Proposal Skripsi: Masyarakat Palestina Subaltern dalam Novel Rijal fii Syams (2024)

Document Details

UnparalleledPiccoloTrumpet

Uploaded by UnparalleledPiccoloTrumpet

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

2024

Siti Nurhidayah

Tags

Palestina subaltern Novel Rijal fii Syams Teori semiotika Ghassan Kanafani

Summary

This document is a proposal for a university thesis (skripsi) about the Palestinian subaltern community in the novel *Rijal fi Syams*. It explores the use of semiotic theory to analyze and understand the portrayal of this community in the novel and the context of its historical and social significance.

Full Transcript

‫المجتمع الفلسطيني التابعي رواية "رجال في الشمس" لغسان كنافاني ( نظرية السيميائية عند تشارلز‬ )‫ساندرز بيرس‬ MASYARAKAT PALESTINA SUBALTERN DALAM NOVEL RIJAL FII SYAMS KARYA GHASSAN KNAFANI : TEORI SEMIOTIK CHARLES SANDERS PEIRC...

‫المجتمع الفلسطيني التابعي رواية "رجال في الشمس" لغسان كنافاني ( نظرية السيميائية عند تشارلز‬ )‫ساندرز بيرس‬ MASYARAKAT PALESTINA SUBALTERN DALAM NOVEL RIJAL FII SYAMS KARYA GHASSAN KNAFANI : TEORI SEMIOTIK CHARLES SANDERS PEIRCE PROPOSAL SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Disusun Oleh : Siti Nurhidayah NIM : 21101010028 Dosen Pembimbing : Dr. Moh. Kanif Anwari, S.Ag. M.Ag. NIP : 19710730 199603 1 002 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2024 Daftar Isi BAB I.......................................................................................................................3 PENDAHULUAN....................................................................................................3 A. Latar Belakang..............................................................................................3 B. Rumusan Masalah.........................................................................................9 C. Tujuan Penelitian...........................................................................................9 D. Manfaat Penelitian........................................................................................9 E. Tinjauan Pustaka.........................................................................................10 F. Landasan Teori............................................................................................12 G. Metode Penelitian......................................................................................15 H. Sistematika Penulisan................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M. Atar Semi dalam bukunya yang berjudul anatomi sastra mendefinisikan sastra sebagai bentuk dari hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya ialah manusia serta kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Atar Semi menegaskan bahwa objek dari seni sastra merupakan pengalaman hidup manusia terutama yang menyangkut mengenai kehidupan sosial budaya, sistem berpikir, dan kesenian. Karya sastra dalam wujudnya memiliki dua aspek yang sangat penting, yaitu isinya dan juga bentuknya: isinya merupakan hal yang mengenai tentang pengalaman hidup manusia, sedangkan bentuknya ialah hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana cara penyampaiannya, yakni cara-cara yang dilakukan oleh seorang sastrawan dalam memanfaatkan bahasa sebagai wadah daripada isi dari karya sastra.1 Salah satu bentuk dari karya sastra adalah novel. Novel merupakan sebuah karya fiksi yang memuat pesan dari pengarangnya, agar seorang pembaca dapat memahami pesan yang di sampaikan oleh pengarang maka harus mampu memahami keutuhan serta keterkaitan antar unsur pembangun novel. Stanton juga mengatakan bahwa novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan sedikit atau banyak karakter, 1 M. Atar Semi, Anatomi sastra (Angkasa Raya, 2008). 