PPT Munculnya Embrio Kebangsaan dan Nasionalisme Indonesia PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Mutiara Noviarani, Talita Humaira Farraz, Wredahayu Nareswari Panggayuh, Zahratu Syifa Nayla Saputri
Tags
Summary
This presentation details the emergence of Indonesian nationalism. It covers key factors, organizations, and events that contributed to the development of national consciousness in Indonesia.
Full Transcript
Munculnya embrio kebangsaan dan nasionalisme indonesia k 3 po lom Ke 1. Mutiara Noviarani 2. Talita Humaira Farraz 3. Wredahayu Nareswari Panggayuh 4. Zahratu Syifa Nayla Saputri Munculnya Embrio Kebangsaan dan Nasionalisme Indonesia 1 2 3 Fa...
Munculnya embrio kebangsaan dan nasionalisme indonesia k 3 po lom Ke 1. Mutiara Noviarani 2. Talita Humaira Farraz 3. Wredahayu Nareswari Panggayuh 4. Zahratu Syifa Nayla Saputri Munculnya Embrio Kebangsaan dan Nasionalisme Indonesia 1 2 3 Faktor yang Organisasi Perang Dunia I Memengaruhi Pergerakan dan Pengaruhnya Munculnya Nasional di Indonesia Kesadaran Kebangsaan 4 5 Kongres Sumpah Pers dan Sastra Pemuda dan Pembawa Kongres Kemajuan Perempuan Faktor yang Memengaruhi Munculnya Kesadaran Kebangsaan 1. Kebanggaan pada kejayaan masa lalu yakni kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang dapat menyatukan hampir seluruh wilayah Indonesia. 2. Agama Islam sebagai agama mayoritas. Islam bukan sekadar ikatan religi biasa melainkan sudah lama menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan asing khususnya bangsa Barat. 3. Penjajahan/kolonialisme oleh Belanda. 4. Pendidikan Barat telah melahirkan elit politik baru yang memiliki kesadaran bahwa mereka sebenarnya dijajah Belanda. 5. Volksraad, lembaga perwakilan rakyat Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1918, mempertemukan elit-elit bumiputera dari berbagai daerah dan suku bangsa yang telah menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan di kalangan kaum bumiputera sekaligus kesadaran bahwa pada dasarnya mereka sama. Organisasi Pergerakan Nasional Awal abad ke-20 menjadi titik awal dari kemunculan organisasi politik di Indonesia. Baik yang bersifat kepemudaan, organisasi keagamaan, organisasi kedaerahan, organisasi gerakan profesi, organisasi sosial, maupun organisasi politik. Posisi organisasi politik kebangsaan adalah garda terdepan dari organisasi yang memperjuangkan kepentingan kemerdekaan bangsa Indonesia. Banyak organisasi politik kebangsaan yang berdiri sejak politik etis diberlakukan di Hindia Belanda, antara lain Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda, Partai Komunis Indonesia, Taman Siswa, Partai Nasional Indonesia, Istri Sedar, Gerakan wanita, Perhimpunan Indonesia, Parindra, MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia, dan GAPI (Gabungan Partai Indonesia) dan lain-lain. Perang Dunia I dan Pengaruhnya di Perang Indonesia Dunia I dimulai dengan pembunuhan terhadap pewaris tahta Austria-Hungaria, Archduke Franz Ferdinand dan istrinya, oleh kelompok teroris Serbia pada 28 Juni 1924. Peristiwa ini memicu perang antara Austria-Hungaria, yang didukung Jerman, melawan Serbia yang didukung Rusia. Kemenangan awal diraih Blok Sentral, namun Blok Sekutu didukung Amerika Serikat pada 1917 mempercepat kekalahan Blok Sentral. Perang berakhir dengan Perjanjian Versailles pada 1918, mengakibatkan kekalahan Blok Sentral, memicu Revolusi Rusia, dan menjadi dasar kebangkitan Nazi. Dampak PD I juga dirasakan di Indonesia dengan, munculnya paham demokrasi dan nasionalisme