Penyakit Sistem Gastrointestinal & Pankreas PDF
Document Details

Uploaded by SafeChupacabra6430
Universitas Indonesia
Irsan Hasan
Tags
Summary
Dokumen ini adalah presentasi tentang penyakit sistem gastrointestinal dan pankreas, disajikan oleh Irsan Hasan dari Universitas Indonesia. Dokumen mencakup topik anatomi serta penyakit saluran cerna bagian atas dan bawah. Pembahasan termasuk Sindrom Dispepsia dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Full Transcript
Penyakit Sistem Gastrointestinal & Pankreas Irsan Hasan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Topik Anatomi Penyakit Saluran Cerna Bagian Atas Penyakit Saluran Cerna Bagian Bawah Anatomi Sistem Pencernaan Penyakit-penyakit Saluran Cerna Bagian Atas:...
Penyakit Sistem Gastrointestinal & Pankreas Irsan Hasan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Topik Anatomi Penyakit Saluran Cerna Bagian Atas Penyakit Saluran Cerna Bagian Bawah Anatomi Sistem Pencernaan Penyakit-penyakit Saluran Cerna Bagian Atas: Sindrom dispepsia Gastroesophageal Reflux Disease(GERD) Disphagia Ulkus peptik Perdarahan saluran cerna bagian atas (Hematemesis-Melena) Polip dan keganasan gaster/duodenum Pankreatitis Yamada T et.al. Textbook of Gastroenterology. 4th ed. Volume one.2003 Penyakit-penyakit Saluran Cerna Bagian Bawah: Diare Irritable Bowel Syndrome Kolitis Infektif dan Non-Infektif Inflammatory Bowel Disease Polip dan keganasan kolon Hemoroid Yamada T et.al. Textbook of Gastroenterology. 4th ed. Volume one.2003 Sindrom Dispepsia-1 Definisi: nyeri atau rasa tidak nyaman di abdomen atas yang bersifat persisten dan rekuren dan ditandai adanya rasa pebuh setelah makan, cepat kenyang, mual, dan kembung. Klasifikasi: Fungsional atau organik Ulkus dan non ulkus (NUD) Yamada T et.al. Textbook of Gastroenterology. 4th ed. Volume one.2003 Sindrom Dispepsia-klasifikasi Fungsional: tipe dismotil, ulkus, dan non spesifik. Tidak ditemukan kelainan organik Organik(x-ray atau endoskopi): ulkus peptik, keganasan, gastritis-duodenitis parah. Dispepsia seperti reflux Gastro- esophageal reflux disease(GERD). Gambaran Klinis Sindrom Dispepsia Fungsional : Seperti ulkus: lebih dominan nyeri epigastrik, membaik dengan antasid dan makanan Seperti dismotil: lebih dominan rasa tidak nyaman epigastrik yang dipicu makanan atau berhubungan dengan cepat kenyang, rasa penuh, mual, muntah, dan kembung. Non spesifik: gejala tidak sesuai dengan tipe manapun Seperti reflux: heartburn dan regurgitasi) Organik : Sama seperti ulkus Yamada T et.al. Textbook of Gastroenterology. 4th ed. Volume one.2003 Pemeriksaan Fisik pada Sindrom Dispepsia Tidak spesifik Kadang terdapat nyeri tekan epigastrium Teraba benjolan di abdomen jika ada organomegali Yamada T et.al. Textbook of Gastroenterology. 4th ed. Volume one.2003 Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Sindrom Dispepsia Laboratorium rutin: darah tepi , feses Kimia darah : amilase-lipase, tes fungsi hati Endoskopi saluran cerna bagian atas. Biopsi gaster atau pankreas. Ultrasonografi abdomen CT-scan abdomen Yamada T et.al. Textbook of Gastroenterology. 4th ed. Volume one.2003 Penanganan Sindrom Dispepsia: Hindari / stop faktor agravasi Tingkatkan faktor defensif Terapi empirik 2-4 minggu: Seperti ulkus: antasid atau h2 receptor antagonist atau proton pump inhibitor. Seperti dismotil: prokinetik atau h2 receptor antagonist. Non spesifik: antiflatulent, antasid, antianxietas- depresi Ulkus Peptik: H2RA atau PPI GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) : DEFINISI Suatu keadaan patologis dimana terjadi refluks isi lambung ke dalam esofagus dengan berbagai gejala yang ditimbulkannya Symptoms OR mucosal damage produced by the abnormal reflux of gastric contents into the esophagus ( American College of Gastroenterology ) CIRI-CIRI Umumnya bersifat kronik dan berulang (relaps) Pada sebagian kasus gejala tidak spesifik Tidak jarang ditemukan telah terjadi komplikasi pada pasien tanpa gejala khas EPIDEMIOLOGI Lebih banyak dilaporkan di negara western (1 dari 5 org dewasa mengalami gejala refluks) Prevalensi esofagitis USA 7% Korea 2,7% China 1,5% Indonesia belum ada data epidemiologi RSCM (Syafruddin 1998) : 22,8% esofagitis dari seluruh pasien yang menjalani EGD ETIOLOGI Multifaktorial Saliva ↓ Defens mukosa ↓ Gangguan klirens esofagus Hiatal Hernia LES Resting Tone ↓ Pylori inkompeten Sekresi asam/pepsin ↑ Pengosongan lambung melambat PATOGENESIS Faktor Defensif Esofagus Faktor Ofensif Refluksat FAKTOR DEFENSIF Tonus lower esophageal Pemisah sphincter (LES) ↓ antirefluks Relaksasi spontan LES Bersihan asam Gravitasi dari lumen Peristaltik ↓ esofagus Ketahanan epitelial Gangguan transport ion esofagus FAKTOR OFENSIF Asam Pepsin Garam empedu Enzim pankreas PATOGENESIS Mekanisme refluks Relaksasi LES tidak adekuat → refluks spontan Aliran retrograd sebelum tonus LES kembali Tekanan intra abdomen meningkat Peran refluksat pH lambung motilitas GEJALA KLINIS Heart burn (rasa terbakar) Rasa panas yang naik dari ulu hati ke dada sampai ke leher Berat/ringannya heart burn ≠ temuan endoskopi GEJALA KLINIS Gejala esofageal lain Disfagia Mual Rasa pahit di lidah (regurgitasi) GEJALA KLINIS Gejala ekstra esofageal –Seringkali menyerang saluran napas DIAGNOSIS Empiric trial Barium pH testing esofagogram Manometri Endoskopi TERAPI Modifikasi pola Medikamentosa Surgikal hidup MODIFIKASI POLA HIDUP Menaikkan Stop merokok Kurangi berat bagian kepala dan minum badan yang saat tidur alkohol berlebih Hindari obat Kurangi Hindari yang lemak,mint,coklat kopi,teh,soda menurunkan LES