3 serta berbagai peristiwa rumit yang terjadi beberapa tahun yang lalu secara mendetail.2 Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masyarakat subaltern merupakan salah satu tema yang menarik dalam sebuah novel karena menampilkan problem politik, ketertindasan, serta keterbatasan-keterbatasan yang di alami oleh tokoh. Masyarakat subaltern adalah istilah yang digunakan untuk menyebut populasi yang secara politik, sosial, dan geografis ditundukkan oleh kelompok penguasa. Menurut Spivak subaltern tidak hanya ditunjukkan kepada kelompok kelas yang tertindas saja, melainkan dalam istilah pascakolonial kata subaltern juga merujuk pada segala sesuatu yang berhubungan dengan pembatasan akses atau semacam ruang pembedaan.3 Hal ini dapat dilihat secara nyata pada kehidupan masyarakat Palestina saat terjadinya peristiwa Nakba sampai sekarang. Penjajahan yang di lakukan oleh zionis Israel terhadap masyarakat Palestina masih terus berlangsung hingga saat ini. Tentu hal ini menjadikan masyarakat Palestina mengalami berbagai kesulitan untuk hidup, mulai kesulitan untuk mendapatkan air, aliran listrik bahkan merambah dalam bidang pendidikan, kesahatan, dan ekonomi.4 Meskipun penderitaan-penderitaan tersebut telah dialami oleh masyarakat Palestina sejak peristiwa Nakba hingga saat ini, namun sayangnya masih ada banyak orang yang 2 Hafid Purwono Raharjo, Eko Wiyanto, Mengenal struktur pembangun karya sastra (CV Sindunata, 2019). 3 Rahmat Setiawan, “Subaltern, Politik Etis, dan Hegemoni dalam Perspektif Spivak,” Poetika : Jurnal Ilmu Sastra VI (1 Juli 2018), https://doi.org/10.22146/poetika.35013. 4 Dewi Suratiningsih, S.IP., M.A., and Suci Lukitowati, S.P., M.A., Strategi Komunikasi Dalam Diplomasi Kemanusiaan: Best Practice Act Dalam Isu Kemanusiaan Palestina (Scopindo Media Pustaka, 2020). 4 menganggap kejadian tersebut bukanlah apa-apa, dan justru ada sebagian kelompok manusia yang memilih untuk berpihak pada Israel. Sehingga penderitaan- penderitaan yang dialami oleh masyarakat Palestina ini harus disuarakan agar mereka bisa merasakan keamanan dan ketenangan dalam hidup. Dilihat dari sisi sejarah pada tahun 1917 ketika Turki Usmani kalah perang melawan Inggris mengakibatkan tanah Palestina berpindahan tangan dari Turki Utsmani ke Inggris, sehingga pemerintah Inggris mengeluarkan deklarasi Balfour yang menyatakan dukungannya terhadap berdirinya tanah air Yahudi di wilayah Palestina. Selanjutnya pada tahun 1948 tepatnya pada tanggal 14 Mei secara resmi pemerintahan Inggris menyerahkan tanah jajahannya yaitu Palestina ke tangan Israel. Pada hari itu juga Amerika Serikat turut menyatakan pengakuan berdirinya negara Israel di tanah Palestina, setelah tiga hari dari kejadian tersebut Uni Soviet juga ikut serta mengakui akan berdirinya negara Israel.5 Saat terjadinya peristiwa Nakba pada tahun 1948 ada sebanyak kurang lebih 500.000-1.000.000 masyarakat Palestina yang mengungsi ke tempat lain. Mereka mencari kehidupan masing- masing, ada yang memilih untuk tinggal di kamp-kamp pengungsian, ada juga yang berpindah ke negara lain untuk bekerja, belajar atau lain sebagainya.6 Menurut Al-Gabra dalam bukunya an-Nakbah wa Nash'ul Shatat al- Filastini fil Kuwait menjelaskan bahwa langkah pertama yang dilakukan oleh 5 Mahlil Idatul Humairah, “Gerakan Intifadhah dan Kemunculan Hamas (1987-1993),” Universitas Negeri Jakarta, Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 1, no. https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/periode/issue/view/882 (8 Maret 2019). 