan alat tradisional, modern ataupun bisa dengan menggunakan tangan kosong. Proses pemotongan yang menggunakan tangan kosong antara lain jagung. Jagung bisa langsung di ambil dari pohonnya apabila memang tidak ada alat yang digunakan, tetapi akan lebih efisien apabila menggunakan sabit untuk menghindari tangan terluka akibat terkena daun dari jagung. Contoh tanaman lain yang pemotongannya menggunakan sabit adalah padi, padi dipotong setengah untuk memudahkan proses perontokan, tetapi pada saat ini sudah ada alat untuk memotong sekaligus merontokkan padi secara bersamaan. Alat panen yang digunakan petani telah berkembang mengikuti perkembangan zaman atau biasa disebut modernisasi. Cara potong padi yang biasa digunakan petani ada 3 macam yaitu potong bawah, potong tengah dan potong atas. Cara ini dipilih berdasarkan jenis atau cara perontokan yang digunakan. ![](media/image2.jpg) Gambar 1. Proses pemotongan padi menggunakan sabit Gambar 2. Proses pemotongan padi menggunakan mesin 2. **Perontokan** adalah salah satu tahap dalam pengolahan hasil panen, berupa pemisahan bulir dari tangkai malainya atau biji dari pelindungnya. Pada polong-polongan perontokan memisahkan biji dari kulit polongnya. Perontokan bulir jagung dari tongkolnya disebut pemipilan. Perontokan ini dilakukan apabila petani hendak menjual hasil panennya dalam bentuk biji/benih. Tahap perontokan sebaiknya dilakukan langsung setelah pemotongan dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kehilangan hasil yang disebabkan oleh gabah roktok selama penumpukan dan untuk mencegah terjadinya kerusakan gabah akibat proses enzimatis yang menyebabkan gabah cepat berkecambah. Tetapi hal tersebut masih bisa diatasi apabila memang petani tidak bisa merontokan padi pada saat itu juga karena hal penting, hal yang harus dilakukan untuk mencegah kerusakan antara lain menggunakan alas plasik pada dasar tumpukan padi. Penundaan perontokan padi tidak boleh lebih dari satu malam dengan tumpukan yang tinggi karena akan mengakibatkan adanya kelembaban pad padi yang akan menyebabkan proses enzimatis sehingga akan tumbuh kecambah pada padi tersebut yang tentunya hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas dari padi itu sendiri. Gambar 3. Perontokan padi secara manual![](media/image4.jpg) Gambar 4. Perontokan padi dengan mesin Waktu panen yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap mutu benih yang didapat. Waktu panen yang baik adalah saat keadaan benih/sudah matang tetapi jangan sampai terlambat atau terlalu cepat panen karena akan mempengaruhi kualitas benih yang didapat. Terlalu cepat dan terlambat panen akan memperngaruhi produktifitas hasil panen. Beberapa kesalahan waktu panen antara lain : 1. Terlambat panen Terlambat panen adalah waktu dimana panen yang dilakukab mundur dari waktu yang telah ditentukan. Hal ini menyebabkan hasil panen tidak bisa maksimal. Akibat dari keterlambatan panen antara lain biji akan rontok , biji akan mudah pecah saat proses perontokan dan biji memiliki kemungkinan terserang hama. 2. Panen sebelum matang Panen sebelum matang adalah wattu dimana panen dilakukan sebelum waktu yang telah ditentukan. Panen sebelum matang dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah karena pada lahan disekitarnya telah terserang hama maka pada lahan tersebut harus juga segera dipanen agar hama tidak terserang hama juga. Akibat dari panen sebelum matang adalah bulir atau biji masih dalam proses pengisian makanan sehingga belum terisi sepenuhnya, hal tersebut menyebabkan biji keriput, Pemilihan waktu panen yang pas sangat mempengaruhi benih yang dihasilkan nantinya, adapun tanda-tanda tanaman sudah siap panen adalah sebagai berikut : 1. Saat benih mencapai masak fisiologis Benih yang telah mencapai masak fisiologis ditandai oleh besar tekstur dari benih tersebut yang sudah padat. 