Bank Soal SNI ISO 22000 PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Tags
Summary
This document is a bank of questions and answers related to the SNI ISO 22000:2018 standard. It covers topics such as food safety, HACCP, and OPRP within the context of food production and quality management.
Full Transcript
Soal 1: Apa tujuan utama dari penerapan SNI ISO 22000:2018 dalam suatu organisasi yang bergerak di bidang pangan? A. Meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan B. Meminimalkan biaya produksi C. Menjamin keamanan pangan di seluruh rantai pasok D. Meningkatkan keuntungan perusahaan Jawaban: C. M...
Soal 1: Apa tujuan utama dari penerapan SNI ISO 22000:2018 dalam suatu organisasi yang bergerak di bidang pangan? A. Meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan B. Meminimalkan biaya produksi C. Menjamin keamanan pangan di seluruh rantai pasok D. Meningkatkan keuntungan perusahaan Jawaban: C. Menjamin keamanan pangan di seluruh rantai pasok Penjelasan: SNI ISO 22000:2018 bertujuan untuk memastikan keamanan pangan di seluruh rantai pasok dari produsen hingga konsumen akhir. Standar ini membantu organisasi mengidentifikasi, mengelola, dan mengontrol risiko terkait keamanan pangan. Soal 2: Dalam SNI ISO 22000:2018, yang dimaksud dengan HACCP Plan adalah: A. Dokumen yang berisi pedoman pengendalian mutu produk B. Rencana yang mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya keamanan pangan C. Prosedur untuk meminimalkan kerusakan peralatan D. Panduan pemasaran produk pangan Jawaban: B. Rencana yang mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya keamanan pangan Penjelasan: HACCP Plan adalah bagian penting dari SNI ISO 22000:2018 yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya yang signifikan untuk keamanan pangan dalam proses produksi. Soal 3: Berikut ini yang bukan merupakan elemen utama dari SNI ISO 22000:2018 adalah: A. Sistem manajemen B. Komunikasi interaktif C. Prinsip pemasaran D. Program prasyarat Jawaban: C. Prinsip pemasaran Penjelasan: Elemen utama SNI ISO 22000:2018 meliputi sistem manajemen, komunikasi interaktif, program prasyarat (PRP), dan prinsip HACCP. Prinsip pemasaran tidak termasuk dalam standar ini karena tidak terkait langsung dengan keamanan pangan. Soal 4: Apa yang dimaksud dengan Operational Prerequisite Program (OPRP) dalam SNI ISO 22000:2018? A. Langkah-langkah preventif yang diterapkan untuk mengendalikan bahaya yang tidak dapat dieliminasi sepenuhnya B. Rencana untuk meningkatkan efektivitas operasional perusahaan C. Panduan pelatihan karyawan D. Prosedur pengemasan dan distribusi produk Jawaban: A. Langkah-langkah preventif yang diterapkan untuk mengendalikan bahaya yang tidak dapat dieliminasi sepenuhnya Penjelasan: Operational Prerequisite Program (OPRP) adalah tindakan pengendalian yang harus diterapkan untuk mencegah atau mengurangi bahaya keamanan pangan ke tingkat yang dapat diterima, tetapi tidak memerlukan kontrol yang sama ketatnya seperti yang diterapkan dalam HACCP. Soal 1: Dalam konteks SNI ISO 22000:2018, analisis bahaya harus mencakup evaluasi bahaya yang muncul dari sumber yang berbeda. Manakah di bawah ini yang merupakan kombinasi terlengkap dari sumber bahaya yang harus dipertimbangkan menurut standar tersebut? A. Bahaya fisik, kimia, biologi, dan ekonomi B. Bahaya lingkungan, mikrobiologi, dan operasional C. Bahaya fisik, kimia, biologi, dan alergi makanan D. Bahaya bahan baku, peralatan, dan prosedur Jawaban: C. Bahaya fisik, kimia, biologi, dan alergi makanan Penjelasan: Menurut SNI ISO 22000:2018, analisis bahaya harus mencakup semua jenis bahaya potensial yang dapat memengaruhi keamanan pangan, termasuk bahaya fisik (misalnya potongan logam), kimia (misalnya residu pestisida), biologi (misalnya bakteri patogen), dan