6 Mufti Rasyid, “Nasib Diaspora Palestina di Kuwait: Antara Rumah Kedua dan Dampak Perang Teluk,” UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 5, no. http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH (12 Februari 2022). 5 masyarakat Palestina setelah terjadinya peristiwa Nakba adalah dengan menyembuhkan luka-luka mereka dan juga keluarga mereka, kemudian mereka mulai berusaha mencari pekerjaan yang memungkinkan bagi mereka untuk tetap bertahan dalam kondisi sebagai pengungsi baru. Negara-negara Arab adalah tujuan utama bagi masyarakat Palestina dengan alasan kesamaan budaya, bahasa, serta kedekatan secara geografis dan Kuwait adalah salah satu negara yang paling terbuka akan pengungsi Palestina. Penguasa serta masyarakat Kuwait menerima pengungsi dari Palestina dengan baik, orang-orang Kuwait juga membuka lapangan pekerjaan bagi pengungsi Palestina, ada yang menjadi guru, sopir truk maupun menjadi pekerja kasar, sehingga banyak masyarakat Palestina yang berdiaspora ke Kuwait.7 Penderitaan tersebut tergambar dalam sebuah novel yang berjudul Rijal Fii Syams. Novel ini merupakan salah satu novel yang menggambarkan penderitaan masyarakat Palestina setelah terjadinya peristiwa Nakba. Novel Rijal Fii Syams juga merupakan novel yang paling populer diantara karya-karya Ghassan Kananfani. Novel ini menceritakan bagaimana kehidupan masyarakat Palestina subaltern setelah 10 tahun terjadinya peristiwa Nakba pada tahun 1948. Terdapat seorang laki-laki bernama Abu Qois yang masih meratapi kehancuran kotanya hingga 10 tahun setelah nakba dengan kondisi yang serba kekurangan, ia tinggal di sebuah gubug kecil yang di beri oleh tetangganya. Berbeda dengan tokoh Sa’ad yang memilih pergi ke Kuwait setelah terjadinya nakba untuk melanjutkan 7 ‫ النكبه ونشوء الشتات الفلسطيين يف الكويت (الفهرسة يف أثناء النشر إعداد املركز العريب لألحباث‬,‫شفيق الغربا‬ )2018 ,‫ودراسة السياسات‬. 6 hidupnya dengan menjadi seorang sopir di Kuwait, berbeda lagi dengan tokoh Marwan yang merupakan seorang anak yang seharusnya masih menikmati bangku sekolah namun ia justru ingin seperti Sa’ad bisa bekerja di Kuwait demi menghidupi keluarganya setelah di tinggal oleh ayah dan kakaknya. Setelah tiga tokoh tersebut bertemu akhirnya mereka memilih untuk pergi bersama ke Kuwait. Tentu ini bukanlah perjalanan yang mudah bagi rakyat subaltern Palestina untuk keluar dari wilayahnya. Dengan berbagai perjuangannya untuk keluar dari Palestina, namun justru ketiga tokoh tersebut meninggal dunia di tengah perjalanannya ke Kuwait.8 Novel Rijal fii Syams adalah karya sastra dari seorang sastrawan berasal dari Palestina yang bernama Ghassan Kanafani. Beliau lahir pada 8 April 1936. Selain menjadi seorang sastrawan beliau juga merupakan anggota utama Al-Jabhah al- Sha'biyyah li-Tahrir Filasthin atau Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP). Salah satu karya Ghassan Kanafani yang paling populer adalah novel Rijal fii Syamas yang terbit pertama kali pada tahun 1962. Novel ini merupakan hasil rekam jejaknya pada saat beliau berusia 12 tahun yakni pada tahun 1948 saat terjadinya nakba, beliau mengalami kehidupan berdiaspora dari Damaskus melewati Kuwait hingga sampai di Beirut. Kemudian beliau wafat pada Juli tahun 1972 ketika mobilnya meledak akibat ulah dari zionis. 9 Dalam novel Rijal fii Symas ini Ghassan Kanafani menggunakan banyak sistem tanda yang memiliki maksud serta nilai tersendiri untuk menunjukkan 8 )1963 ,‫ األوىل (الرمال قربص‬,‫ رجال يف الشمس‬,‫غسان كنفاين‬ 9 Benny Morris, The 1936-39 Revolt In Palestine (New York: Committee For Democratic Palestine, 1972). 