Flora Normal pada Sistem Gastrointestinal PDF
Document Details

Uploaded by SafeChupacabra6430
Universitas Bengkulu
Tags
Related
- Gastrointestinal System Lecture Notes PDF
- Secretory Functions of the Gastrointestinal System PDF
- Lecture 19 CH23 Gastrointestinal System PDF
- Gastrointestinal System (GIS) General Organization 2024 PDF
- Gastrointestinal System Anatomy and Motility PDF
- Batteriologia Speciale (Lezione 12 - 17/10/2024) PDF
Summary
Dokumen ini membahas tentang flora normal pada sistem gastrointestinal. Materi mencakup berbagai aspek seperti bakteri, E. coli, dan Shigella. Pembahasan juga mencakup anatomi dan fisiologi dari flora normal.
Full Transcript
Flora Normal pada sistem gastrointestinal - Sebagian besar flora normal hidup di gastrointestinal - Saliva dalam setiap ml mengandung jutaan bakteri. - Lambung dan usus halus mengandung lebih sedikit bakteri karena produksi HCL oleh lambung dan gerakan peristaltik usus - Usus besar mengandung f...
Flora Normal pada sistem gastrointestinal - Sebagian besar flora normal hidup di gastrointestinal - Saliva dalam setiap ml mengandung jutaan bakteri. - Lambung dan usus halus mengandung lebih sedikit bakteri karena produksi HCL oleh lambung dan gerakan peristaltik usus - Usus besar mengandung flora normal yang besar sebanyak 100 juta bakteri setiap gram feses (>40%) - Bakteri yang terbanyak adalah yang bersifat anaerob dan fakultatif anaerob. Flora Normal pada sistem gastrointestinal World J Gastroenterol. Aug 7, 2015; 21(29): 8787-8803Published online Aug 7, 2015. doi: 10.3748/wjg.v21.i29.8787Jandhyala SM, Talukdar R, Subramanyam C, Vuyyuru H, Sasikala M, Reddy DN. Role of the normal gut microbiota. World J Gastroenterol 2015; 21(29): 8787-8803 [PMID: 26269668 DOI: 10.3748/wjg.v21.i29.8787] Flora Normal pada sistem gastrointestinal Permukaan epitel intestinal ditutup oleh 2 lapisan mukus yang bervariasi ketebalannya di permukaan saluran pencernaan. Outer: lebih jarang dari koloni bakteri, beberapa menggunakan mucin sebagai sumber nutrisi. Lapisan ini yang paling tebal ada di usus besar mengandung bacterial load yang besar. Inner: lebih melekat dengan epitel usus, Di kolon lebih steril dan di usus kecil diperkirakan dapat dipenetrasi beberapa bakteri. Parker A, Lawson MAE, Vaux L, Pin C. Host-microbe interaction in the gastrointestinal tract. Environ Microbiol. 2018 Jul;20(7):2337-2353. doi: 10.1111/1462-2920.13926. Epub 2017 Nov 10. PMID: 28892253; PMCID: PMC6175405. Flora Normal pada sistem gastrointestinal Bakteri berfungsi sebagai pemecah makanan secara enzimatik terutama polisakarida dan vitamin. Ketika makanan masuk ke sistem GI harus mengindentifikasi zat tersebut. Nutrisi diabsorbsi sekaligus menghindari bakteri berbahaya yang terkandung di makanan dan air invasi kedalam. Contoh flora normal pada GI : S. epidermidis, nonhemolityc &koagulase negatif, E. Coli Parker A, Lawson MAE, Vaux L, Pin C. Host-microbe interaction in the gastrointestinal tract. Environ Microbiol. 