terlihat pada organisasi kebangsaan seperti Boedi Oetomo dan Sarekat Islam. Kedua, krisis ekonomi akibat perang menghambat kegiatan ekspor- impor. Kongres Sumpah Pemuda Inisiasi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dimulai pada Kongres Pemuda I (30 April - 2 Mei 1926) yang dihadiri berbagai organisasi pemuda seperti Tri Koro Darmo, Jong Sumatra, Jong Java, Jong Minahasa, Jong Islameten Bond, Jong Celebes, Perkumpulan Pemuda Betawi. Perdebatan antara M. Tabrani dan Muh. Yamin tentang istilah bahasa persatuan berakhir dengan kesepakatan menggunakan bahasa Indonesia pada Kongres Pemuda II. Kongres Pemuda II diadakan pada 28 Oktober 1928 di tiga tempat berbeda. Rapat pertama dilakukan di Gedung Katholikee Jongelingen Bond membahas hukum, sejarah, pendidikan, hukum adat, dan kemauan bersatu. Rapat kedua pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop membahas pendidikan. Rapat ketiga di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat, Batavia membahas nasinalisme, demokrasi, dan Gerakan kepanduan. Pada hari terakhir kongres, Wage Rudolf Supratman memperdengarkan instrumen lagu “Indonesia Raya”. Kongres Perempuan Kongres Perempuan pertama diselenggarakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, dihadiri 600 peserta dari 30 organisasi perempuan di antaranya organisasi Wanita Utomo, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Perempuan- perempuan Sarekat Islam, Perempuan-perempuan Jong Java, Aisyiyah, dan Wanita Taman Siswa. Kongres ini terinspirasi oleh Kongres Sumpah Pemuda dan menekankan pentingnya persatuan di kalangan perempuan. Meskipun terdapat perbedaan pendapat terkait reformasi perkawinan, pendidikan dan poligami, kongres menghasilkan beberapa keputusan, yaitu: pembentukan Persatoean Perempoean Indonesia (PPI), menerbitkan surat kabar secara mandiri, mencegah pernikahan anak-anak, mendirikan Studie fonds, memperkuat pendidikan kepanduan putri, mengirimkan mosi kepada pemerintah agar pemerintah memperhatikan dan dukungan dana kepada janda dan anak-anak, menolak pencabutan tunjangan pensiun dan memperbanyak pendirian sekolah-sekolah putri. Kongres berikutnya pada 1933 di Jakarta mencetuskan konsep Ibu Bangsa. Kongres perempuan berikutnya di Bandung pada 1938 dan Semarang pada 1941. Pers dan Sastra Pembawa Kemajuan Stigma bahwa pemikiran perempuan Indonesia tertinggal dari pria pada awal abad ke-20 dipatahkan dengan adanya surat kabar "Soenting Melajoe", yang dipimpin oleh Rohana Kudus, wartawati perempuan pertama. Meski tidak bersekolah formal, tulisannya membangkitkan semangat nasionalisme. Sebelumnya, ada Poetri Hindia (1908) yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo, tokoh penting dalam pers dan propaganda nasionalisme. Ia mendirikan Sarekat Prijaji dan menerbitkan "Medan Prijaji" pada 1907. Tulisan Tirto sering mengkritik pemerintah kolonial hingga ia diasingkan. Pada tahun 1920-an, kritik pers bumiputera meningkat, dengan "Oetoesan Melajoe" (1911) dan "Soeara Perempuan" (1918) menjadi suara perlawanan terhadap kolonialisme. Selain itu, terdapat beberapa karya sastra yang menggugah kesadaran antikolonialisme dan membangkitkan rasa nasionalisme seperti "Max Havelaar" (1860) oleh Multatuli dan novel "Student Hidjo" (1918) serta "Hikayat Kadiroen" (1919). Akhir Masa Negara Kolonial Belanda Krisis Ekonomi Perang Dunia Global/Great II Depression Kisah Wabah Detik-Detik dan Penyakit Belanda di Nusantara Menyerah kepada Jepang Krisis Ekonomi Global/Great Depression Krisis ekonomi