7 bagaimana penderitaan yang dialami oleh masyarakat Palestina subaltern atas penindasan yang dilakukan oleh Israel. Dengan demikian, untuk mampu membaca tanda-tanda yang di sampaikan oleh Ghassan Kanafani dalam novel Rijal fi Syams penulis akan menganalisis novel tersebut menggunakan kajian semiotika. Semiotika merupakan suatu cabang ilmu yang digunakan untuk mengkaji tanda dalam sebuah karya sastra sehingga dapat di ketahui maksud serta nilai-nilai yang disampaikan oleh pengarang. Adapun semiotika yang di gunakan oleh penulis adalah teori semiotika Charles Sanders peirce. Hal ini didasarkan pada pengklasifikasian tanda pada teori Peirce sangat rinci dan kompleks, Peirce membagi tanda menjadi tiga kategori, yaitu : ikon, indeks, dan simbol.10 Peirce mengembangkan klasifikasi tanda dengan sangat rinci dan kompleks sehingga menjadi alat yang kuat untuk menganalisis bagaimana tanda bekerja dalam berbagai konteks. Oleh karena itu, teori Charles Sanders Peirce ini di anggap mampu untuk membaca sistem tanda yang terdapat dalam novel, sehingga maksud serta nilai-nilai yang akan di sampaikan oleh Ghassan Kanafani dalam novel Rijal fii Syams dapat dipahami oleh pembaca secara mendalam serta dapat diambil pelajarannya. Dengan demikian, maka peneliti ini mengangkat judul “Masyarakat Palestina Subaltern Dalam Novel Rijal Fii Syams Karya Ghassan Kanafani : Teori Semiotik Charles Sanders Peirce” 10 Elsa Widia Kartika, Ahmad Supena, “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Dalam Novel ‘Pasung Jiwa’ Karya Okky Madasari,” Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Pena Literasi, 14 2024. 8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebgai berikut: - Bagaimana masyarakat Palestina subaltern tergambar dalam novel Rijal Fii Syams? - Bagaimana interpretasi makna yang terkandung dalam novel Rijal Fii Syams berdasarkan sistem tanda menurut Charles Sanders peirce? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: - Mendeskripsikan masyarakat Palestina subaltern dalam novel Rijal Fii Syams - Mendeskripsikan interpretasi makna berdasarkan sistem tanda dari teori semiotik Charles Sanders Peirce dalam novel Rijal fi Syams D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap pembaca, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa membawa manfaat secara teoritis yaitu berupa pengetahun serta informasi baru mengenai makna yang terdapat 9 dalam sistem tanda semiotik Charles Sanders Peirce yang terkandung dalam novel Rijal fi Symas karya Ghassan Kanafani. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai bagaimana teori semiotik Charles Sanders Peirce dapat di aplikasikan dalam novel Rijal fi Symas. b. Bagi pemabaca, dapat mengetahui seberapa besar perjuangan masyarakat Palestina subaltern yang tergambar dalam novel Rijal fi Syams. c. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian apabila memiliki persamaan pada objek material maupun teorinya. E. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka diperlukan untuk menspesifikasikan suatu penelitian yang mirip dengan penelitian yang ada sebelumnya serta mencegah terjadinya plagiasi. Adapun tinjauan pustaka yang di peroleh anatara lain : Pertama, skripsi yang ditulis Ni’ma Rayyin Husnaya mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul An-Nazrah al Alamaiyyah fi al Riwayah Rijalun fi al Syams (Dirasah Tahliliyah Binyawiyyah Takwiniyyah li Lucien Goldmann) pada tahun 2022. Penelitian ini mmeiliki tujuan untuk mengatahui bagaiamana pandangan dunia Ghassan Kanafani terhadap perjuangan serta revolusi yang terdapat dalam novel Rijal Fii 10 Syams, selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui struktur karya sastra dan mengetahui kondisi masyarakat Palestina yang bertempat tinggal di kamp-kamp pengungsian.11 Kedua, skripsi yang ditulis oleh Ratna Ayuka