NEMATODA DARAH-JARINGAN PDF
Document Details
Uploaded by WondrousSard1092
Udayana University
P. A. Asri D.
Tags
Summary
This document provides detailed information on blood and tissue nematodes, encompassing their characteristics, distribution, life cycle, linked diseases, and treatment or prevention methods. The document includes several sections of epidemiology, symptoms, and treatment.
Full Transcript
NEMATODA DARAH-JARINGAN P. A. Asri D. Nematoda 01 Wuchereria bancrofti Darah-Jaringan Mikrofilaria di darah 02 Brugia sp Mikrofilaria di darah 03 Onchocerca volvulus Mikrofilaria di k...
NEMATODA DARAH-JARINGAN P. A. Asri D. Nematoda 01 Wuchereria bancrofti Darah-Jaringan Mikrofilaria di darah 02 Brugia sp Mikrofilaria di darah 03 Onchocerca volvulus Mikrofilaria di kulit 04 Loa-loa Mikrofilaria di darah, paru, urin, likuor LCS 05 Mansonella sp. Mikrofilaria di darah tepi 06 Dranculus medinensis Mikrofilaria di kulit FILARIASIS Introduction Nematoda bahasa Yunani Nema artinya benang. Nematoda: bentuk silindris, tidak bersegmen, dan tubuhnya bilateral simetrik Habitat: pada usus, jaringan dan sistem peredaran darah Penyakit: Filariasis, kaki gajah, elefantiasis Introduction Filariasis masih merupakan masalah kesehatan dunia Tahun 2000: 120 juta terinfeksi di 83 negara dgn sekitar 40 juta cacat dan lumpuh. Di Asia Tenggara (Bangladesh, India, Indonesia, Maldive, Myanmar, Nepal, Sri Langka, Thailand, Timor Leste) Indonesia “ Eleminasi filariasis tahun 2020” Di Indonesia tahun 2014 14.000 orang terinfeksi, 235 kabupaten/kota endemis filariasis Introduction … Menimbulkan kecacatan menetap Penularan: gigitan nyamuk (mengandung larva stadium III, 3rd filariform larvae) bentuk infektif Vektor dan manusia yang mengandung mikroflaria (carrier) menjadi sumber penularan bagi hospes lainnya. Epidemiologi di Dunia Epidemiologi di Indonesia …. ETIOLOGI Di Indonesia penyebab penyakit kaki gajah adalah nematode darah: Wuchereria bacrofti Brugia malayi Brugia timori Epidemiologi W. bancrofti: 90% kasus perioditas nokturna: mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi pada malam hari, (siang hari terdapat di kapiler organ dalam paru – paru, jantung dan ginjal). Epidemiologi: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku Tipe perkotaan : Jakarta, Bekasi, Semarang, Tanggerang, Pekalongan, Lebak, ditularkan melalui nyamuk Culex. Tipe pedesaan: Papua, NTT ditularkan melalui nyamuk Anopheles, Aedes, atau Mansonia Epidemiologi di Indonesia Brugia malayi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Periodisitas: periodik nokturna, vektor: nyamuk Anopheles barbirostris di daerah persawahan. sub periodik dapat ditemukan di darah tepi pada siang hari namun lebih banyak ditemukan pada malam hari, vektor: nyamuk Mansonia di daerah rawa – rawa. Non periodik dapat ditemukan di darah tepi pada malam maupun siang hari, vector: nyamuk Mansonia bonnae dan Mansonia uniforms di daerah hutan rimba Epidemiologi di Indonesia … Brugia timori: Kepulauan Flores, Alor, Rote, Timor, dan Sumba Periodisitas: Brugia timori memiliki perioditas nokturna Vektor: Anophele,s barbirostris di daerah persawahan di Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku Selatan FILARIASIS Nematoda darah dan jaringan. Mikrofilaria ditemukan di Vektor penular Mayoritas vektor Culex fatigan, Di peredaran darah sedangkan Kepulauan Pasifik; vektor Aedes, cacing dewasa terdapat di periodisitas subperiodik (anytime di kelenjar dan saluran limfe. darah tepi). Host Habitat Manusia (Tidak terdapat Sistem perdarahan darah, secara alami pada hewan) limfe, otot, jaringan ikat, rongga serosa. Distribusi Geografis Gejala Mayoritas Iklim Tropis, termasuk di Limfangitis, limfadenitis, limfedema, Indonesia: Sumatera, Jawa (Jakarta, fibrosis pembengkakan tangan, Bekasi, Tanggerang, Pekalongan, kaki, glandula mammae, scrotum. Lebak, Semarang), Kalimantan, Menimbulkan cacat seumur hidup Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua SIKLUS HIDUP Hospes definitive W. bancrofti : manusia (bukan zoonosis), B. malayi: manusia, hewan Bentuk infektif: larva stadium 3 (L3) Daur periodic/periodicity Sesuai dengan dtemukannya sebagian besar mikrofilaria di dalam darah tepi: Periodik nocturnal : hanya malam hari W. bancrofti, B. timori, B. malayi Subperiodik nocturnal: mayoritas malam hari di Thailand (W. bancrofti), B. malayi Subperiodik diurnal: mayoritas siang hari di aderah Pasifik (W. bancrofti), B. malayi SIKLUS HIDUP … SIKLUS HIDUP … SIKLUS HIDUP … MORFOLOGI W. bancrofti: Microfilaria atau larval stage of W. bancrofti: selubung/sheath (+), ukuran 245- 300 µm, headspace pendek, well defined nuclei, ekor tidak berinti dan meruncing. limphatisc system blood circulation Dewasa: jantan 2.5 - 4 cm, dan betina 5 -10 cm betina ekor lurus ujungnya tumpul, uterus berpasangan, jantan bentuk ekor melingkar dengan 2 spikula. 