bahaya terkait alergen yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada konsumen tertentu. Soal 2: Dalam penerapan SNI ISO 22000:2018, proses validasi dan verifikasi memiliki tujuan yang berbeda. Pernyataan berikut paling tepat mengenai perbedaan antara validasi dan verifikasi adalah: A. Validasi adalah proses pemeriksaan akhir produk, sedangkan verifikasi adalah pemeriksaan dokumen produksi. B. Validasi memastikan bahwa tindakan pencegahan sudah sesuai, sedangkan verifikasi memastikan tindakan tersebut telah diterapkan dengan benar. C. Validasi dilakukan setelah produksi selesai, sedangkan verifikasi dilakukan sebelum produksi dimulai. D. Validasi berfokus pada kontrol administratif, sedangkan verifikasi berfokus pada kontrol teknis. Jawaban: B. Validasi memastikan bahwa tindakan pencegahan sudah sesuai, sedangkan verifikasi memastikan tindakan tersebut telah diterapkan dengan benar. Penjelasan: Dalam SNI ISO 22000:2018, validasi adalah proses untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan yang direncanakan akan efektif sebelum implementasi. Verifikasi adalah konfirmasi bahwa tindakan yang direncanakan telah dilakukan dengan benar selama operasi berlangsung. Soal 3: Dalam konsep komunikasi internal yang diatur dalam SNI ISO 22000:2018, komunikasi antar departemen harus dirancang untuk memastikan kesinambungan keamanan pangan. Jika terjadi insiden kontaminasi yang melibatkan pemasok bahan baku, departemen manakah yang paling bertanggung jawab untuk memulai proses komunikasi internal? A. Departemen Produksi B. Departemen Pengendalian Mutu C. Departemen Pembelian dan Logistik D. Departemen Pemasaran Jawaban: C. Departemen Pembelian dan Logistik Penjelasan: Departemen Pembelian dan Logistik bertanggung jawab langsung atas pengelolaan pemasok dan penerimaan bahan baku. Ketika terjadi masalah pada pemasok, departemen ini harus segera mengomunikasikannya ke bagian terkait seperti pengendalian mutu, produksi, dan manajemen untuk tindakan lanjutan. Soal 4: Menurut SNI ISO 22000:2018, dalam proses penyusunan Food Safety Management System (FSMS), organisasi harus mempertimbangkan konteks eksternal dan internal. Manakah dari pernyataan berikut yang paling akurat menggambarkan pertimbangan ini? A. Konteks eksternal mencakup kinerja keuangan perusahaan, sementara konteks internal mencakup kapasitas teknologi yang tersedia. B. Konteks eksternal mencakup regulasi pemerintah dan harapan konsumen, sedangkan konteks internal mencakup budaya organisasi dan kompetensi staf. C. Konteks eksternal mencakup data penjualan, sedangkan konteks internal mencakup proses audit eksternal. D. Konteks eksternal mencakup proses internal perusahaan, sedangkan konteks internal mencakup kebijakan pemasok. Jawaban: B. Konteks eksternal mencakup regulasi pemerintah dan harapan konsumen, sedangkan konteks internal mencakup budaya organisasi dan kompetensi staf. Penjelasan: Dalam SNI ISO 22000:2018, organisasi harus memahami faktor internal seperti budaya kerja, struktur organisasi, dan keterampilan staf serta faktor eksternal seperti regulasi pemerintah, standar industri, dan harapan pelanggan untuk merancang sistem manajemen keamanan pangan yang efektif. Soal 1: Dalam SNI ISO 22000:2018, prosedur dokumentasi harus sesuai dengan persyaratan standar. Manakah dari pernyataan berikut yang paling akurat terkait pengendalian dokumen dalam sistem manajemen keamanan pangan? A. Semua dokumen harus disimpan selama minimal 10 tahun. B. Hanya dokumen internal yang harus dikendalikan dalam FSMS. C. Dokumen harus ditinjau, diperbarui, dan disetujui oleh personel yang berwenang. D. Prosedur pengendalian dokumen dapat diabaikan jika perusahaan berskala kecil. Jawaban: C. Dokumen harus ditinjau, diperbarui, dan disetujui oleh personel yang berwenang. Penjelasan: SNI ISO 22000:2018 mengharuskan organisasi untuk mengendalikan dokumen yang relevan dengan FSMS. Dokumen harus diperbarui secara berkala dan disetujui oleh personel yang berwenang untuk memastikan keakuratan, keabsahan, dan kemutakhiran informasi. Soal 2: Dalam konteks Corrective Actions (Tindakan Korektif) sesuai SNI ISO 22000:2018, organisasi harus mengambil langkah tertentu setelah mendeteksi ketidaksesuaian dalam proses produksi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah: A. Melakukan audit internal untuk memastikan ketidaksesuaian lainnya. B. Menghentikan produksi hingga masalah terselesaikan. C. Mengidentifikasi penyebab utama dari ketidaksesuaian tersebut. D. Memberikan pelatihan ulang kepada semua karyawan. Jawaban: C. Mengidentifikasi penyebab utama dari ketidaksesuaian tersebut. Penjelasan: Ketika ketidaksesuaian ditemukan, langkah pertama adalah mengidentifikasi akar penyebabnya menggunakan metode seperti analisis sebab-akibat (root cause analysis). Ini penting untuk mencegah terulangnya masalah yang sama. Soal 3: SNI ISO 22000:2018 menetapkan bahwa organisasi harus mempertimbangkan risk-based thinking. Dalam proses ini, risiko dan peluang harus dinilai untuk: A. Meminimalkan biaya produksi. B. Mematuhi undang-undang perpajakan. C. Mencegah atau mengurangi efek negatif terhadap keamanan pangan. D. Mengurangi waktu yang diperlukan untuk inspeksi. Jawaban: C. Mencegah atau mengurangi efek negatif terhadap keamanan pangan. Penjelasan: Risk-based thinking dalam SNI ISO 22000:2018 dirancang untuk mengidentifikasi potensi risiko terhadap keamanan pangan serta peluang untuk meningkatkan proses. Pendekatan ini membantu memastikan bahwa tindakan pencegahan dilakukan sebelum masalah muncul. Soal 4: Dalam proses audit internal yang dilakukan sesuai dengan SNI ISO 22000:2018, auditor harus memenuhi persyaratan tertentu. Manakah dari pernyataan berikut yang paling sesuai dengan persyaratan auditor internal? A. Auditor harus memiliki pengalaman minimal lima tahun di bidang produksi pangan. B. Auditor harus berasal dari departemen yang sama dengan yang diaudit untuk memahami proses secara detail. C. Auditor harus independen dan tidak terlibat langsung dalam proses yang diaudit. D. Auditor hanya perlu memahami sebagian besar prosedur keamanan pangan yang diterapkan. Jawaban: C. Auditor harus independen dan tidak terlibat langsung dalam proses yang diaudit. Penjelasan: SNI ISO 22000:2018 mengharuskan audit internal dilakukan oleh auditor yang independen dan tidak terlibat langsung dalam proses yang diaudit. Hal ini memastikan bahwa audit dilakukan secara objektif dan tidak bias. Soal 5: Dalam SNI ISO 22000:2018, organisasi harus menetapkan Traceability System (Sistem Pelacakan). Manakah dari berikut ini yang bukan tujuan utama dari sistem pelacakan tersebut? A. Memfasilitasi penarikan kembali produk yang terkontaminasi. B. Memudahkan penghitungan biaya logistik produk. C. Mengidentifikasi sumber bahan baku dalam kasus kontaminasi. D. Memastikan setiap produk dapat dilacak hingga ke sumbernya. Jawaban: B. Memudahkan penghitungan biaya logistik produk. Penjelasan: Tujuan utama dari sistem pelacakan adalah untuk mengidentifikasi asal bahan baku, memantau proses produksi, dan memudahkan penarikan produk yang terkontaminasi. Penghitungan biaya logistik bukan merupakan bagian dari persyaratan ini. Soal 1: Dalam SNI ISO 22000:2018, Management Review harus mencakup tinjauan terkait kinerja sistem manajemen keamanan pangan. Manakah dari berikut ini yang tidak termasuk dalam agenda wajib tinjauan manajemen? A. Kesesuaian kebijakan keamanan pangan dan tujuan perusahaan B. Ulasan tentang audit internal dan eksternal C. Evaluasi efektivitas kampanye pemasaran produk D. Tinjauan tindakan korektif dan pencegahan yang telah dilakukan