Masari mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul At Tafa’ul al Ijtima’I fi ar- Riwayah Rijalun fi Asy-Syams li Gassan Kanafani (Dirasah Tahliliyah Ijtima’iyyah Adabiyyah li Georg Simmel) pada tahun 2022. Pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mengkaji serta memaparkan interaksi sosial yang terdapat dalam novel Rijal Fii Syams. Penulis menggunakan teori milik Georg Summel yang menganggap bahwa sosiologi sebgai suatu ilmu pengetahuan harus memiliki tujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, mengklasifikasikan, dan melakukan penyelidikan terhadap bentuk hubungan sosial yang di bangun dalam masyarakat.12 Ketiga, penelitian yang di tulis oleh Shefira Nurulita dan Sri Rahayu mahasiswa Universitas Islam Riau dengan judul Analisis Semiotika Charles Sander Peirce dalam Novel Kado Terbaik Karya J.S Khairen pada tahun 2023. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam teorinya yaitu untuk menemukan makna dalam karya sastra berdasarkan teori semiotika Charles Sander Peirce. Fokus pada penelitian ini ialah kajian semiotika pada aspek 11 Ni’ma Rayyin Husnaya, “An-Nazrah al Alamaiyyah fi al Riwayah Rijalun fi al Syams (Dirasah Tahliliyah Binyawiyyah Takwiniyyah li Lucien Goldmann)” (Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022). 12 Ratna Ayuka Masari, “At Tafa’ul al Ijtima’I fi ar-Riwayah Rijalun fi Asy-Syams li Gassan Kanafani (Dirasah Tahliliyah Ijtima’iyyah Adabiyyah li Georg Simmel)” (Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022). 11 ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam novel Kado Terbaik Karya J.S Khairen.13 Keempat, penelitian yang ditulis oleh Alfiah Nurul Aini Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia dengan judul Analisis Semiotik Terhadap Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Sebagai Alternatif Bahan Pengajaran Sastra Di SMA pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charless Sanders Peirce , sehinggga penelitian ini memiliki kesamaan dalam memilih teori yang di gunakan, namun berbeda dalam objek materialnya. Penelitian ini mengungkap makna tersirat yang terdapat dalam novel Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata.14 Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini perlu untuk dilakukan karena belum ada penelitian yang mengkaji objek material tersebut menggunakan teori semiotika Charless Sanders Peirce. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan melengkapi penelitian yang lama. F. Landasan Teori Semiotika adalah suatu kajian sastra yang mengkaji tentang makna tanda.15 Charles Sanders Peirce adalah seorang yang ahli dalam bidang filsafat dan juga ahli logika. Teori yang di kemukakkan oleh Peirce menjadi 13 Shefira Nurulita, Sri Rahayu, “Analisis Semiotika Charles Sander Peirce dalam Novel Kado Terbaik Karya J.S Khairen” (Riau, Universitas Islam Riau, 2023). 14 Alfiah Nurul Aini, “Analisis Semiotik Terhadap Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Sebagai Alternatif Bahan Pengajaran Sastra Di SMA” 1 (Agustus 2013). 15 Ambarini AS, M.Hum. dan Nazla Maharani Umaya, M.Hum., Semiotika teori dan aplikasi pada karya sastra (Semarang: IKIP PGRI Semarang Press, t.t.). 