global yang paling bersejarah adalah Depresi Besar (Great Depression), yang dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1929. Ekonomi AS awalnya berkembang pesat pada 1920-an, tetapi runtuh setelah bank-bank kesulitan modal akibat banyak nasabah memindahkan dana ke pasar saham. Krisis ini menyebabkan kemerosotan ekonomi dunia, termasuk di Hindia Belanda pada 1931-1935, dengan penurunan perdagangan ekspor, bangkrutnya perusahaan Perkebunan. Jika diurutkan dampak utamanya adalah 1) harga pasar semakin jatuh dan permintaan komoditas internasional menurun, 2) terdapat permasalahan dalam usaha tanaman perdagangan khususnya gula dan karet, 3) krisis keuangan yang terjadi di hampir seluruh pelosok negeri disebabkan oleh berkurangnya penerimaan dan belanja negara. Hal ini mengakibatkan turunnya kesempatan kerja, pendapatan, dan daya beli Masyarakat. Kisah Wabah dan Penyakit di Nusantara Sumber tertua tentang wabah di Nusantara berasal dari naskah Calon Arang yang ditulis pada tahun 1540, menggambarkan wabah pada masa Raja Airlangga. Di masa Islam dan kolonial, catatan sejarah lebih lengkap, termasuk dari sumber asing. Wabah cacar pernah melanda Maluku pada tahun 1558. Wabah lain seperti "penyakit dada" di Banten dan Jawa Tengah (1622-1623) serta epidemi di Makassar (1623) menyebabkan banyak kematian. Kemudian di Jawa pada tahun 1643-1644 kembali terjadi wabah penyakit. Pada tahun 1665 juga dikisahkan pernah terjadi wabah penyakit di Makassar, Bali, Jawa, dan Sumatra. Sekitar tahun 1625- 1630 sempat terjadi wabah penyakit luar biasa besar di Indonesia yaitu TBC. Pada tahun 1910-1936 terjadi wabah pes di Indonesia. Pada tahun 1918-1919,wabah Influenza yang dikenal dengan Flu Spanyol. Kondisi itu diperparah oleh krisis pangan yang terjadi akibat adanya great depression. Perang Dunia II Penyebab utama Perang Dunia II adalah konflik perebutan wilayah oleh Italia, Jerman, dan Jepang pada 1931-1939. Faktor umum terjadinya PD II adalah: 1) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa menciptakan perdamaian dunia, 2) Munculnya keinginan ekspansi di bidang ekonomi, 3) Munculnya paham ideologi yang saling bertentangan (fasisme, komunisme, dan liberalism), 4) Terdapat perlombaan pembuatan senjata antarnegara. Faktor khususnya yaitu: 1) Invasi Jerman ke Polandia (1 September 1939), 2) Invasi Jepang ke Manchuria, Cina (1931), 3) Invasi Italia di Ethiopia (1935-1939), 4) Serangan Jepang ke Pearl Harbor (7 Desember 1941). Blok yang terlibat adalah Blok Fasis (Jerman, Jepang, Italia) dan Blok Sekutu (Blok komunis dan demokrasi). Dampak bagi Indonesia, setelah Jepang menyerang Pearl Harbor, Belanda menyerah kepada Jepang pada 8 Maret 1942. Detik-Detik Belanda Menyerah kepada Jepang Perjanjian Kalijati ditandatangani pada 8 Maret 1942, sebagai hasil perundingan antara Belanda dan Jepang di Lanud Kalijati, Subang, yang menandai berakhirnya pemerintahan kolonial Belanda di Nusantara dan digantikan oleh Jepang. Sebelumnya, pada 6 Maret, Letnan Jenderal Ter Poorten menginstruksikan agar tidak ada pertempuran di Bandung untuk melindungi warga sipil. Pada sore 7 Maret 1942, Lembang berhasil dikuasai Jepang, gencatan senjata dilakukan, dan perundingan dipimpin oleh Jenderal Imamura bersama dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Meskipun Belanda awalnya menolak menyerahkan kekuasaan, mereka akhirnya menandatangani dokumen kapitulasi tanpa syarat setelah diancam akan dibom. Link video: https://youtu.be/mkEN8oYjb_ U?si=PQf6jM7aFU2TJOPF Terima Kasih