Makeup Foundation Kelompok 1 Kelas 7D PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Summary

This document is an Indonesian research paper on makeup foundation, outlining the formulation, evaluation, and physical analysis of cosmetics. It is expected to be part of a secondary school project, given the title/subject matter and structure.

Full Transcript

MAKE UP FOUNDATION KELOMPOK 1 KELAS 7D ANGGOTA KELOMPOK 1. Rudi Mar’i Muharom 01021049 2. Ryan Tri Iqsandi 01021158 3. Sabrina Indriyanti 01021050 4. Salsa Zellyanti Nur Aeni S. 01021159 5. Selly Sukmawati 01021161 TOPIK PEMBAHASAN 1 Latar...

MAKE UP FOUNDATION KELOMPOK 1 KELAS 7D ANGGOTA KELOMPOK 1. Rudi Mar’i Muharom 01021049 2. Ryan Tri Iqsandi 01021158 3. Sabrina Indriyanti 01021050 4. Salsa Zellyanti Nur Aeni S. 01021159 5. Selly Sukmawati 01021161 TOPIK PEMBAHASAN 1 Latar Belakang 2 Pembahasan Artikel 3 Kesimpulan LATAR BELAKANG Makeup foundation merupakan salah satu produk kosmetik yang esensial dalam rutinitas kecantikan banyak orang, baik wanita maupun pria. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi dan inovasi dalam industri kecantikan telah menghasilkan berbagai formulasi foundation yang lebih canggih dan efektif. Fungsi utama foundation adalah untuk meratakan warna kulit, menutupi noda, dan memberikan tampilan yang lebih halus dan bersinar RUMUSAN MASALAH 1 2 3 4 Apa Bagaimana Apa perbedaan Apa saja pengertian formulasi formulasi evaluasi dari dari foundation?. foundation sediaan foundation?. berspf dan foundation? tidak berspf? PEMBAHASAN ARTIKEL ARTIKEL 1 FORMULASI EVALUASI FISIK SEDIAAN FOUNDATION ANALISIS NILAI SPF DARI FOUNDATION Nilai ini menunjukkan bahwa aktivitas fotoproteksi EGCG 400 µg/mL mencapai ultra-proteksi (SPF >15). Aplikasi topikal EGCG sebelum paparan radiasi UVB juga dapat mengurangi eritema dan kulit terbakar akibat sinar UVB. Dengan demikian, ketika EGCG dioleskan, ia menimbulkan efek fotoprotektif. Pada SPF yang lebih tinggi, absorbansi yang diamati juga tinggi. Nilai SPF alas bedak EGCG lebih tinggi daripada nilai SPF bahan aktif EGCG. Ada beberapa faktor yang mungkin memengaruhi penentuan nilai SPF, seperti emulsi, efek, dan interaksi bahan pengencer seperti ester, emolien, dan pengemulsi yang digunakan dalam formulasi serta pH dan viskositas UJI IRITASI KULIT KELINCI Uji iritasi kulit sediaan alas bedak EGCG pada kulit kelinci tidak menimbulkan terjadinya edema maupun eritema dengan indeks iritasi primer sebesar 0 yang menunjukkan sediaan tersebut tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hasil uji ROPT juga menunjukkan sediaan tersebut tidak menimbulkan iritasi maupun reaksi alergi pada kulit manusia dan hal ini didukung oleh nilai pH yang masih berada dalam kisaran pH kulit. Sediaan topikal EGCG tidak menimbulkan efek yang membahayakan dengan iritasi ringan. Hal ini menunjukkan bahwa baik alas bedak maupun zat aktif yang digunakan dalam sediaan tidak memberikan pengaruh terhadap iritasi kulit TES IRITASI MATA Nilai skor iritasi rata-rata adalah 3,82, yaitu, "iritasi ringan." Ini mungkin karena sediaan dasar tidak isotonik dan beberapa bahan yang ada dapat menyebabkan iritasi pada mata seperti tween 80 dan propilen glikol. ARTIKEL 2 FORMULASI UJI HOMOGENITAS Pada Tabel 1 terlihat bahwa tidak terdapat butiran kasar dan sediaan krim alas bedak yang dibuat dengan menggunakan ekstrak etanol daging buah pare memiliki komposisi yang homogen. UJI PH SEDIAAN Berdasarkan informasi pada Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa pH formulasi krim alas bedak yang dihasilkan dari ekstrak etanol daging buah pare memiliki dua rentang pH yaitu sesaat setelah dibuat (5.8 -6.3) dan setelah Cycling Test (5,7-6,2). Hal ini menunjukkan bahwa pH semua produk foundation cream yang menggunakan ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) UJI STABILITAS SEDIAAN Terlihat jelas bahwa foundation cream dari setiap sediaan yang telah diamati benar-benar stabil sampai hari ke 12 (6 siklus) pada berbagai temperatur baik sebelum maupun sesudah Cycling Test dan tidak menimbulkan perubahan baik bentuk, warna, atau bau sediaan (Lumentut et al., 2020). UJI TIPE EMULSI SEDIAAN Berdasarkan informasi pada Tabel 4, sediaan krim alas bedak yang terbuat dari ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) merupakan jenis minyak dalam air (M/A). Methyl blue larut dalam sediaan krim foundation dan menghasilkan base yang berwarna biru merata. UJI IRITASI Berdasarkan informasi pada Tabel 5, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tidak menimbulkan efek samping berupa kemerahan, gatal-gatal, atau kulit kasar yang diakibatkan oleh penggunaan krim alas bedak ekstrak etanol. daging buah pare (Momordica charantia L.). Hal ini menunjukkan bahwa sediaan krim alas bedak ekstrak etanol daging buah pare tidak mengiritasi kulit. UJI PENGUKURAN PENGECILAN PORI Berdasarkan informasi