12 teori yang mutakhir dan paling banyak di gunakan dalam berbagai bidang penelitian. Dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda, bahasa merupakan sistem tanda yang paling fundamental,namun tidak hanya sekedar bahasa yang tersusun oleh tanda, melainkan juga seluruh alam semesta yang masih berhubungan dengan pikiran manusia.16 Pada dasarnya teori yang di kemukakan oleh Peirce ini selalu didasarkan pada logika, tanda menurut Peirce memungkinkan manusia untuk berpikir, bagaimana hubungan dengan orang lain serta memberi makna pada tanda-tanda yang digambarkan alam semesta. Gambar 1. Proses semiosis Peirce mengemukakan bentuk triadik atau dapat dipahami sebagai teori segitiga makna, yakni meliputi representamen, objek, dan interpretan. Ketiga unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain, dimana hubungan pengirim tanda (representamen) dengan penerima tanda (objek) di sebut dengan semiosis.17 Representemen merupakan tanda itu sendiri, yaitu bentuk fisik yang dapat di lihat serta di rasakan oleh pancaindra, serta mengacu pada sesuatu, representemen ini dibagi menjadi tiga : qualisign, 16 Drs. Alex Sobur, M. Si., Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016). 17 Alfiah Nurul Aini, “Analisis semiotik terhadap novel laskar pelangi karya andrea hirata sebagai alternatif bahan pengajaran sastra di SMA.” 1 (Agustus 2013) 13 sinsign, legisign. Objek adalah acuan dari tanda itu sendri, objek diklasifikasikan menjadi 3 : icon, indeks, dan simbol. Sedangkan interpretan adalah proses dari pemaknanan terhadap tanda, interpretan juga di bagi menjadi tiga : rheme, dicisign, argument.18 Charles Sanders Peirce mendefinisikan tanda sebagai suatu konsep yang dapat dijadikan sebagai sebuah bahan analisis, menurutnya pada setiap tanda terdapat makna sebagai hasil dari interpretasi berdasarkan tanda tersebut.19 Menurut Peirce sebuah analisis yang berkaitan dengan esensi tanda harus merujuk pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Sehingga Peirce menfokuskan tanda pada denotatumnya yaitu terbagi pada tiga aspek: ikon, indeks, dan simbol.20 A. Ikon Ikon merupakan sebuah tanda yang menunjukkan kemiripan antara objek dengan tanda tersebut. Sehingga dapat di pahami bahwa ikon adalah tanda yang memiliki hubungan erat dengan petandanya atau kemiripan dengan acuannya. Contohnya peta, gambar dll. 18 Ambarini AS, M.Hum. dan Nazla Maharani Umaya, M.Hum., Semiotika Teori dan Aplikasi Pada Karya Sastra. (Semarang: IKIP PGRI Semarang Press, t.t.). 19 Saleha, Mia Rahmawati Yuwita, “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Pada Simbol Rambu Lalu Lintas Dead End,” Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Komputer Indonesia 3 (April 2023). 20 Nurmaya Sari dkk., “Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini (Kajian Semiotika Charles Sanders Peirce),” Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Kuningan 17 (2021). 14 B. indeks Indeks adalah tanda (representamen) yang menunjuk pada sebuah konsep yang berkaitan dengan objek tertentu dan didasarkan pada hubungan kausalitas (sebab-akibat) atau kontiguitas. Contohnya adalah asap sebagai tanda adanya api. C. simbol Simbol dapat di artikan bahwa kaitan antara tanda dengan objeknya memiliki hubungan yang ditentukan oleh suatu peraturan yang telah disepakati secara konvensional. Dalam konsep Peirce juga di kemukakan bahwa simbol adalah tanda yang merujuk pada suatu objek diluar konteks. Contohnya gerakan mengangguk merupakan tanda bahwa seseorang mengatakan setuju terhadap sesuatu. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang memaparkan penjelasan secara rinci yang didasarkan pada fenomena terbaru. Dr. Y.P. Aggarwal mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang difokuskan pada pengumpulan data atau informasi mengenai suatu kondisi tertentu dengan tujuan untuk menjelaskan atau menafsirkannya. Sedangkan metode kualitatif adalah metode penelitian 15 yang difokuskan pada kajian yang mendalam berdasarkan fenomena tertentu.21 Adapun tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mengumpulkan data secara detail mengenai makna ikon, indeks, dan simbol dari novel Rijal fi Syams karya Ghassan Kanafani. Data yang telah di peroleh kemudian disajikan berupa deskripsi yang dianalisis menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce berdasarkan obejeknya yang mencakup ikon, indeks, dan simbol. 