Sejarah Peradaban Islam di Asia Tenggara PDF
Document Details
Uploaded by PremierWatermelonTourmaline
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
2024
Moh. Abid Ramdhan, Luqman Sadza Lil Kasyfi, Dhea Faiqotul Ulya, Leilani Trixian Karimah, Alya Nabila Humaira, Afifah Nur Royyan Musaini
Tags
Summary
This document is a student-written research paper on the history of Islamic Civilization in Southeast Asia. It covers topics such as the introduction of Islam and the formation of Islamic kingdoms in the region.
Full Transcript
**Sejarah Peradaban Islam Sejarah islam di asia tenggara** Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dosen Bapak Abdul Lathief Anshori, M.Pd.I Disusun oleh : Moh. Abid Ramdhan (240401110195) Luqman Sadza Lil Kasyfi (240401110203) Dhea Faiqotul Ulya (240101110206) Leilani T...
**Sejarah Peradaban Islam Sejarah islam di asia tenggara** Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dosen Bapak Abdul Lathief Anshori, M.Pd.I Disusun oleh : Moh. Abid Ramdhan (240401110195) Luqman Sadza Lil Kasyfi (240401110203) Dhea Faiqotul Ulya (240101110206) Leilani Trixian Karimah (240401110207) Alya Nabila Humaira (240401110209) Afifah Nur Royyan Musaini (240401110211) UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2024 **DAFTAR ISI** **DAFTAR ISI 2** **BAB I PENDAHULUAN 3** **BAB II ISI 4** A. MASUKNYA ISLAM DI ASIA TENGGARA 4 B. PEMBENTUKAN KERAJAAN ISLAM 7 C. KEMAJUAN AGAMA ISLAM ASIA TENGGARA 8 D. MODERNISASI ISLAM ASIA TENGGARA 9 **BAB III PENUTUPAN 11** A. Kesimpulan 11 **DAFTAR PUSTAKA 12** **BAB I** **PENDAHULUAN** Asia Tenggara terdiri dari beberapa negara yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Indonesia, Burma, Singapura, Filipina, Laos, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Timor Leste. Asia Tenggara merupakan kawasan negara yang ditandai dengan berpulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Secara geografis Asia Tenggara terbagi atas dua bagian utama yaitu wiayah daratan (semenanjung) dan kepulauan. Cakupan kawasan daratan ialah Myanmar, Thaiand, Laos, Kamboja, dan Vietnam sementara cakupan kawasan kepulauan meliputi Indonesia, Filipina, Singapur, Brunei, Timor Leste, dan sebagian Malaysia. Sebagian besar negara kepulauan di Asia Tenggara termasuk dalam kategori negara agraris, yang mana perekonomian yang didominasi oleh pertanian dan agrikultur sehingga banyak yang menghasilkan berbagai tanaman dan rempah-rempah. Penduduk Asia Tenggara sangat heterogen, baik dari segi etnis hingga dari segi kepercayaan yang dianut. Mayoritas penduduk bermukim di daerah Asia Tenggara menganut agama islam dan budaya melayu, mulai dari Brunei, Malaysia, Bahkan Indonesia. Sementara itu, negara-negara di Semenanjung Indo- China cenderung mendapat pengaruh budaya dari Tiongkok, sehingga mayoritas penduduknya menganut Spiritual Buddha diantaranya Kamboja, Laos, Vietnam, Bahkan Myanmar. Sementara itu, minoritas muslim lainnya bisa didapatkan di Singapura, Thailand, juga Filipina. (Oktia & Seprina, 2024) **BAB II** **ISI** A. *Masuknya Islam di Asia Tenggara* Peradaban Islam di Asia Tenggara tergolong sebagai salah satu bukti bahwa Islam demikian kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat dikawasan ini. Halini salah satunya disebabkan proses masuknya Islam di kawasan Asia Tenggaraberbeda dengan proses masuknya Islam di kawasan lainnya yang disebarluaskanmelalui penaklulan Arab dan Turki. Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauandengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempatpersinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalinhubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yangdimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam padawarga sekitar pesisir. Dalam proses masuknya Islam di Asia Tenggara, ada beberapa jalur yangdigunakan. Jalur-jalur tersebut semua menyesuaikan dengan budaya timur yangmengedepankan keramahtamahan. Sehingga hal ini memudahkan Islam untukmasuk dan berkembang di kawasan ini. Berkaitan dengan hal ini maka Uka TjandraSasmita mengemukakan ada beberapa saluran masukya Islam ke Asia Tenggarayang berkembang ada enam, yaitu : a. Saluran Perdagangan Sejak abad ke-1, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka, telah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional karena posisinya yang menghubungkan negeri-negeri diAsia