2. Ketika jumlah benih matang sudah merata di seluruh tanaman yang ada di lahan 3. Hal tersebut dapat mengurangi kemunduran benih dan mengurangi kehilangan produksi akibat rontok. Adapun kriteria padi yang sudah siap panen antara lain 95% butir-butir padi dan daun bendera sudah menguning, tangkai merunduk karena butir-butir padi telah terisi penuh sehingga berat dan butir padi terasa keras ketika ditekan hal ini menunjukan butir padi sudah terisi penuh. Gambar 5. Padi sudah siap panen Suatu tanaman yang diambil benihnya juga dapat mengalami kegagalan panen yang diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain : 1. Serangan hama dan penyakit Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu penyebab gagl panen yang terjadi hampir diseluruh lahan pertanian. Pada tanaman padi hama dan penyakit yang sering menyebabkan gagal panen adalah wereng, penggerek batang dan penyakit kresek. Tingginya tingkat serangan hama dapat diakibatkan oleh keadaan iklim, teknik budidaya, dan juga aplikasi pestisida yang tidak bijaksana. Aplikasi pestisida yang dilakukan secara terus menerus dengan waktu yang sangat rapat akan mematikan musuh alami hama yang terdapat di lahan. Salah satu cara untuk mengatasi serangan hama adalah dengan menerapkan konsep PHT. Dalam konsep PHT, penggunaan pestisida baru dilakukan jika teknik yang dilakukan sebelumnya tidak menampakkan hasil yang baik. PHT lebih mengutamakan pengendalian dengan memanfaatkan ![](media/image6.jpg)musuh alami hama tersebut sehingga tidak merusak lingkungan. Gambar 6. Padi terserang hama Gambar 6. Padi terserang hama 2. Kekeringan Kekeringan merupakan faktor yang paling banyak menyekibatkan kegagalan panen. Kekringan akan menghentikan suplay air ke tanaman sehingga tanaman tersebut tidak bisa melakukan pertumbuhan dan pembuahan sehingga tanaman menjadi layu bahkan mati. Kekeringan tidak hanya terjadi pada musim kemarau saja melainkan akibat dari saluran irigasi yang rusak. Perlu adanya motitoring untuk mengawasi kelembaban tanan dan ketersediaan air disuatu lahan untuk mencegah terjadinya kekeringan yang mengakibatkan gagal panen pasa lahan pertanian. Gambar 7. Lahan mengalami kekeringan 3. Pola tanam yang tidak serempak Pola tanam juga mempengaruhi kegagalan panen. Apabila pada saat menanam tidak serempak antara satu lahan dengan yang baik maka serangan hama di daerah tersebut tidak akan terputus. Apabila ada salah satu lahan yang sudah panen maka hama akan berpindah ke lahan lain yang belum di panen. 4. Kurang perawatan terhadap tanaman Perawatan tanaman sangatlah penting dilakukan untuk mengetahui apabila terjadi serangan hama ataupun kekeringan sehingga bisa melakukan tindakan selanjutnya apabila terjadi masalah pada tanaman yang ditanam oleh petani tesebut. PENGOLAHAN BENIH Manfaat pengolahan benih : 1. Sebagai jaminan bagi peneliti dan produsen benih untuk menciptakan varietas unggul. 2. Untuk kepuasan bagi pemakai benih dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. 3. Kelegaan pemerintah dan masyarakat dengan terciptanya benih varietas unggul, meningkatkan produk pertanian. **A. Pembersihan Benih** **1. Pemungutan/Pengumpulan Benih** Kegiatan pemungutan benih tidak kalah pentingnya dengan pemilihan sumber benih, karena bila pemungutan benih dilakukan dengan tidak benar maka akan diperoleh benih dengan mutu yang jelek. Semua usaha yang dilakukan untuk mencari sumber benih yang baik akan percuma bila pengumpulan benih tidak dilakukan dengan cara yang benar. Untuk itu perlu juga adanya suatu regu khusus untuk pengambilan benih karena pekerja kontrak biasanya kurang memperhatikan mutu benih mereka hanya melihat jumlahnya saja. Berikut ini diterangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam kegiatan pengumpulan benih. a.       Yang perlu dilakukan sebelum benih dikumpulkan ·         Menentukan waktu pengumpulan benih. Setiap jenis pohon memiliki masa berbuah tertentu untuk itu mengetahui masa berbunga atau berbuah perlu dilakukan sehingga waktu panen yang tepat dapat ditentukan dengan tepat pula. Tanda-tanda buah masak perlu diketahui sehingga buah yang dipetik cukup masak (masak fisiologis) ·         Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pengumpulan benih b.      Cara pengumpulan benih ·         Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah : Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah seringkali mutunya tidak sebaik yang dikumpulkan langsung dari pohon, benih akan hilang daya kecambahnya jika terkena sinar matahari (benih yang rekalsitran), benih akan terserang hama/penyakit dan benih yang berkecambah. ·         Benih yang dikumpulkan langsung dari pohon : Pengambilan dengan cara ini yaitu, benih yang sudah masak dipetik langsung dengan bantuan galah/tangga, cabang yang jauh dapat ditarik dengan tali/kait kayu.  