2. Sumber Data Pada penelitian ini sumber data di kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu : a. Data primer Data primer dalam penelitian ini adalah teks yang berupa paragraf, kalimat, dan frasa yang terdapat dalam novel Rijal fi Syams karya Ghassan Kanafani. b. Data Sekunder Data sekunder pada penelitian ini ialah berupa buku, jurnal ilmiah, artikel, website serta sumber-sumber informasi lainnya baik yaang terdapat dalam perpustakaan maupun dalam bentuk elektronik yang berkaitan dengan objek material maupun teori yang di gunakan dalam penelitian ini. 21 Saleha, Mia Rahmawati Yuwita, “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Pada Simbol Rambu Lalu Lintas Dead End.” 16 3. Teknik Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik berikut: a. Melakukan pembacaan berulang agar penulis mampu memahami isi dari novel Rijal fii Syams, memahami interpretasi makna dari sistem tanda yang terdapat dalam novel. b. Mengidentifikasi dan menandai paragraf, kutipan, kalimat atau kata-kata yang menunjukkan sistem tanda berupa ikon, simbol, dan indeks dalam novel. c. Menyusun dan menyajikan data-data yang telah dikelompokkan. 4. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan serangkaian prosedur untuk membuat kesimpulan yang valid dari teks yang di analisis sebagaimana tahapan dalam penerapan teori semiotika Charless Sanders Peirce. Adapun langkah-langkah teknik analisis data dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Miles dan Huberman yang menyatakan bahwa analisis data memiliki 3 komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.22 a. Reduksi Data Reduksi data merupakan sebuah proses memilih atau menyeleksi, menfokuskan serta menyederhanakan segala Fransiska Nilapravitasari, “Pesan Dakwah Dalam Film Pendek ‘Tilik’ (Analisis Semiotika 22 Charles Sanders Peirce),” 2021. 17 informasi yang mendukung data penelitian yang dipeoleh. Proses reduksi data juga merupakan suatu langkah analisis data kualitatif yang memiliki tujuan untuk menggolongkan, menajamkan, memperjelas, dan membuat fokus penelitian dengan membuang hal-hal kurang penting. Pada hal ini penulis memilah kata, kalimat, dan paragraf yang menunjukkan tentang bagaimana kehidupan masyarakat Palestina subaltern. b. Penyajian Data Penyajian data adalah suatu proses penyususnan informasi yang memberikan kesimpulan dalam penelitian, bentuk dari penyajian data ini bisa berupa uraian, bagan atau sejenisnya. Pada tahapan ini, data-data yang telah melalui proses reduksi kemudian disajikan kedalam laporan secara sistematis. c. Penarikan Kesimpulan Tahap ini merupakan tahap akhir dari analisis data dengan menginterpretasi atau menafsirkan data yang telah disajikan. Pada tahap ini teks yang telah dipilih kemudian di analsis sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori semiotik Charless Sanders Peirce yang mengacu pada sistem tanda, yakni ikon, indeks, dan simbol. 18 Novel Rijal fi Syams Masyarakat palestina subaltern Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Ikon indeks simbol H. Sistematika Penulisan Tujuan dari sistematika penulisan adalah untuk memperjelas dan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Adapunn sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab pertama berisi pendahuluan, yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pusataka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab kedua memuat tentang biografi Ghassan Kanafani serta penjelasan mengenai sinopsis novel Rijal Fii Syams Bab ketiga berisi hasil analisis dan pembahasan, pada bagian ini meliputi analisis teori semiotik Charles Sanders Peirce terhadap novel Rijal fi Syams karya Ghassan Kanafani yang meliputi identifikasi ikon, indeks, dan simbol yang memrepresentasikan perjuangan masyarakat subaltern Palestina. Bab keempat mencakup kesimpulan dan ringkasan dari semua hasil dan penjelasan serta saran dan referensi terpercaya. 