pada Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa, hasil formula krim alas bedak ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) mengalami pengelican pori pada masing-masing sediaan dari sebelum pemakaian dan sesudah pemakaian setelah 4 minggu. Sediaan dengan pengecilan pori tertinggi yaitu terdapat pada sediaan F3 (2,5%) dengan pengecilan pori dari rata-rata pengecilan pori 13,33 menjadi 7,66 dengan perentase pori 42,53%. UJI PENGUKURAN BANYAK NODA Berdasarkan informasi pada Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa, hasil dari krim alas bedak ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) mengalami pengurangan noda pada kulit sukarelawan. Sediaan dengan pengurangan noda tertinggi yaitu terdapat pada sediaan F3 (2,5%) dengan persentase noda sebesar 45,21%. UJI EFEKTIVITAS KELEMBABAN KULIT Berdasarkan informasi pada Tabel 8, terlihat jelas bahwa masing-masing formula sediaan mengalami peningkatan kadar air akibat pemberian krim alas bedak ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.). Sediaan dengan peningkatan kelembapan tertinggi pada minggu ke-4 adalah formula 2,5% (F3), dengan peningkatan kelembapan sebesar 51,26%, termasuk dalam kategori “lembab” dan persentase penyembuhan kulit sebesar 84,74% pada sukarelawan. Berdasarkan perbandingan dengan penelitian sebelumnya (Hamdani et al., 2023) yaitu formulasi sediaan krim alas bedak ekstrak etanol kulit buah alpukat, menunjukkan nilai kelembaban yang baik pada semua sediaan. ARTIKEL 3 FORMULASI Bahan Jumlah (%) F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 Dilbenzalaseton 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Asam Stearat 3 3 UJI KARAKTERISTIK FISIK DAN SPF UJI ORGANOLEPTIS Uji organoleptis dilakukan secara visual dengan mengamati warna, bau, bentuk dan kemampuan coverage dari sediaan krim alas bedak dibenzalaseton. Sediaan yang homogen akan menghasilkan hasil yang baik karena membantu memudahkan zat aktif terdispersi dalam basis, sehingga bekerja secara merata dan memberikan perlindungan terhadap sinar matahari secara maksimal. Hasil pengujian tipe krim menunjukan semua run mempunyai tipe krim yang sama yaitu minyak dalam air (M/A). Hasil uji karakteristik fisik dan nilai SPF krim alas bedak dibenzalaseton dapat dilihat pada tabel 2. Seluruh hasil karakteristik dari formula krim alas bedak dibenzalaseton selanjutnya dianalisis varian dengan bantuan design Expert 10.0.1 UJI PH Dapat disimpulkan bahwa span 80 paling berpengaruh dalam peningkatkan pH sediaan (nilai koefisien positif dan nilai koefisien paling besar) daripada tween 80. Penurunan pH pada sediaan menurut (Rowe dkk., 2009) dikarenakan adanya kandungan ester oleat pada tween 80 yang sensitif terhadap oksidasi sehingga terjadilah oksidasi dan menurunkan pH sediaan UJI VISKOSITAS Tween 80 memiliki pengaruh besar untuk manikkan viskositas. Tween 80 bersifat hidrofil, dengan konsentrasi yang tinggi akan mengikat bagian air dalam komposisi krim sehingga menghasilkan krim dengan viskositas yang lebih tinggi (Sugihartini, 2010). UJI DAYA LEKAT Persamaan yang didapat dari nilai evaluasi daya lekat krim alas bedak, yakni Y = +0,18777(A)+0,32470(B)-6,58869×10-3 (A)(B). Komponen tween 80 paling berpengaruh dalam meningkatkan daya lekat (koefisien bernilai paling besar dan positif) sedangkan interaksi kedua komponen cenderung menurunkan daya lekat (koefisien bernilai paling rendah dan negatif). UJI DAYA SEBAR Komponen span 80 paling dapat meningkatkan daya sebar. Pengujian daya sebar krim alas bedak dibenzalaseton dapat mencerminkan kemampuan sediaan untuk menyebar pada tempat pemakaian tanpa penekanan yang berarti. Profil daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas, yaitu semakin tinggi viskositas sediaan maka daya sebar sediaan akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan tahanan dari sediaan semakin kuat saat diberikan beban sehingga daya sebar sediaan kecil. NILAI SPF Pengujian nilai SPF pada sediaan krim alas bedak dibenzalaseton dilakukan utuk mengukur kemampuan dibenzalaseton melindungi kulit dari kerusakan kulit akibat radiasi sinar UVB pada panjang gelombang 290-320 nm. Persamaan yang didapat dari nilai evaluasi daya sebar krim alas bedak, yakni Y = +3,24246(A) +3,16474(B) -9,87197×10-3 (A) (B). Konsentrasi span 80 paling berpengarug dalam meningkatkan nilai SPF karena pada hasil uji viskositas konsentrasi tinggi span 80 menurunkan viskositas yang menyebabkan krim alas bedak tidak terlalu padat, sehingga mempengaruhi liberasi zat aktif yaitu proses lepasnya zat aktif dari sediaan. KESIMPULAN Artikel 1 dan 3 memiliki tujuan yang sama yaitu menguji niali SPF, dengan dua zat yang berbeda. Pada arikel 1 zat yang digunakan adalah EGCG dengan niali SPF 33,19 dan efektif menangkal UVR dan pada artikel 2 zat yang digunakan adalah Dibenzalaseton dengan niali SPF 35,30 dan efektif menangkal sinar UVB. XIE XIE

Use Quizgecko on...
Browser
Browser