Pengambilan juga dapat dilakukan dengan cara diguncang. Pengambilan dengan cara ini dapat menggunakan terpal/ plastik untuk menampung benih yang jatuh. Mutu benih yang dikumpulkan dengan cara ini sangat baik, karena dapat memilih buah yang betul-betul matang. Setelah benih dikumpulkan dimasukkan kedalam wadah untuk dibawah ketempat pengolahan. c.       Beri label identitas Setiap wadah berisi buah / polong harus diberi label agar identitas benih tetap diketahui. d.      Penyimpanan sementara Bila tidak mungkin untuk untuk langsung mengekstrasi biji, simpanlah wadah yang berisi buah/polong ditempat yang kering dan dingin dengan ventilasi udara yang baik. Jangan meletakkan wadah langsung dilantai, tetapi beri alas kayu sehingga memungkinkan peredaran udara dibawah wadahya, dengan demikian bagian bawahnya tidak lembab. **2. Penanganan Benih Setelah Dikumpulkan** Penanganan benih harus dilakukan dengan baik, agar mutu benih dapat dipertahankan. Kegiatan penanganan benih meliputi : Sortasi buah/polong, ekstrasi benih, pembersihan benih, sortasi benih, pengeringan benih. ·       Sortasi buah/ polong : Sortasi buah/ polong merupakan kegiatan pemisahan buah/polong yang susah masak dari yang belum/kurang masak, kemudian dimasukkan kedalam wadah yang terpisah. ·       Ekstrasi benih : Ekstrasi benih adalah proses pengeluaran benih dari buahnya/polongnya. Cara ekstrasi berbeda-beda tergantung dari jenis pohon, dapat dilakukan dengan bantuan alat dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan benih. o   Benih dari buah berdaging : Buah yang berdaging dibuang pericarp buahnya dengan cara merendam buah tersebut dalam air, sehingga daging buahnya mengembang sedang bijinya mengendap. o   Benih dari buah kering : Benih dijemur dipanas matahari, contohnya : polong-polongan dari Leguminoceae, kerucut dari Coniferae, capsule dari Eucaliptus, dsb. Sehingga terbuka. ·        Pembersihan dan sortasi benih : Benih yang sudah diekstrasi masih mengandung kotoran berupa sekam, sisa polong, ranting, sisa sayap, daging buah, tanah dan benih yang rusak, harus dibuang untuk meningkatkan mutunya. Ada dua cara sederhana untuk membersihkan benih yaitu: - Cara sederhana  : manual dengan tampi/nyiru atau menggunakan saringan. - Cara mekanis : menggunakan alat peniup benih (seed blower) setelah pembersihan  jika dirasa perlu dilakukan sortasi benih untuk memilih benih sesuai dengan ukuran. ![Mesin%20Pembersih%2001](media/image8.jpeg) **Gambar *Air Screen Cleaner* (Kartasapoetra 1986)** 1. Pengeringan **Pengeringan** menguapkan kandungan air dari permukaan bahan oleh media pengering yg biasanya berupa panas Atau proses pengambilan / penurunan KA sampai batas tertentu memperlambat laju kerusakan biji-bijian akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum bahan diolah (digunakan) Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air benih sehingga benih aman untuk diproses lebih lanjut terhindar dari kerusakan dan tidak berkecambah dalam penyimpanan. Kadar air benih mempengaruhi viabilitas benih. Kadar air benih tinggi : laju respirasi tinggi sehingga cadangan makanan dan energy cepat habis peka terhadap kerusakan oleh suhu tinggi peka terhadap serangan hama dan penyakit. Kadar air benih rendah beberapa benih tidak dapat berkecambah (mati). Pengaruh kadar air terhadap aktivitas benik KA benih proses \> 45%. Proses perkecambahan berlangsung \> 18% kadar air aman untuk penyimpanan beberapa jenis benih sedikit atau tidak ada aktivitas insekta 4-8 % aman untuk penyimpanan tertutup. Jenis benih berkaitan dengan pengeringan benih. - Benih ortodoks : benih yang tahan terhadap pengeringan atau tahan disimpan dalam kadar air benih rendah dan suhu rendah - Benih rekalsitran benih yang tidak tahan terhadap pengeringan atau tidak tahan simpan dengan kadar air benih rendah dan suhu rendah. - **Dasar pengeringan** adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan **Faktor-faktor yg mempengaruhi :** - **kelompok** **pertama** *suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering & kelembaban udara*. - **kelompok kedua** *ukuran bahan, kadar air awal dan tekanan parsial di dalam bahan*. **Secara umum pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara;** 1. **Pengeringan alami (penjemuran)** **mempunyai kelemahan :** a\) tergantung cuaca, b\) sukar dikontrol, c\) memerlukan tempat penjemuran yg luas, d\) mudah terkontaminasi, dan e\) memerlukan waktu lama **2. Pengeringan buatan (mekanis).