6-12 months adult/sexual Adult filariae can live for up to 15 years. The microfilariae can live for 1,5 years MORFOLOGI … Adult filaria MORFOLOGI … Mikrofilaria MORFOLOGI Brugia malayi: Microfilariae 177 to 230 μm x 5 to 6 μm wide longer headspace, compact nuclear column, the tail tapers to a point, a terminal nucleus(+) and a subterminal nucleus, with significant gaps between these nuclei and the nuclear colum, a sheath is usually present that typically stains bright pink with Giemsa stain Adult filaria organ limfatik Female: 43 - 55 mm x 130 - 170 μm. Male: 13 - 23 mm x 70 - 80 μm Brugia malayi … MORFOLOGI … Brugia timori: Microfilariae of B. timori are similar to those of B. malayi but are larger, having a mean length of 310 μm and a width of 6 to 7 μm. The long headspace (3:1) and arrangement of tail nuclei are similar between the two species. Unlike with B. malayi, the sheath of B. timori does not stain bright pink with Giemsa stain PENULARAN Harus ada: Sumber penularan (manusia atau hewan reservoir yang mengandung microfilaria) Vector nyamuk Manusia yang rentan terhadap filariasis PENULARAN … Cacing dewasa mampu bertahan hidup 5-7 tahun sumber penular. Mikrofilaria terhisap oleh nyamuk saat berada di darah tepi Mikrofilaria dalam tubuh nyamuk berkembang menjadi infektif Hanya larva stadium3 yang merupakan stadium infekstif Lamanya waktu yang dibutuhkan dari L1 menjadi L3 (masa inkubasi ekstrinsik: Wuchereria 10-14 hari Brugia 8-10 hari Faktor lain dalam penularan: jumlah mikrofilaria yang terhisap, kepadatan vektor, suhu, kelembaban, migrasi penduduk Vector W. Bancrofti 1. Rural type – Anopheles minismus flavirostris 2. Urban type – Aedes poecilus / Culex pipiens quinquefasciatus Brugia spp. 1. Mansonia bornea 2. Mansonia uniformis 3. Anopheles spp. Patogenesis dan Gejala Akut: acute filarial lymphangitis (AFL) matinya cacing dewasa asimptomatik/gejala ringan >> Limfangitis, limfadenitis, pulmonary eosinophilia Kronik Limfedema, Iritasi mekanik, sekresi toksik, Obstruksi limfatik (cacing dewasa), lymphatic vessel dilatation, diperparah fibrosis dan proliferasi endotel saluran limfe elephantiasis Mengenai seluruh kaki/lengan, scrotum, penis, vulva, vagina, dan payudara W. bancrofti Mengenai kaki/lengan di bawah siku/lutut Brugia spp. Patogenesis dan Gejala …. Hidrokel dan lymph scrotum Obstruksi saluran limfe, lymphatic vessel dilatation, matinya cacing dewasa Hanya terjadi pada filariasis bancrofti Hidrocele penumpukan cairan limfe di tunika vaginalis testis/spermatic cord Pelebaran scrotum berisi cairan limfe Kiluria Terjadi bila saluran limfe kandung kemih atau ginjal pecah maka cairan limfe (berwarna putih seperti susu) akan masuk ke urin melalui membrane mukosa tractus urinarius Urine putih susu kiluria Patogenesis dan Gejala …. Jadi gejala klinik muncul akibat: Respon inflamasi Obstruksi saluran limfe dan kelenjar limfe Infeksi bakteri sekunder Diagnosis Menemukan mikrofilaria dalam darah sediaan darah tebal (thick blood smear) dan sediaan darah tipis dengan Pewarnaan Giemsa darah kapiler (finger prick/ujung jari ) secara langsung, Teknik konsentrasi: nucleopore filtration dan metode konsentrasi knott darah vena EDTA Untuk mendiagnosis cacing dewasa filariasis dilakukan dengan biopsi. Imunodiagnosis, ELISA PCR (polymerase chain reaction) Metode Konsentrasi Knott formalin 2%: 9 ml dan 1 ml darah vena EDTA TREATMENT Membunuh parasit: Diethylcarbamazine (DEC) drug of choice Ivermectin Rekonstruksi elephantiasis Menggunakan elastic bandage, Unna’s paste boots Drainase prosedur dan bedah (eksisi) PREVENTION Eradikasi vector Deteksi dan pengobatan carrier Pengobatan massal (Mass drug administration MDA ) LOA-LOA Etiology: tissue nematode Loa loa. Epidemiology: Central and West Africa Vector: diurnal blood sucking flies Chrysops silacea and C. dimidiata Bentuk infektif: L3 larvae Adult: 4-7 cm Microfilaria: 300 mikron Chrysops spp/deer flies Symptoms Adult worms in subcutans cause symptoms Mild: Itching Swelling Calabar swellings as the worm moves under the skin and causes lesions, typically in the extremities (subcutaneous edema 10-20 cm) Swelling the passage of the adult worm in the sub-conjunctiva of the eye Severe Enchepalitis, glomerulonephritis, high level eosinophilia, death Prevention Personal protective measures include avoiding areas where biting flies are present, wearing protective clothing, and using insect repellents. Diethylcarbamazine (300 mg PO once weekly) prevents infection in travelers who spend prolonged periods of time in endemic areas TERIMA KASIH