Timur Jauh, Asia Tenggara, dan Asia Barat. Kesibukan lalu-lintas perdagangankawasan laut Asia Tenggara hingga pada abad ke-7 hingga ke-16 itu, membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.Saluran Islamisasi melalui perdagangan menjadi salah satu penyebabkuatnya pengaruh peradaban Islam di Asia Tenggara. Hubungan dalam jalur perdagangan inilah yang menciptakan interaksi antara pedagang Islam dan penduduk asli di Asia Tenggara. Dari interaksi itu, kemudian muncul pengaruh yangkuat dari satu pihak pada pihak lainnya. Dalam hal ini, pihak yang memberikanpengaruh adalah para pedagang dan ulama dari Arab.Pengaruh inilah yang kemudian menjadikan pergeseran dalam system kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Jika sebelumnya di masa kerajaan berjaya,kepercayaan yang dominan di kalangan masyarakat adalah dinamisme. Namun dengan adanya pengaruh dari pedagang Islam, banyak masyarakat yang kemudian beralih menganut monotheisme.Salah satu kerajaan yang memiliki peran dalam penyebaran sejarahperadaban Islam di Asia Tenggara adalah Samudera Pasai. Kerajaan ini, hinggasejarah saat ini dipercaya sebagai kerajaan Islam pertama dan tertua di Indonesia,dan juga kawasan Asia Tenggara. Kerajaan yang berpusat di Aceh ini dipimpinseorang raja yang menganut Islam, yaitu Sultan Malikus Shaleh. b. Saluran Perkawinan Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yanglebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutamaputeri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung,daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawinioleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu.Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslimdengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati ataubangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yangterjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan GunungJati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyaiketurunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain. c. Saluran Tasawuf Ajaran Islam sampai ke Alam Melayu, sangat dipengaruhi oleh ajarantasawuf. Para sejahrawan menyatakan bahawa inilah yang menyebabkan Islammenarik kepada mereka di Asia Tenggara dan boleh dikatakan bahawa tasawufdengan ajaran dan amalannya menyebabkan berlakunya proses Islamisasi di AsiaTenggara. H. John ahli sejarah Australia itu menyatakan bahawa Islamisasi tersebutberlaku adanya dakwah yang cerdas dilakukan oleh para penyebar sufi yang datangbersama-sama dengan para pedagang muslim. Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yangbercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatanmenyembuhkan. Dengan tasawuf, "bentuk" Islam yang diajarkan kepada pendudukpribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnyamenganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Di antara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandungpersamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri diAceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti inimasih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini. d. Saluran Pendidikan Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupunpondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Dipesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikanagama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masingatau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yangdidirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri.Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkanAgama Islam. e. Saluran Kesenian Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukanwayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalammementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi iameminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian- kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dansebagainya), seni bangunan dan seni ukir. f. Saluran Politik Kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Disamping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demikepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan nonIslam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam. (Ahmad, 2013) Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di AsiaTenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentangpenerimaan Islam yang sebenarnya : 1\) Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka dibeberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yangkemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa lokal yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir.Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yangberusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh diwilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untukmelegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untukmelepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa. 2\) Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia.Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagaipedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa,perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayahpedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalambentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayahAsia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke AsiaTenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat. 3\) Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalanganelit pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagikebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, danbagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yanglebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadisemuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerahdengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagipenyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufipengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknyamerupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting. Tentang Penyebaran Islam di Asia Tenggara dan Indonesia Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, AsiaTenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasionalyang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu. B. *Pembentukan Kerajaan Islam* Islam masuk di Asia Tenggara sejak Abad VII didasarkan bukti arkiologis berupa batu nisan yang bertuliskan arab kufi dengan menyebut nama Ahmad bin Abu Ibrahim bin Abu Aradah alias Abu Kamil wafat pada hari Kamis 29 safar 431H ditemukan di jalur pelayaran dan perdagangan di Pharang, Campa Selatan, yang kini masuk daerah Vietnam. Batu nisan yang kedua, keadaannya sudah rusak dan tulisannya lebih mirip tulisan jawi (Arab-Melayu) yang isinya mengenai pembayaran pajak, utang-piutang dan tempat tinggal. Dari bukti arkiologis itu terlihat bahwa Islam telah datang di daerah Campa dan membentuk komunitas muslim. Peninggalan berupa batu nisan di temukan juga di pekuburan dekat jalan Resedensi Bandar Sri Begawan, yangmemuat tulisan seperti di Campa,pada nisan itu disebutkan nama seorang wanita yang bernama Makhdarah yang wafat pada tahun 440 H/1048 M. dan masih banyak lagi penemuan-penemuan yang lain. Kedatangan Islam sejak abad VIIdi beberapa daerah di Asia Tenggara dapat dikatakan baru pada tahap pembentukan komunitas muslim yang terdiri dari pedagang. Nanti pada Abad XIII sampai abad XVI, telah tampak kerajaan bercorak Islam yang merupakan hasildari penyebaran Islam. Hal itu terwujud setelah melalui dua tahap, yaitu: 1. Islam meghadapi masyarakat yang bercorak Hindu-Budha, anggota masyarakatnya masih memiliki struktur pemerintahan semacam desa atau kesatuan desa dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme. 2. muncul kerajaan Islam di Pelak pada tahun 25 H/847 Matau abad IX yangdiperintah oleh 8 Sultan.Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Amin Syah (125-1263 M.) terjadi pernikahan antara Putri Pelak dan Merah Seu yang terkenal dengan nama Sultan Malikus As-Sholeh,beliau lah yang mendirikan kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan tersebut tumbuh dan berkembang dan diterima oleh para ahli sejarah sebagai kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Dengan masuknya Islam di Asia Tenggara, bukan saja berpengaruh terhadap politik, tetapi juga dalam sosial, budaya dan ekonomi.Pengaruh masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara dalam bidang politik diwujudkan dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam atau kesultanan di Asia Tenggara.Pengaruh Islam di Sumatera Utara diwujudkan dalam kerajaan Samudera Pasai. Yang merupakan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara, khususnya Nusantara. Raja pertamanya adalah Sultan Malik Al-Sholeh (w.1297 M.). Kerajaan Samudera Pasai terhubung dengan kerajaan Malaka melalui para pedagang muslim dan juga disertai para muballig dan guru sufi, sehingga Bandar Malaka semakin ramai danraja Malaka Aramesywara memeluk agama Islam. Setelah memeluk agama Islam beliauberganti nama dengan gelar Sultan Iskandar Syah. Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, parapedagang, muballig, guru sufi dari negeri timur tengah dan India makin ramai mendatangai kota Bandar Malaka dan Samudera Pasia. Dari kedua Bandar ini, Islam di bawa ke Pattami dan tempat lainnya di semenanjung, seperti Pahang, Jo hor dan Perak. Pembawa Islam pertama ke Pattami adalah Syekh Said, seorang muballig dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattami, bernama Paya Tu Ngapu, yang sedang sakit parah. Setelah masuk Islam Paya mendapat gelar Sultan Ismail Syah Zilullah fi al-Alam.Kesultanan Malaka merupakan pusat perdagangan internasional antar barat dan timur, pelabuhan transit, serta pintu gerbang bagi kerajaan di Nusantara. (Herawati, 2018) **C.** *Kemajuan Agama Islam Asia Tenggara* Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand membangun beberapa kanal dan system perairan di Krung Theyp Mahanakhon (sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok). Beberapa keluarga muslim bahkan mampu menggalang dana dan mendirikan masjid sebagai sarana ibadah, sebuah masjid yang didirikan pada tahun 1949 oleh warga Indonesia dan komunitas muslim asli Thailand. Tanah wakaf masjid ini adalah milik almarhum Haji Saleh, seorang warga Indonesia yang bekerja di Bangkok. Islam sudah ada di daerah yang sekarang menjadi bagian Thailand Selatan sejak awal mula penyebaran Islam dari jazirah Arab. Meski tidak diketahui secara pasti daerah mana yang lebih dulu didatangi oleh utusan dakwah dari Arab, akan tetapi secara historis, Islam sudah menyebar di beberapa kawasan Asia Tenggara sejak lama, di Malakka, Aceh (Nusantara), serta Malayan Peninsula termasuk daerah Melayu yang ada di daerah Siam (Thailand). Secara garis besar, masyarakat muslim Thailand dibedakan menjadi 2: masyarakat muslim imigran (pendatang) yang berlokasi di kota Bangkok dan Chiang Mai (Thailand tengah dan utara), dan masyarakat muslim penduduk asli, yang berada di Pattani (Thailand selatan). Pemerintah juga membolehkan warga muslim Thailand menyelenggarakan pendidikan Islam. Kesempatan ini tidak dilewatkan begitu saja oleh umat Islam untuk mengembangkan pendidikan Islam di sana. Proses pendidikan Islam di Thailand sudah mengalami perkembangan dan kemajuan. Hal itu bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh beberapa lembaga Islam, seperti pengajian bapak-bapak dan ibuibu, TPA/TKA dan kajian mingguan mahasiswa. Masyarakat dan pelajar muslim Indonesia juga mengadakan silaturrahim bulanan dalam forum pengajian Ngaji- Khun, yang dilaksanakan di berbagai wilayah di Thailand. Pemerintah Thailand juga membantu penerjemahan al-Quran ke dalam bahasa Thai, serta membolehkan warga muslim mendirikan masjid dan sekolah muslim. Kurang lebih tercatat lebih dari 2000 masjid dan 200 sekolah muslim di Thailand. Umat Islam di Thailand bebas mengadakan pendidikan dan acara-acara keagamaan. Tidak hanya itu saja, program pengembangan pendidikan Islam di Thailand juga sudah mencapai level yang lebih luas, tidak sekedar bersifat nasional dan regional. Sejarah Perkembangan Islam di Brunai Darussalam Islam mulai berkembang dengan pesat di Kesultanan Brunai sejak Syarif Ali diangkat menjadi Sultan ke-3 Brunai pada tahun 1425. Kemajuan dan perkembangan Islam semakin nyata pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah (sultan ke-5) yang wilayahnya meliputi Suluk, Selandung, Kepulauan Sulu, Kepulauan Balabac, Pulau Banggi, Pulau Balambangan, Matanani, dan utara Pulau Palawan. Di masa Sultan Hassan (sultan ke9), masyarakat Muslim Brunai memiliki institusi-institusi pemerintahan agama yang pada saat itu dianggap memiliki peran penting dalam memandu negara Brunai ke arah kesejahteraan. Pada saat pemerintahan Sultan Hassan ini, undang-undang Islam, yaitu Hukum Qanun yang terdiri atas 46 pasal dan 6 bagian, diperkuat sebagai undang-undang dasar negara. Di samping itu, Sultan Hassan juga telah melakukan usaha penyempurnaan pemerintahan, antara lain dengan membentuk Majelis Agama Islam atas dasar Undang-Undang Agama dan Mahkamah Qadhi tahun 1955. Majelis ini bertugas memberikan dan menasihati