** **keuntungan diantaranya** : a\) tidak tergantung cuaca, b\) kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai keperluan, c\) tidak memerlukan tempat yang luas, serta d\) kondisi pengeringan dapat dikontrol. **Keuntungan lain pengeringan mekanis henderson & perry, (1966)** **a) pemanenan dapat dilakukan lebih awal sehingga susut di lapang dapat ditekan,** **b) perencanaan waktu panen memungkinkan pemakaian tenaga kerja lebih efisien,** **c) masa simpan lebih lama,** **d) harga lebih tinggi beberapa bulan setelah panen** **e) viabilitas benih lebih terjamin,** **f) hasil kering lebih seragam,** **g) limbah dapat dikonversi menjadi bahan yang berguna** **h) nilai ekonomis lebih tinggi** **Pengeringan secara umum menurut esmay dan soemangat (1973)** a.Cara pengeringan dengan **SUHU SANGAT RENDAH** (*ultra low temperature* *drying system*). b.Cara pengeringan dengan **SUHU RENDAH** (*low temperature drying system*) c.Cara pengeringan dengan **SUHU TINGGI** (*high temperature drying system*) d.Cara pengeringan dengan **SUHU SANGAT TINGGI** (*ultra high temperature* *drying system*) **Kondisi pengeringan aman :** - **Pada umumnya penambahan panas secara bertahap sebesar 5^o^C dapat menurunkan KA benih 5%/jam untuk benih dengan KA 20%, dan 2 - 3%/jam bagi benih (ber KA 12% - 16%)** - **Kelembaban nisbi waktu pengeringan** **20%.** - **Suhu yang tidak membahayakan sekitar 45 derajat C.** **Winarno** (1984) jumlah kandungan air pada bahan hasil pertanian akan mempengaruhi daya tahan bahan tersebut terhadap serangan mikroba, dinyatakan *"**Water Activity**"* (**Aw**). Yang dimaksud dengan "**WATER ACTIVITY**" jumlah air bebas bahan yang dapat dipergunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Besarnya aktivitas air (Aw ) dapat dihitung dengan menggunakan salah satu rumus berikut ini. **Aw = P/Po = E.R.H./100** **Keterangan :** Aw = Aktivitas air E.R.H = Kelembaban nisbi yang seimbang. P = Tekanan parsial uap air dari bahan Po = Tekanan jenuh uap air pada suhu yang sama **Tabel 1. Aw minimal untuk pertumbuhan beberapa jenis bakteri** **Kandungan air bahan** 1. **Air Bebas (*free water*)** 12 % sampai 25% Pada permukaan bahan, dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba, dijadikan media reaksi-reaksi kimiawi. 2. **Air Yang Terikat Secara Fisik** Untuk menguapkannya harus dibantu dengan jalan merusak struktur jaringan penyusun bahan tersebut, misalnya dengan jalan penghancuran **a.Air terikat menurut sistem kapiler** **b.Air absorpsi** **c.Air yang terkurung** 3. **Air Yang Terikat Secara Kimia** 3% sampai 7%. Dibutuhkan enerji yang besar. Pertumbuhan mikroba dan reaksi pencoklatan (browning), hidrolisis atau oksidasi lemak dapat dikurangi. NaCl. x H~2~O, CuSO~4~ x H~2~O, Air terikat dalam ***sistem dispersi koloidal*** Berdasarkan ***cara penggunaan udara & panas***, earle (1969), - **Pengeringan udara** - **Pengeringan hampa udara** - **Pengeringan beku** 2. Pembersihan - **Pembersihan benih** secara mekanik diartikan memisahkan benih dari benih tanaman sejenis varietas lain, benih-benih tanaman lain, biji‑bijian herba, kotoran kotoran; benih‑benih sejenis yang belum matang, pecah kulit atau cacad, deteriorasi, rusak karena insekta/penyakit; - **Pengelompokkan** besar, bentuk, struktur, warna, dan berat jenis benih - **Tujuannya :** menghindari penurunan viabilitas, moulding dan mati KARTASAPUTRA, (1986), tujuan akhir perlakuan benih untuk memperoleh *maximum pure live seed percentage* atau persentase maksimum benih murni hidup dengan kegiatan meliputi: - ***Cleaning*** membersihkan benih dari segala kotoran dan campuran-campuran - ***Grading*** pemisahan benih atas dasar ukuran, warna dan strukturnya - ***Seed treatment*** perlakuan untuk pencegahan dan perlidungan dari hama penyakit, serta perbaikan struktur dan fisiologis benih. **Pembersihan Benih (Cleaning)** - Secara tradisional, - Pembersihan dengan mesin **Mengelompokkan Atau Mengatur Kualitas Benih** - Pengelompokan atas dasar panjang benih - Pengelompokan atas dasar lebar dan tebal benih - Pengelompokan benih atas dasar tekstur permukaan benih (*Surface texture separation*) - Pengelompokan benih atas dasar gravitas tertentu (*Specific gravity separator*) - Pengelompokan benih atas dasar perbedaan wama benih (Colour Separator). Secara tradisional **Alat bantu *tampah* (penampi);** - **membersihkan benda ringan,** - **membersihkan benda atau kotoran serta benih agak berat,** - **membersihkan benda atau kotoran yang lebih berat/besar,** - **serba terbatas kapasitas maupun keberhasilannya.