19 DAFTAR PUSTAKA Alfiah Nurul Aini. “Analisis Semiotik Terhadap Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Sebagai Alternatif Bahan Pengajaran Sastra Di Sma” 1 (Agustus 2013). Ambarini AS, M.Hum. dan Nazla Maharani Umaya, M.Hum. semiotika teori dan aplikasi pada karya sastra. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press, t.t. Benny Morris. The 1936-39 Revolt In Palestine. New York: Committee For Democratic Palestine, 1972. Dewi Suratiningsih, S.IP., M.A., and Suci Lukitowati, S.P., M.A. Strategi Komunikasi Dalam Diplomasi Kemanusiaan: Best Practice ACT dalam Isu Kemanusiaan Palestina. Scopindo Media Pustaka, 2020. Drs. Alex Sobur, M. Si. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016. Elsa Widia Kartika, Ahmad Supena. “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Dalam Novel ‘Pasung Jiwa’ Karya Okky Madasari.” Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Pena Literasi, 14 2024. Fransiska Nilapravitasari. “Pesan Dakwah Dalam Film Pendek ‘Tilik’ (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce).” Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga, 2021. Hafid Purwono Raharjo, Eko Wiyanto. mengenal struktur pembangun karya sastra. CV Sindunata, 2019. M. Atar Semi. Anatomi sastra. Angkasa Raya, 2008. Mahlil Idatul Humairah. “Gerakan Intifadhah dan Kemunculan Hamas (1987- 1993).” Universitas Negeri Jakarta, Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 1, no. https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/periode/issue/view/882 (8 Maret 2019). Mufti Rasyid. “Nasib Diaspora Palestina di Kuwait: Antara Rumah Kedua dan Dampak Perang Teluk.” UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 5, no. http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH (12 Februari 2022). Ni’ma Rayyin Husnaya. “An-Nazrah al Alamaiyyah fi al Riwayah Rijalun fi al Syams (Dirasah Tahliliyah Binyawiyyah Takwiniyyah li Lucien Goldmann).” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022. Nurmaya Sari, Anshari, Usman, Nurmaya Sari, Anshari, dan Usman. “Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini (Kajian Semiotika Charles Sanders Peirce).” Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Kuningan 17 (2021). Rahmat Setiawan. “Subaltern, Politik Etis, dan Hegemoni dalam Perspektif Spivak.” Poetika : Jurnal Ilmu Sastra VI (1 Juli 2018). https://doi.org/10.22146/poetika.35013. Ratna Ayuka Masari. “At Tafa’ul al Ijtima’I fi ar-Riwayah Rijalun fi Asy-Syams li Gassan Kanafani (Dirasah Tahliliyah Ijtima’iyyah Adabiyyah li Georg Simmel).” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022. Saleha, Mia Rahmawati Yuwita. “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Pada Simbol Rambu Lalu Lintas Dead END.” Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Komputer Indonesia 3 (April 2023). 20 ‫‪Shefira Nurulita, Sri Rahayu. “Analisis Semiotika Charles Sander Peirce dalam‬‬ ‫‪Novel Kado Terbaik Karya J.S Khairen.” Universitas Islam Riau, 2023.‬‬ ‫شفيق الغبرا‪.‬النكبه ونشوء الشتات الفلسطيني في الكويت ‪.‬الفهرسة في أثناء النشر إعداد المركز العربي لألبحاث‬ ‫‪.‬ودراسة السياسات‪2018 ,‬‬ ‫‪.‬عسان كنفاني‪.‬رجال في الشمس‪.‬األولى‪.‬الرمال قبرص‪1963 ,‬‬ ‫‪21‬‬

Use Quizgecko on...
Browser
Browser