Jawaban: C. Evaluasi efektivitas kampanye pemasaran produk Penjelasan: Tinjauan manajemen dalam SNI ISO 22000:2018 berfokus pada efektivitas dan kesesuaian sistem manajemen keamanan pangan. Evaluasi kampanye pemasaran tidak termasuk karena tidak terkait langsung dengan keamanan pangan. Soal 2: Dalam penerapan SNI ISO 22000:2018, istilah Emergency Preparedness and Response mengacu pada: A. Prosedur untuk melaporkan masalah ke manajemen puncak B. Rencana tindakan perusahaan dalam menghadapi keadaan darurat yang berpotensi mengganggu keamanan pangan C. Sistem untuk mencatat semua kecelakaan di tempat kerja D. Mekanisme komunikasi antara pemasok dan pelanggan saat terjadi keterlambatan pengiriman Jawaban: B. Rencana tindakan perusahaan dalam menghadapi keadaan darurat yang berpotensi mengganggu keamanan pangan Penjelasan: SNI ISO 22000:2018 mengharuskan perusahaan untuk memiliki rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk mengatasi situasi yang tidak terduga yang dapat memengaruhi keamanan pangan, seperti bencana alam, kerusakan fasilitas, atau kontaminasi bahan baku. Soal 3: Dalam penerapan Food Safety Objectives (Tujuan Keamanan Pangan) sesuai SNI ISO 22000:2018, organisasi harus menetapkan tujuan yang terukur. Manakah di bawah ini yang paling sesuai sebagai contoh tujuan keamanan pangan? A. Meningkatkan penjualan tahunan sebesar 20% B. Mengurangi jumlah keluhan pelanggan terkait keamanan pangan sebesar 15% dalam setahun C. Mempercepat waktu produksi produk baru untuk memperluas pasar D. Meningkatkan penilaian media sosial perusahaan terkait layanan pelanggan Jawaban: B. Mengurangi jumlah keluhan pelanggan terkait keamanan pangan sebesar 15% dalam setahun Penjelasan: Tujuan keamanan pangan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbasis waktu (SMART). Mengurangi jumlah keluhan pelanggan terkait keamanan pangan adalah contoh tujuan yang memenuhi kriteria tersebut. Soal 4: Dalam proses implementasi analisis bahaya pada SNI ISO 22000:2018, langkah pertama yang harus dilakukan oleh organisasi adalah: A. Menetapkan parameter pengendalian produk akhir B. Menentukan langkah-langkah operasional yang kritis C. Mengidentifikasi potensi bahaya dari bahan baku, proses, dan lingkungan kerja D. Melakukan pengambilan sampel untuk uji laboratorium Jawaban: C. Mengidentifikasi potensi bahaya dari bahan baku, proses, dan lingkungan kerja Penjelasan: Langkah pertama dalam analisis bahaya adalah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat memengaruhi keamanan pangan, termasuk bahaya dari bahan baku, proses pengolahan, peralatan, dan lingkungan kerja. Ini menjadi dasar untuk menetapkan tindakan pengendalian yang sesuai. Soal 5: Dalam SNI ISO 22000:2018, proses pengambilan keputusan untuk menetapkan Critical Control Points (CCP) didasarkan pada: A. Prinsip analisis risiko yang dirinci dalam ISO 31000 B. Analisis akar penyebab dari setiap masalah produksi C. Penggunaan Decision Tree untuk mengevaluasi bahaya yang signifikan D. Panduan teknis yang disediakan oleh badan pengawas pangan nasional Jawaban: C. Penggunaan Decision Tree untuk mengevaluasi bahaya yang signifikan Penjelasan: Proses penetapan CCP dalam SNI ISO 22000:2018 menggunakan metode Decision Tree untuk membantu menentukan apakah langkah-langkah tertentu dalam proses produksi harus dikategorikan sebagai titik kendali kritis (CCP). Ini dilakukan dengan mengevaluasi potensi bahaya yang signifikan terhadap keamanan pangan. Soal 1: Dalam SNI ISO 22000:2018, organisasi harus mempertimbangkan penggunaan pendekatan Plan-Do-Check-Act (PDCA) dalam pengelolaan sistem manajemen keamanan pangan. Pada tahap "Check", manakah dari berikut ini yang paling sesuai dengan aktivitas yang dilakukan? A. Mengidentifikasi potensi bahaya dalam proses produksi. B. Melakukan