** - ***kemurnian benih* kurang terjamin, walaupun dilakukan dengan penuh ketelitian.** **Pembersihan dengan mesin :** - Scalping : tertuju pada material kasar - Hulling : tertuju pada bagian -- bagian yang melengket - Shelling : tertuju pada pengelupasan kotoran yang ada di permukaan benih/kulit 07%20%20Pengering%20Tipe%20Bak%20Thin%20Layer Gambar 16 : Pengering tipe bak (Thin layer) (Taib dkk, 1987) Keterangan : A= kipas B= udara panas C= plenum chamber D= biji-bijian E= udara dan uap air keluar ![](media/image10.jpeg) Gambar 18 : Pengering hampa udara (Taib dkk, 1987) Keterangan : A= kondensat E= uap B= tempat masuk udara F= penghisap uap air C= tempat keluar udara D= isolasi 3. Perlakuan benih **Perlindungan : melindungi benih dari hama penyakit sewaktu ditanam di lapang** **Pelengkelan : membentuk benih agar seragam, memberi pupuk atau bacteri rhizobium** **Katagori perlakuan berdasarkan sifat dasar dan tujuan :** **1. Disinfeksi benih** **2. Disinfestasi benih** **3. Proteksi benih** **Tujuan perlindungan benih :** - kualitas benih dapat mempertahankan kemampuan berkecambah & tetap memiliki viabilitas tinggi sehingga dapat memuaskan harapan konsumen sebagai tanaman yang terjamin produknya - agar benih dapat dicegah dan dilindungi dari serangan hama penyakit, baik pada bibit atau pada saat ditanam dilapang. - inokulum yang berada didalam atau di permukaan benih dapat terbunuh secara langsung atau pada waktu kemudian pada saat perkecambahan. - dapat melindungi benih dari serangan mikro organisme yang berada dalam tanah **Cara perlakuan benih** - **Dengan zat kimia (Hg dan Cu)** **sangat toksik terhadap manusia maupun tumbuhan** **diganti chloranil, dchlone, thiram, captan** - **Perlakuan air panas** - **Mencegah adanya infeksi dalam pertanaman,** - **Pemeliharaan tanaman yang sehat** - **Mengadakan pertanaman di daerah yang bebas hama penyakit** - **Mengatur waktu penyimpanan** **Sifat fungisida digolongkan kedalam :** - **Disinfektan benih**: menghancurkan jamur yang telah menginfeksi benih dan telah menetap dalam kulit dan jaringan. - **Disinfestan benih**: menghilangkan spora atau bentuk lain kontaminasi jasad patogen pada permukaan benih. Digunakan dalam bentuk debu atau slurry tembaga sulfat. - **Protektan** benih: melindungi menyelimuti benih/kecambah dari suatu fungi atau jasad dalam tanah **Kegiatan khusus lain pd perlakuan benih :** - Penghilangan bulu‑bulu pada benih, - Pemisahan benih dari penghalangnya, - Pelengkelan dan - Inokulasi & Pelengkelan benih (dengan bakteri pembentuk bintil akar) - Memecahkan dormasi benih Benih berbulu sulit/tidak berkecambah pada tanah kandungan airnya rendah,. Cara menghilangkan bulu : - cara mekanis (pemotongan‑pemotongan bulu hingga bersih); - cara fisis, melakukan penghangusan memanfaatkan butane burner (sejenis lampu yang menyala); - cara kimiawi, dengan pengaruh dari HCl atau H~2~S0~4~ yang dialirkan ke masa benih, reaksinya dapat merontokkan bulu‑bulu tersebut. **Cara inokulasi dan pelengkelan pada benih :** - Pelengkelan membentuk benih agar homogen, memberi pupuk, atau bakteri rhizobium untuk mendorong pertumbuhan bibit. - Bakteri pembentuk bintil akar biasanya sangat diperlukan oleh tanam‑tanaman tertentu (leguminosa) untuk membantunya dalam flksasi N dari udara. - dilakukan inokulasi bakteri pada benih tanaman yang memerlukan, misaInya pada benih tanaman kedelai kedelai yang subur dapat memberikan peningkatan hasil. - Perlakuan yang tidak tepat keracunan dormansi sekunder - Bahan lengkel dapat berpengaruh negatif pada viabilitas **Mengatasi dormansi benih dengan cara :** - **pemarutan / penggoresan (skarifikasi, *scarification*),** - **melemaskan / melepuhkan kulit benih** **direndam secara periodik, benih ditempatkan dalam air yang mengalir;** - **perusakan strophiole benih yang menyumbat tempat masuknya air ke dalam benih** **mengguncang-guncang benih dalam botol secara periodik.