sultan dalam masalah agama dan ideologi negara. Langkah lain yang ditempuh sultan adalah menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunai. Di Brunai, orang-orang cacat dan anak yatim menjadi tanggungan negara. Seluruh pendidikan rakyat (dari TK sampai Perguruan Tinggi) dan pelayanan kesehatan diberikan secara gratis. Pihak kerajaan memainkan peranan penting dalam perkembangan Islam. Peran ini terlihat dari langkah pemerintahan Kesultanan Brunai untuk mendirikan Pusat Kajian Islam yang ditujukan untuk kepentingan penelitian agama Islam. Pusat kajian yang didirikan pada 16 September 1985 ini bertugas melaksanakan program dakwah serta pendidikan kepada pegawai-pegawai agama serta masyarakat luas dan pusat pameran perkembangan dunia Islam. *D. Moderenisasi Islam Asia Tenggara* Fenomena modernisasi islam di asia tenggara memiliki keragaman dan kompleksitas tinggi, mencakup berbagai aspek, berikut beberapa poin penting terkaait modernisasi islam di wilayah asia tenggara: 1. perubahan praktik keagamaan dalam proses modernisasi islam di asia tenggara, praktik keagaman mengalami transformasi. Masyarakat muslim mulai menggunakan teknologi dan media baru untuk menyebarkan ajaran agama, seperti menggunakan media sosial dan aplikasi digital. Selain itu, ada kemajuan dalam pendidikan agama yang lebih inklusif dan dan kontemporer, yang berpusat pada pemahaman yang lebih kontekstual tentang ajaran islam. 2. Pandangan islam moderat Perkembangan pemikiran islam moderat juga merupakan bagian dari modernisasi isslam di asia tenggara. Ada upaya intelektual untuk menginterpretasikan ajaran islam sesuai dengan nilai-nilai universal dan kehidupan kontemporer, pandangan islam moderat ini menekankan teleransi, percakapan antar negara, dan penolakan ekstremisme 3. Peran Islam dalam Masyarakat Dunia Sekarang\ \ Islam memainkan peran penting dalam masyarakat Asia Tenggara kontemporer. Islam telah menjadi bagian penting dari kebijakan publik dan politik di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia. Hak-hak minoritas, keadilan sosial, dan kemajuan berkelanjutan adalah prioritas bagi kelompok Islam. Institusi Islam seperti masjid, pesantren, dan madrasah juga membantu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 4. Sulitnya Modernisasi Islam\ \ Proses modernisasi Islam di Asia Tenggara menghadapi banyak hambatan. Salah satu masalah utama adalah dampak modernisasi dan globalisasi, yang membawa nilai-nilai asing yang bertentangan dengan ajaran Islam asli. Selain itu, terdapat tantangan dalam mengatasi polarisasi dan konflik antara agama, yang dapat menghambat proses modernisasi Islam di daerah tersebut. **BAB III** **PENUTUP** KESIMPULAN Sejarah peradaban Islam di Asia Tenggara dimulai sejak abad ke-7 Masehi, dengan penyebaran yang dipelopori oleh para pedagang Muslim dari Arab dan India, terutama di wilayah Perlak, Aceh. Proses Islamisasi berlangsung damai melalui jalur perdagangan, perkawinan, dan interaksi sosial, tanpa adanya pemaksaan atau kekerasan. Islam menjadi agama dominan di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, dengan mayoritas penduduknya menganut ajaran Islam. Kerajaan-kerajaan Islam awal, seperti Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, berperan penting dalam memperkuat penyebaran Islam serta membangun institusi pendidikan dan pemerintahan yang berbasis Islam. Secara keseluruhan, peradaban Islam di Asia Tenggara mencerminkan integrasi budaya yang harmonis dan adaptasi terhadap nilai-nilai lokal, menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat peradaban Islam yang signifikan di dunia. **DAFTAR PUSTAKA** Ahmad, P. (2013). *Fiqih SMA*.Herawati, A. (2018). Eksistensi Islam Di Asia Tenggara. *Ash-Shahabah: JURNAL Pendidikan Dan Sudi Islam Pendidikan Dan Sudi Islam*, *4*(2), 119--129.Oktia, R., & Seprina, R. (2024). Islamisasi Di Asia Tenggara: Proses Kedatangan, Kepribadian Dan Karakteristik Islam Di Asia tenggara. *Jurnal Kawakib*, *5*(1), 13--19. https://doi.org/10.24036/kwkib.v5i1.189 [Modernisasi Islam di Asia Tenggara: Transformasi dan Tantangan Halaman all - Kompasiana.com](https://www.kompasiana.com/dimassyahreza5268/655f455aee794a2a292911c2/modernisasi-islam-di-asia-tenggara-transformasi-dan-tantangan?page=all#section1) **Arifin, M. Samsul. 2019. *Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam*. Jakarta: Kementrian Agama.**