pemantauan rutin dan audit internal terhadap proses. C. Mengembangkan rencana tindakan korektif untuk setiap ketidaksesuaian. D. Mengatur komunikasi antar departemen tentang hasil inspeksi. Jawaban: B. Melakukan pemantauan rutin dan audit internal terhadap proses. Penjelasan: Tahap "Check" dalam siklus PDCA mencakup evaluasi kinerja melalui pemantauan, pengukuran, audit internal, dan tinjauan sistem keamanan pangan untuk memastikan efektivitas proses yang dijalankan. Soal 2: Dalam konteks pengendalian operasional sesuai SNI ISO 22000:2018, manakah dari berikut ini yang paling tepat mendeskripsikan peran Monitoring Procedures? A. Mencatat semua aktivitas produksi untuk keperluan hukum. B. Mengidentifikasi potensi pemasok yang tidak memenuhi spesifikasi. C. Memastikan bahwa tindakan pengendalian dilakukan sesuai rencana yang ditetapkan. D. Melakukan pelatihan bagi karyawan dalam manajemen produksi pangan. Jawaban: C. Memastikan bahwa tindakan pengendalian dilakukan sesuai rencana yang ditetapkan. Penjelasan: Prosedur pemantauan (monitoring) bertujuan untuk memeriksa apakah tindakan pengendalian berjalan sesuai dengan yang direncanakan, terutama pada titik kritis (CCP). Ini penting untuk menghindari penyimpangan yang dapat memengaruhi keamanan pangan. Soal 3: Sesuai SNI ISO 22000:2018, organisasi harus memelihara komunikasi internal yang efektif untuk mendukung sistem manajemen keamanan pangan. Manakah dari berikut ini yang bukan tujuan komunikasi internal? A. Memastikan bahwa setiap karyawan mengetahui perannya dalam menjaga keamanan pangan. B. Menyediakan saluran komunikasi langsung dengan pihak berwenang pemerintah. C. Mengoordinasikan tim lintas fungsi untuk menangani situasi darurat pangan. D. Menginformasikan hasil audit internal kepada semua departemen terkait. Jawaban: B. Menyediakan saluran komunikasi langsung dengan pihak berwenang pemerintah. Penjelasan: Komunikasi internal dalam SNI ISO 22000:2018 dirancang untuk mengoordinasikan tindakan antar departemen dalam organisasi, bukan untuk berkomunikasi dengan pihak eksternal seperti pemerintah. Hubungan dengan pihak eksternal diatur dalam kebijakan komunikasi eksternal. Soal 4: Dalam analisis bahaya sesuai SNI ISO 22000:2018, organisasi harus mengidentifikasi dan mengevaluasi tingkat keparahan (severity) dan kemungkinan (likelihood) dari bahaya. Manakah dari pernyataan berikut yang paling benar terkait metode ini? A. Hanya bahaya dengan tingkat keparahan tinggi yang perlu dikendalikan. B. Kombinasi tingkat keparahan dan kemungkinan digunakan untuk menentukan tingkat risiko. C. Evaluasi bahaya hanya dilakukan pada produk akhir sebelum distribusi. D. Semua bahaya dianggap kritis jika ditemukan dalam proses produksi. Jawaban: B. Kombinasi tingkat keparahan dan kemungkinan digunakan untuk menentukan tingkat risiko. Penjelasan: Dalam analisis bahaya, tingkat risiko ditentukan berdasarkan kombinasi tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya bahaya. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memprioritaskan tindakan pengendalian yang lebih efektif dan sesuai dengan potensi dampaknya terhadap keamanan pangan. Soal 5: Dalam penerapan Corrective Actions sesuai SNI ISO 22000:2018, setelah organisasi mengidentifikasi penyebab utama dari suatu ketidaksesuaian, langkah berikutnya adalah: A. Menghentikan produksi hingga penyebab ketidaksesuaian teratasi. B. Mengembangkan dan menerapkan tindakan pencegahan untuk masalah yang sama. C. Memberikan laporan ketidaksesuaian kepada auditor ekste... Soal 1: Dalam SNI ISO 22000:2018, Operational Prerequisite Programs (OPRPs) harus ditetapkan untuk mengendalikan bahaya signifikan yang tidak memerlukan titik kendali kritis (Critical Control Points - CCP). Manakah dari berikut ini yang merupakan contoh paling tepat dari OPRP