** - **stratifikasi benih dengan suhu rendah (*cold stratification*) atau suhu tinggi (*warm stratification*), selama bbrp hari / minggu / bulan** **aktif kembali (dapat membantu zat tumbuh),** - **suhu tinggi digunakan apabila penyebab dormansi adalah embrio yang belum sempurna;** - **perubahan suhu (alternating)** **teknik pergantian suhu, rendah (5^0^C ‑ 10^0^C) tgt jenis benih atau ditinggikan (20^0^C ‑ 30^0^C, 25^0^C ‑ 35^0^ C), penggunaan suhu yang lebih tinggi dapat dilakukan selama 8 jam, sedang penggunaan suhu lebih rendah dapat 16 jam.** **Penggunaan zat kimia dalam perangsangan perkecambahan benih :** - **KNO~3~ sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penyerapan O~2~;** - **Memulihkan kembali vigor benih yang telah menurun, yaitu dengan penambahan *giberrelin* (GA)** - **Penggunaan *cytokinine* serta 2,4 D adalah juga dalam mengatasi masalah dormansi ini.** 4. Penyimpanan Tujuan : - Mengawetkan bahan tanam dari satu musim ke musim berikutnya. Viabilitas benih dapat diperpanjang, bila benih disimpan pada kondisi yang terlindung dari panas, dari uap air dan oksigen. - Menghadapi masa-masa sulit produksi benihnya dengan menimbun persediaan kelompok benih yang disukai. - Pelestarian plasmanutfah kultivar benih dalam jumlah kecil dan dalam jangka waktu yang panjang. **Faktor-faktor yg mempengaruhi umur simpan :** - **Pengaruh genetik** - **Pengaruh kondisi sebelum panen** - **Pengaruh struktur & komposisi benih** - **Dormansi benih** - **Kerusakan mekanik** - **Vigor** 1. **Pengaruh genetik** Pada kondisi penyimpanan yang sama untuk masing-masing jenis tanaman memiliki masa hidup benih yang berbeda-beda. Famili Leguminosae yang spesies anggotanya banyak dikenal memproduksi benih keras. Benih tanaman yang bernilai ekonomis tinggi tetapi masa simpannya pendek adalah selada, bawang, dan kacang tanah. 2. **Pengaruh kondisi sebelum panen** Faktor lingkungan sebelum panen dapat mempengaruhi kualitas benih dan daya simpannya. Benih yang belum masak komposisi kimiawinya belum seimbang, atau benih mudah rusak mekanis sehingga mudah dimasuki mikroorganisma penyimpanan tidak akan bertahan selama di penyimpanan. Faktor lingkungan sebelum panen yang paling berpengaruh terhadap viabilitas dan daya simpan benih adalah iklim, terutama pengaruh dari perubahan musim. Terdapat korelasi positif antara keadaan cuaca selama pemasakan dan pemanenan benih barley, oats dan gandum dengan waktu yang dibutuhkan benih menjadi mundur hingga berdaya kecambah dibawah 80% atau dibawah 50%. 3. **Pengaruh struktur dan komposisi benih :** - **Sekam berpengaruh menghambat pertumbuhan cendawan, krn sekam dapat meningkatkan masa hidup benih sereal, adanya sekam pertumbuhan cendawan selama penyimpanan menjadi tertekan** - **Ukuran, susunan lapisan penting, dan komposisi benih merupakan faktor yang mempunyai andil terhadap terjadinya perusakan** - **Benih dengan kotiledon besar dan letak embrionya tidak begitu terlindung kurang tahan terhadap benturan** - **Benih bulat biasanya lebih terlindung dari pelukaan dibanding dengan benih pipih atau benih yang memiliki bentuk tak beraturan.** 4. **Dormansi benih** - **Pengaruh dormansi terhadap penyimpanan benih** **Dormansi pada beberapa spesies tanaman dapat menghilang, bila disimpan selama beberapa bulan pada kondisi suhu dan kelembaban nisbi lingkungan terkendali, asal saja suhunya berada diatas suhu titik beku. Petunjuk yang ada belum cukup untuk memperlihatkan hubungan positif antara dormansi dengan masa hidup benih. Benih dorman mengalami perubahan-perubahan, beberapa diantaranya perubahannya menyebabkan pematahan dormansi atau kebalikannya, benih non dorman menjadi dorman sewaktu disimpan.