2018 Jul;20(7):2337-2353. doi: 10.1111/1462-2920.13926. Epub 2017 Nov 10. PMID: 28892253; PMCID: PMC6175405. Eschericia coli Eschericia coli - Merupakan bakteri oportunistik infeksi oportunistik - Penyebab gastroenteritis, Infeksi traktus urinarius, meningitis dan sepsis - Merupakan golongan Enterobactericeae - Beberapa tokin bersifat sitotoksik, menghancurkan sel mukosa, dan menginduksi sekresi air dan elektrolit - Strain grup yang memproduksi enteroksin adalah enterotoxigenic Eschericia coli (ETEC) - Menghasilkan cytotoxic enterotoksin yang menginduksi water diarrhea - Transmisi fecal-oral Eschericia coli - Gram negatif, bentuk basil, family Enterobactericeae - Mempunyai fimbrae/ pili - Katalase (+), Oksidase (-) dan termasuk laktosa fermenter sehingga tumbuh di media Mac Conkey (media mendiferensiasi gram negatif), koloni berwarna pink - Dan tak bisa fermentasi sorbitol (kecuali E.coli O157:H7) Tipe Infeksi Eschericia coli AAF, aggregative adherence fimbriae; BFP, bundle-forming pilus; CFA, colonization factor antigen; DAF, decay-accelerating factor; EAST1, enteroaggregative E. coli ST1; LT, heat-labile enterotoxin; ShET1, Shigella enterotoxin 1; ST, heat-stable enterotoxin. - EPEC enteropathogenic E.coli - EHEC/STEC enterohemorrhagic E.coli/ Shiga-toksin produksi E.coli - ETEC enterogenik E.coli (traveller diarrrhea) - DAEC enteroagregartive E.coli (merusak epitel) - EIEC enteroinvasive E.coli Kaper, J., Nataro, J. & Mobley, H. Pathogenic Escherichia coli. Nat Rev Microbiol 2, 123–140 (2004). https://doi.org/10.1038/nrmicro818 Tipe Infeksi Eschericia coli Eschericia coli - Anamnesis: diare (watery or mukus or blood-not usually), demam (+/-). - Pemeriksaan laboratorium : serotiping, pemeriksaan serologi, pemeriksaan LT dan ST, identifikasi gen - Self limiting disease Eschericia coli pada EMB E. Coli dapat memfermentasi laktosa pada media EMB menghasilkan warna hijau metalik adanya sifat memfermentasi laktosa kuat Shigella sp Shigella sp - Shigella dapat menyebabkan infeksi pada semua usia - Risiko tinggi pada anak, lansia dan imunocompromized pasien - Resisten dengan suasana asam di lambung - Transmisi fecal-oral, water borne or food borne - Multiplikasi di small intestinal dan masuk ke kolon - Pada kolon menghasilkan shigella enteroksin-1 dan 2 menghasilkan diare (mukus dan darah) - Sitotoksin Shigella dysentriae serotype 1 penyebab sitotoksis dan lesi vaskular kolon dan organ lain - Toksin bersifat sitotoksin dan neurotoksin. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482337/ Shigella sp - Batang, gram negatif, fakultatif anaerob tetapi tumbuh terbaik di aerob, nonmotil - Bentuk koloni konvek, sirkular, warna transparan intact pada diameter 2 mm - S. sonnei penyebab disentri ringan sedangkan Shigella dysentriae penyebab disentri basiler - Sifat biokimia : semua Shigella bersifat fermentasi glukosa kecuali Shigella sonnei. Tidak fermentasi laktosa. - Pada Media TSIA tidak menghasilkan endapan H2S dan gas Shigella organisms. Image courtesy S Bhimji MD https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482337/ Shigella sp Shigella sp Shigella sp - Anamnesis: demam, mual, muntah, dan kram perut/ tenesmus muncul setelah 2-3 hari terinfeksi, diare disertai bercak darah, mukoid dari toksin shigella. - Berat anuria, kejang, meningismus dan koma - Pemeriksaan fisik: demam, takikardia, takipneu dan hipotensi, distensi abdomen, bising usus meningkat - Perbaikan setelah 5-7 hari - Diagnosis: Pemeriksaan darah, feses/ blood culture, PCR, liver and renal function sesuai indikasi https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482337/