ABDOMINAL BLEEDING (bu didit).pptx

Full Transcript

ASKEP PERDARAHAN ABDOMEN OLEH: Didit Damayanti, M.Kep ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts Introduction Bisa disebabkan krn kasus trauma dan non-trauma Pada kasus tr...

ASKEP PERDARAHAN ABDOMEN OLEH: Didit Damayanti, M.Kep ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts Introduction Bisa disebabkan krn kasus trauma dan non-trauma Pada kasus trauma ditemui 7-10% dr seluruh kejadian trauma ( Jansen, Yule and Loudon, 2008) Kasus Trauma: penetrasi injury, laparotomy Kasus Non Trauma: Perdarahan saluran cerna yg umumnya akibat keganasan, varises, ulserasi dan neoplasma ganas Di Amerika merupakan penyebab lebih dari 500 rb kejadian setiap tahunnya (Laine Loren, et all, 2021 Yg mengarah pada perdarahan area esofagus, gaster dan duedenum Pengertian Trauma adalah luka/cedera pada jaringan yg dpt menyebabkan cedera Trauma abdomen adl kerusakan thd struktur yg terletak diantara diafragma dan pelvis yg diakibatkan oleh trauma tumpul dan tajam Pengertian Perdarahan pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang diakibatkan oleh adanya syok ( masalah pada hemodinamik) Regio abdominalis Penyebab Umum Ulkus peptikum Erosi gaster Varises GIT (saluran cerna) bagian atas Hemoroid pada GIT bagian bawah Keganasan PATOFISIOLOGI Perdarahan abdominal Adanya trauma dan non trauma  hemoperitoneum dan cairan abdominal bebas Cairan bebas disebabkan  cedera intestinal, perdarahan area perihepatik, perisplenik Perdarahan abdominal juga disebabakan krn cedera organ padat dana juga cedera organ berongga/ mesenterika Cedera Hepar Penyebab umumnya akibat trauma tumpul Tanda: adanya gejala syok, iritasi peritoneum dan nyeri epigastrium kanan Gambarannya dengan adanya syok hipovolemik: hipotensi, takikardi, penurunan jml urin, CVP rendah dan distensi abdomen Iritasi peritoneum ditandai dengan  keboconan empedu, nyeri da Biasanya kadar Hb dan hematokrit turun, leukositosis, kadar enzim hati meningkatn rigiditas abdomen, serta mual dan muntah Penatalaksanaan umum  laparotomi Cedera Limpa/ Lien Cedera limpa merupakan kondisi yang membahayakan jiwa karena adanya perdarahan yang hebat Dapat menyebabkan syok: hipotensi dan takikardi Muncul nyeri hebat, peningkatan atau penurunan hematokrit, leukositosis lebih dari 15.000 Cedera Usus Didapatkan gejala ‘burning epigastric pain’ yang diikuti dengan nyeri tek Perdarahan pada usus besar dan usus halus akan diikuti dengan gejala peritonitis secara umum pada jam berikutnyaan dan defans muskuler pada abdomen perdarahan pada duodenum biasanya bergejala adanya nyeri pada bagian punggung Cedera Ginjal Organ retroperitoneal yang paling sering mengalami cedera adalah ginjal. Trauma ginjal terjadi sekitar 1%-5% dari total seluruh trauma Hematuria merupakan poin diagnostik penting untuk trauma ginjal trauma ginjal yang berat, seperti; robeknya ureteropelvic junction, trauma pedikel ginjal, atau trombosis arteri dapat tampil tanpa disertai dengan hematuria(Lynch et al., 2005) Cedera Pankreas Pasien dapat memperlihatkan gejala nyeri pada bagian atas dan pertengahan abdomen yang menjalar sampai ke punggung. Beberapa jam setelah trauma, dapat terlihat adanya gejala iritasi peritonial. Pemeriksaan CT scan dapat menegakan diagnosis yang lebih spesifik (Aziz, Bota and Ahmed, 2014). Cedera Ureter Trauma pada ureter jarang terjadi tetapi berpotensi menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Kecurigaan adanya cedera ureter bisa ditemukan dengan adanya hematuria paska trauma. Gambaran syok timbul pada 53% kasus, yang menandakan terjadinya perdarahan lebih dari 2000 cc. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Px darah rutin ( cek nilai Hb, hematokrit, leukosit, serum amilase yg meninggi  trauma pankreas/ perofari usus, peningkatan transaminase  trauma hepar) 2. Foto plain abdomen tegak  adanya udara bebas dalam rongga peritoneum, retroperineal dekat duodenum, corpus alienum dan gambaran usus 3. Urin rutin 4. IVP (Intra Venous Pyelogram)  trauma ginjal PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 5. DPL ( Diagnostik Peritoneal Lavage)  menemukan adanya darah / cairan usus dalam rongga perut 6. USG dan CT-Scan : identifikasi trauma hepar dan retro peritoneum 7. Abdominal Parasintesis: menentukan perdarahan dalam rongga peritoneum 8. Laparoskopi 9. Rekto-sigmoidoskopi Tips Tentukan ada tidaknya shock?  resusitasi dan segera rujuk Periksa abdomen; nyeri? pulsasi?  RT Riwayat minum jamu, NSAID, alkohol , terapi anti coagulan? Saran untuk puasa TATALAKSANA AWAL 1. Pasien luka tembus hipotensi dan distensi abdomen indikasi hipovolemia  eksplorasi hematoma retroperitonial cedera pankreas atau duodonum  perlu segera laparotomi segera 2. Korban trauma tumpul  identifikasi adanya peritonitis akibat cedera pada pankreas dan duodenum 3. Pemeriksaan Radiografi yg tidak tapat  menunda intervensi operasi  mengancam jiwa dan menimbulkan gejala sisa yg butuh resusitasi, tranfusi darah berlebihan dan resiko koagulopati  Kepatuhan Tips Tujuan Resusitasi dan Identifikasi adanya syok Identifikasi penyebab potensial perdarahan Identifikasi akibat shock; jantung, ginjal, anemia TATALAKSANA PRE-HOSPITAL Melakukan Prinsip 3 A ( Aman diri, Aman Pasien dan Aman Lingkungan) Melakukan Pengkajian ABC Pada abdominal bleeding akibat non penetrasi  stop makanan dan minuman, imobilisasi dan kirim ke RS TATALAKSANA PREHOSPITAL Pada abdominal bleeding akibat penetrasi Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis Bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak memperparah luka Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban steril. TATALAKSANA IN HOSPITAL Pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil – pasien harus ditempatkan pada area critical care Pertahankan airway Berikan O2 aliran tinggi Pasang 2 atau lebih IV line perifer NS 1 L/jam Monitoring EKG, tanda vital tiap 5 menit, pulse oksimetri Lab: DL, urea/elektrolit/kreatinin, profil koagulasi, tes fungsi hati, cardiac marker , cross match  Pasang kateter untuk monitoring output urin  Berikan Masukkan NGT untuk tujuan drainase dan kepentingan diagnostik  proton pump inhibitor  mengurangi perdarahan Manajemen GI Bleeding Algoritma Manajement Lower Intestinal Haemorrhage Menejemen perdarahan GI S Ghosh, D Watts, M kinner, 2022, Postgrad Med J, 78: 4-14 TATALAKSANA UMUM Pasien dengan Hemodinamik normal Pasien dapat ditangani pada area intermediate care Berikan oksigen untuk mempertahankan SpO2 >94%. Mulai pemberian infus normo salin 500ml selama 1-2 jam Pasang NGT Early Management of Severe Abdominal Trauma ( Bouzat P al all, 2020) ELSEVIER TERIMA KASIH

Use Quizgecko on...
Browser
Browser