** - **Benih keras** **Jenis legum yang dibudidayakan di Amerika Serikat bisa menghasilkan benih impermeable dengan kadar yang berbeda-beda kecuali kacang tanah. Beberapa jenis tanaman, benih keras impermeable mempunyai masa hidup yang lebih lama dibanding dengan benih permeable. Benih keras impermeable yang berkecambah pada waktu yang tidak dapat ditentukan, dipandang mempunyai nilai tanam yang rendah** - **Kemasakan benih** **Kemasakan benih merupakan saat dimana bobot kering maksimum benih tercapai. Pada beberapa jenis tanaman, jangka waktu mulai dari masa pembungaan hingga menghasilkan benih kemudian menjadi masak, berlangsung selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, sehingga penting untuk diketahui kapan saat panen yang tepat. Benih yang sehat, padat dan masak biasanya lebih awet disimpan dibandingkan dengan benih yang belum masak. Hubungan antara tingkat kemasakan benih dengan daya kecambah laboratoris, vigor, daya kecambah di lapang atau hasil panennya secara tidak langsung juga menunjukkan hubungannya dengan penyimpanan dan masa hidup benih** - **Ukuran benih :** **Keunggulan benih berat dan masak terhadap benih ringan dan belum masak melalui uji daya kecambah, vigor dan panennya, telah banyak dilakukan. Ukuran benih sedikit banyak ditentukan oleh kemasakan benihnya. Hasil penelitian mendukung pendapat bahwa kelemahan-kelemahan yang terdapat pada benih belum masak juga terdapat pada benih kecil.** 5. **Kadar air benih dan kerusakan mekanik :** **Kadar air benih selama penyimpanan merupakan faktor yang mempengaruhi masa hidupnya. Kerusakan yang terjadi pada benih atau biji-bijian meningkat dengan semakin meluasnya penggunaan mesin-mesin pemanen. Kadar air benih terlalu kering dapat membahayakan benihnya. Benih sangat kering sangat peka terhadap kerusakan mekanis serta pelukaan sampingan lainnya. Pelukaan pada organ-organ penting benih, pada beberapa bagian embrio misalnya, menjadi lebih parah dengan semakin lamanya benih disimpan dibanding pada pelukaan yang terjadi pada jaringan selain embrio. Umumnya kultivar benih berwarna lebih tahan terhadap pelukaan mekanis dibanding dengan kultivar benih berwarna putih.** 6. **Vigor** **Vigor benih sewaktu disimpan merupakan faktor penting yang mempengaruhi umur simpannya. Benih yang baru dan masih vigor mempunyai daya simpan yang lebih lama dibanding dengan lot benih yang lebih tua yang mungkin sedang mengalami proses kemunduran secara cepat. Laju kemunduran vigor dan viabilitas benih tergantung pada beberapa faktor, diantaranya faktor genetik dari spesies atau kultivarnya, kondisi benih, kondisi penyimpanan, keseragaman lot benih serta cendawan gudang (bila kondisi penyimpanannya memungkinkan pertumbuhannya).** **Pengaruh lingkungan penyimpanan terhadap masa simpan benih** A. **Suhu** **Pada kisaran suhu tertentu, umur penyimpanan benih sayuran, bunga-bungaan dan tanaman pangan menurun dengan meningkatnya suhu, kecuali pada benih-benih tertentu yang biasanya berumur pendek. Setiap kenaikan suhu penyimpanan sebesar 5^o^C dan setiap kenaikan 1% kadar air benih, maka masa hidup benihnya diperpendek setengahnya. Harrington mengingatkan; berdasarkan pengetahuan masa kini, kaidah pertama tidak boleh digunakan untuk suhu penyimpanan dibawah 0^o^ atau diatas 50^o^C. Secara umum, viabilitas dan vigor benih menurun sejalan dengan meningkatnya suhu, dan semakin lamanya benih terkena suhu tinggi, serta dengan meningkatnya kandungan air benih.** **Menyimpan benih pada suhu --20^o^C selama 36 jam, White (1909) mendapatkan bahwa benih apel, rami, lobelia, peterseli mengalami pelukaan yang berat. Sedangkan benih kacang buncis, mostar, kacang polong, lobak, bunga matahari dan turnip mengalami pelukaan yang ringan; dan benih *Cress* dan *Ricinus camogdensis* tidak mengalami pelukaan. Kematian benih jagung akibat terkena suhu dingin, tergantung pada kadar air butirannya serta lamanya pengenaan pada suhu rendah. Benih belum masak yang biasanya berkadar air lebih tinggi lebih peka terhadap luka pendinginan dibandingkan dengan benih masak.** B. **Kandungan air benih dan kelembaban nisbi** **Ketebalan, struktur dan komposisi kimia kulit benih mempengaruhi laju penyerapan dan penahanan uap air oleh benih. Protein yang paling higroskopis (mudah menyerap dan menahan uap air), karbohidrat agak kurang higroskopis, sedangkan lipida bersifat hidrofobis (daya tarik terhadap air rendah). Jadi benih yang mengandung karbohidrat, protein atau keduanya, dalam jumlah yang relatif tinggi (padi atau serealia lainnya dan kedelai) KA nya dapat mencapai sekitar 13 - 15% pada suhu 25^o^C & kelembaban nisbi 75%. Benih rami dan kacang tanah, yang kandungan minyaknya tinggi pada suhu dan kelembaban nisbi yang sama, KA** **sekitar 9 hingga 11% (Barton, 1941).