dalam industri pengolahan pangan? A. Pengaturan suhu dalam ruang pendingin bahan baku B. Pemisahan jalur produksi untuk produk yang mengandung alergen C. Proses sterilisasi dalam tahap pengemasan akhir D. Pengendalian residu pestisida dalam bahan baku saat panen Jawaban: B. Pemisahan jalur produksi untuk produk yang mengandung alergen Penjelasan: Pemisahan jalur produksi untuk produk yang mengandung alergen adalah contoh OPRP karena mencegah kontaminasi silang yang dapat menyebabkan risiko serius. Ini adalah tindakan yang harus dilakukan terus-menerus tetapi tidak dianggap sebagai CCP karena tidak melibatkan parameter yang memerlukan pemantauan kritis secara langsung. Soal 2: Dalam proses analisis bahaya menurut SNI ISO 22000:2018, organisasi harus menetapkan tindakan pengendalian yang sesuai. Manakah dari berikut ini yang bukan kriteria yang digunakan dalam menetapkan tindakan pengendalian? A. Tingkat keparahan potensi bahaya B. Kemungkinan terjadinya bahaya dalam proses produksi C. Biaya implementasi tindakan pengendalian D. Dampak bahaya terhadap kesehatan konsumen Jawaban: C. Biaya implementasi tindakan pengendalian Penjelasan: Penetapan tindakan pengendalian dalam SNI ISO 22000:2018 berfokus pada analisis tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat memengaruhi kesehatan konsumen. Biaya implementasi bukan merupakan kriteria dalam standar ini, karena keamanan pangan harus menjadi prioritas utama. Soal 3: Dalam konteks pengendalian mutu yang diatur dalam SNI ISO 22000:2018, organisasi harus melakukan verifikasi terhadap tindakan pengendalian. Proses verifikasi ini bertujuan untuk: A. Memastikan bahwa semua produk diproduksi dalam jumlah yang tepat B. Memeriksa apakah tindakan pengendalian diterapkan secara efektif sesuai yang direncanakan C. Mengurangi waktu inspeksi untuk meningkatkan efisiensi produksi D. Memastikan bahwa pemasok mengikuti pedoman kebijakan perusahaan Jawaban: B. Memeriksa apakah tindakan pengendalian diterapkan secara efektif sesuai yang direncanakan Penjelasan: Verifikasi adalah proses pengecekan untuk memastikan bahwa tindakan pengendalian yang direncanakan diterapkan dengan benar dan menghasilkan produk yang aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam sistem manajemen keamanan pangan. Soal 4: SNI ISO 22000:2018 mengharuskan organisasi untuk melakukan traceability (pelacakan) dalam seluruh rantai pasokan. Apa tujuan utama dari pelaksanaan sistem pelacakan tersebut? A. Mengurangi biaya distribusi produk ke konsumen akhir B. Memastikan produk dapat dilacak dari bahan baku hingga ke konsumen akhir C. Meningkatkan transparansi untuk kepentingan pemasaran produk D. Memfasilitasi penggantian produk cacat dengan cepat Jawaban: B. Memastikan produk dapat dilacak dari bahan baku hingga ke konsumen akhir Penjelasan: Pelacakan dalam SNI ISO 22000:2018 memungkinkan perusahaan melacak bahan baku, proses produksi, dan distribusi hingga ke konsumen akhir. Sistem ini sangat penting untuk memastikan tindakan penarikan produk yang efektif jika ditemukan masalah keamanan pangan. Soal 5: Dalam pelaksanaan audit internal sesuai SNI ISO 22000:2018, siapa yang paling memenuhi syarat untuk melakukan audit internal pada proses produksi pangan? A. Kepala departemen produksi yang memahami proses dengan baik B. Anggota tim keamanan pangan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi C. Karyawan baru yang telah mengikuti pelatihan dasar ISO 22000 D. Pihak eksternal yang dikontrak oleh perusahaan Jawaban: B. Anggota tim keamanan pangan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi Penjelasan: SNI ISO 22000:2018 mengharuskan auditor internal memiliki kompetensi yang sesuai dan tidak terlibat langsung dalam proses yang diaudit untuk memastikan objektivitas dan menghindari konflik kepentingan.