** C. **Hubungan antara suhu, kandungan air benih dan masa simpan** D. **Penyimpanan sistem hampa udara dan komposisi gas yang diatur** **Semakin tinggi kadar oksigen lingkungan penyimpanan, maka semakin cepat viabilitas benih barley menurun (Roberts dan Abdalla, 1968). Viabilitas benih *Primula sinensis* yang disimpan tertutup dalam gas CO~2~ hanya menurun 30% selama tujuh tahun. Dalam jangka waktu yang sama benih yang disimpan terbuka benar-benar telah kehilangan viabilitasnya. Benih kedelai yang disimpan terbuka selama 6 tahun kehilangan viabilitasnya. Sedangkan benih yang disimpan tertutup di udara tanpa oksigen berdaya kecambah 92%, yang disimpan pada hampa udara, berviabilitas 100%. Benih kapas berkadar air rendah (7%) mampu mempertahankan viabilitas awalnya jika disimpan tertutup dalam udara biasa, oksigen, karbondioksida atau nitrogen pada suhu 21^o^ dan 32^o^C (Simpson, 1953). Pengaruh buruk menyimpan dengan oksigen, lebih jelas pada kadar air benih yang lebih tinggi.** E. **Cahaya** F. **Respirasi dan pemasakan** **Benih yang disimpan tertutup dalam CO~2~ dapat disimpan lebih lama dibanding dengan benih serupa yg disimpan dalam udara biasa. Penyimpanan dalam hampa udara atau gas tertentu bermanfaat bagi beberapa jenis benih. Respirasi pada satu sistem yang tertutup** **akumulasi CO~2~ dapat menghambat proses respirasi (Crocker dan Borton, 1953). Pada kondisi penyimpanan yang lembab, peningkatan panas hasil respirasi dapat menimbulkan banyak kerusakan pada benih simpan. Hal ini Biasanya terjadi pada benih baru saja dipanen (berkadar air tinggi) (De Witt - dkk., 1962). Metode yang paling efektif untuk menekan respirasi benih simpan ke tingkat yang rendah adalah menjaga agar benih tetap kering. Benih dikeringkan hingga berkadar air aman untuk penyimpanan, lalu disimpan pada lingkungan yang berkelembaban nisbi rendah.** **Banyak pertimbangan untuk tempat penyimpanan benih antara lain :** - **Kegunaan** - **Macam bangunan penyimpanan** - **Bangunan penyimpan dgn lingkungan udara terkendali** - **Vigor benih** - **Kadar air benih** - **Identifikasi hama & penyakit** - **Kelembaban nisbi & temperatur** - **Daya simpan benih** **Program pengendalian insekta pada tempat penyimpanan benih :** 1. **Kendalikan sumber infeksi dengan sanitasi yang baik di luar/dalam tempat penyimpanan** 2. **Panen dgn segera & keringkan secara buatan bila perlu** 3. **Fumigasi dgn bahan yg aman** **fotoksin** 4. **Campur benih dengan zat pelindung berbentuk debu atau slurry** 5. **Menggunakan wadah yang tahan insekta** **KESIMPULAN** Pemanenan adalah suatu proses pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang menggunakan teknologi modern maupun tradisional dengan tahap pemotongan dan perontokan di waktu yang tepat sebagai akhir dari kegiatan di sebuah ladang.Sedangkan Pengelolaan Benih merupakan kegiatan terhadap benih untuk meningkatkan dan mempertahankan viabilitas benih sampai siap tanam dengan memperhatikan proses proses perkembangan benih , pemanenan dan perontokan, pengeringan, pembersihan , perlakuan , pengepakan dan penyimpanan. PUSTAKA Mamenun, dkk. 2019. Analisis Karateristik Kekeringan Lahan Padi Sawah di Wilayah Utara Provinsi Jawa Barat. *Jurnal Tanah dan Iklim*. 43(1):57-71. Heviyanti, Maria, dkk. 2016. Keanekaragaman Predator serangga Hama Pada Tanaman Padi Sawah (*Oryzae sativa*, L.) di Desa Paya Rahat Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang. *AGROSAMUDRA*. 3(2):28-37. http://tugasdanlaporan.blogspot.com/2014/05/laporan-pengujian-benih.html DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana ciri-ciri tanaman padi yang sudah siap panen? 2. Apa saja faktor yang menyebabkan gagal panen sehingga petani gagal dalam produksi benih padi? 3. Apa yang sebaiknya petani lakukan untuk menjaga kualitas padi sebelum dilakukan perontokan? 4. Bagaimanakah cara mengetahui waktu yang pas saat panen agar tidak terjadi terlambat panen? 5. Apakah dampak dari terlambat pemanenan dan panen sebelum matang? 6. **Bagaimana cara menjaga kemurnian benih ?** 7. **Apa pengaruh terhadap benih apabila tempat penyimpanan benih tidak sesuai kriteria layak?** 8. **Berapa kadar air pada benih agar benih bisa bertahan lama ?** 9. **Seberapa penting proses pengeringan pada benih sebelum disimpan ?** 10. **Bagaimana cara pengeringan yang baik dan efisien untuk benih ?**

Tags

crop science harvesting seed processing agriculture
Use Quizgecko on...
Browser
Browser