Sistem Imun PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Universitas Ciputra
2024
Dr. William Sayogo
Tags
Summary
This document is lecture notes on the Immunological system, explaining the function of the different parts of the system, and describing different immune cells. It was presented on 19 September 2024.
Full Transcript
SISTEM IMUN 19 September 2024, Blok PDT Profil Pengajar Nama: Dr. William Sayogo, dr., M.Imun Riwayat Pendidikan: S1 dan profesi dokter : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana S2 Imunologi : Pasca sarjana Universitas Airlangga...
SISTEM IMUN 19 September 2024, Blok PDT Profil Pengajar Nama: Dr. William Sayogo, dr., M.Imun Riwayat Pendidikan: S1 dan profesi dokter : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana S2 Imunologi : Pasca sarjana Universitas Airlangga S3 Ilmu Kedokteran : Pasca sarjana Universitas Airlangga Riwayat pekerjaan: 1. Kepala puskesmas (PLT) puskesmas Tumbang Jutuh, Kabupaten Gunung Mas, Propinsi Kalimantan Tengah (2007-2008) 2. Dokter Fungsional (2010 - sampai sekarang) 3. Pengajar FK Universitas Ciputra (2016-sekarang) By the end of this lecture, you should be able to: 1. Memahami pengertian dan fisiologi sistem imun 2. Memahami sel dan jaringan yang berperan dalam sistem imun 3. Memahami perbedaan dan peranan sistem imun non spesifik dan spesifik 4. Memahami mengenai komunikasi antar sel-sel imun References Abbas, A. K., Andrew, H. & Pillai, S., 2022. Cellular and molecular immunology. 10th Edition. Philadelphia: WB Elsiver Company. Murphy, K., 2017. Janeway's immunobiology. 9th Edition. New York: Garland Science, Taylor & Francis Group, LLC. Delves, P.J., Martin, S.J., Burton, D.R., Roitt, I.M., 2017. Roitt’s Essential Immunology. 13th Edition. West Sussex : John Wiley & Sons, Inc. Pengertian Sistem Imun Immunity berasal dari bahasa latin yaitu immunitas Yang awalnya mengacu pada perlindungan hukum kepada senator Romawi saat mereka menjabat Sistem imun mempunyai arti semua sel dan molekul yang terlibat dalam perlindungan tubuh (kekebalan) dari penyakit khususnya penyakit infeksi Respon imun mempunyai arti respon sel-sel imun yang bersifat kolektif (bersama-sama) dan terkoordinasi untuk mengenali senyawa/partikel asing Fisiologi Sistem Imun Fungsi sistem imun: mempertahankan tubuh terhadap patogen, partikel/senyawa asing dan produknya seperti proses penghancuran tubuh dan sel-sel ganas. Sistem imun merespon berbagai komponen mikroba terutama makromolekul seperti protein dan polisakarida, juga senyawa kimia ukuran kecil yang dianggap sebagai senyawa asing. Sistem imun harus dapat membedakan mana sel dan jaringan yang sehat dengan yang sakit menggunakan beberapa jenis reseptor (pattern recognition receptors / PRRs) PRRs ini akan berikatan dengan PAMP (pathogen-associated molecular patterns) dan DAMPs (damage-associated molecular patterns) pada antigen. Antigen adalah senyawa apapun yang mampu memicu respon imun bila masuk dalam tubuh. Kerusakan sel diakibatkan: bahan infeksius, toksin, kerusakan fisik non infeksi, kelainan genetik dalam sel. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sistem imun terdiri dari beberapa komponen: 1. Sel darah putih (leukosit) 2. Sumsum tulang (bone marrow) 3. Thymus 4. Sistem limfatik 5. Lymph node 6. Limpa (spleen) 7. Tonsil, adenoid, appendix Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Leukosit terdiri dari : 1. Sel fagosit (neutrofil dan mononuclear phagocyte (monosit/makrofag)) 2. Sel mast 3. Basofil 4. Eosinofil 5. Sel Penyaji antigen (sel dendritik) 6. Limfosit Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Morfologi Leukosit: A. Neutrofil/polymorphonuclear leucocyte: multilobed nucleus dan butiran sitoplasmanya tipis B. Sel mast: sitoplasmanya bila diwarnai Giemsa berwarna ungu, terisi histamin dan mediator lain yang berkerja pada pembuluh darah yang berdekatan untuk meningkatkan aliran darah dan membawa protein plasma serta leukosit ke dalam jaringan C. Basofil: butiran sitoplasmanya bila diwarnai akan berwarna biru D. Eosinofil: segmented nucleus dan bila butiran sitoplasmanya diwarnai akan berwarna merah Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sel fagosit terbagi menjadi neutrofil dan makrofag. ❖Neutrofil dan makrofag mengekspresikan reseptor yang spesifik mengenal mikroba untuk di fagosit. ❖Neutrofil dan makrofag membunuh mikroba yang difagosit menggunakan molekul mikrobisidal dalam fagolisosom. Molekul mikrobisidal yaitu reactive oxygen species (ROS), nitric oxide, enzim proteolitik (lisosim, elastase, defensins, capthesin G). Pada neutrofil enzim proteolitik utama yaitu elastase dan cathepsin G ❖Neutrofil juga membunuh mikroba dengan cara meng ektruksi DNA dan kandungan dalam granulnya untuk membentuk benang-benang ekstraselular (neutrophil extracellular traps / NETs) yang akan menjebak bakteri dan jamur, lalu dihancurkan dengan kandungan antimikroba dalam granul dengan konsentrasi sangat tinggi. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Morfologi mononuclear Phagocytes A dan B adalah Monosit C adalah makrofag, terdapat vakuola fagositik dan organela sitoplasmik Monosit merupakan mononuclear phagocytes yang terdapat dalam sirkulasi sedang makrofag terdapat di dalam jaringan. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun ❖Makrofag dan neutrofil mempunyai kemampuan fagositosis yaitu bentuk endositosis dengan melakukan internalisasi partikel padat seperti bakteri, disimpan dalam phagosome dan bersatu dengan lisosom ❖Lisosom menghasilkan enzim lisosim (enzim hidrolitik) dan laktoferin (mengekstrak zat besi yang sangat diperlukan bagi bakteri) ❖Makrofag dan neutrofil juga menguptake oksigen dalam jumlah besar (respiratory burst) untuk membentuk reactive oxygen dan nitrogen species yang sangat toksik bagi mikroba ❖Selain mencerna mikroba, makrofag juga mengenal dan menelan sel tubuh yang mati (sel yang apoptosis) ❖Makrofag juga berperan mendorong perbaikan dari jaringan yang rusakdengan menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah baru (angiogenesis) dan mensintesis matriks ekstraselular yang mengandung kolagen (fibrosis) Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Perbedaan neutrofil dan makrofag yang sama-sama merupakan sel fagosit (Abbas, 2022) Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun ✓Sel mast, basofil, eosinofil adalah 3 sel tambahan yang mempunyai peran di respon imun baik non spesifik maupun spesifik. ✓Ketiga sel ini mempunyai granul di sitoplasma yang berisi berbagai macam mediator inflamasi dan anti mikroba. ▪ Sel mast dibentuk di sumsum tulang dan berdiam di kulit dan epitel mukosa, yang granulnya mengandung histamin dan mediator lainnya yang memicu perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan proses inflamasi. Fungsinya di jaringan mengenal produk mikroba, menghasilkan sitokin, dan mediator lainnya yang memicu inflamasi ▪ Sel ini juga memberi pertahanan melawan cacing dan mikroba lain, berperan juga timbulnya gejala-gejala pada penyakit alergi Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun ▪ Sel basofil adalah granulosit yang beredar dalam sirkulasi dengan struktur dan fungsi yang menyerupai sel mast. ▪ Sel eosinofil adalah granulosit yang berada dalam sirkulasi yang granulnya mengandung enzim yang dapat menghancurkan dinding parasit, enzim ini juga merusak jaringan host (manusia). ▪ Sel eosinofil secara normal ada di jaringan perifer seperti mukosa pada traktus respiratorius, gastrointestinal, dan genito urinaria. Bila terjadi inflamasi jumlah eosinofil di darah akan meningkat signifikan Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Proses migrasi leukosit dari pembuluh darah ke jaringan (Abbas, 2022) Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sel penyaji antigen: 1. sel dendritik ❖Merupakan sel penyaji antigen (antigen-presenting cells / APCs) yang paling utama ❖Berfungsi mengaktifkan naive T cells, dan berperan penting pada respon imun non spesifik terhadap infeksi dan menghubungkan antara respon imun non spesifik dengan spesifik (komunikasi antar sel dalam respon imun) ❖Terdapat di kulit, mukosa, dan organ parenkim ❖Sub populasi dari sel dendritik disebut sel dendritik plasmacytoid. ❖Ada juga sel dendritik folikular yang berfungsi dalam proses seleksi pendewasaan sel limfosit B Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sel penyaji antigen lainnya: 2. Sel makrofag 3. Sel Limfosit B 4. Keratinosit pada epitel kulit yang berperan dalam penyembuhan luka Sel penyaji antigen juga mempunyai kemampuan endositosis yaitu pinositosis merupakan internalisasi vesikular terhadap berbagai cairan. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sel limfosit terdiri dari 2 yaitu sel limfosit T dan sel limfosit B Sel limfosit merupakan sel yang unik pada respon imun spesifik Satu-satunya sel dalam tubuh yang mengekspresikan reseptor antigen yang terdistribusi secara berkelompok, masing-masing spesifik untuk menjadi penentu antigen yang berbeda. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sub koloni dari limfosit T dan limfosit B (Abbas. 2022) Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Proses pembentukan dan pematangan dari sel limfosit (Abbas, 2022) Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Perbedan sel limfosit naive, teraktivasi dan memori (Abbas, 2022) Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sumsum tulang merupakan jaringan limfoid primer tempat pembentukan sebagian besar sel darah dalam sirkulasi (hematopoiesis) meliputi sel darah merah, granulosit, monosit, platelet dan juga tempat awal dari proses pematangan sel. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Thymus adalah jaringan limfoid sekunder tempat pematangan sel T Morfologi Thymus: A. Lobus dari thymus yang terdiri dari korteks dan medulla B. Menunjukkan medulla thymus yang terdapat thymocytes dan Hassall’s corpuscle C. Diagram skema dari thymus yang menunjukkan sebuah lobus dibagi menjadi beberapa lobulus melalui fibrous trabeculae Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Sistem limfatik adalah pembuluh khusus yang mengalirkan cairan menuju dan keluar dari lymph node selanjutnya menuju darah. Sistem ini penting untuk homeostasis cairan dan respon imun. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun Lymph node merupakan encapsulated organ limfoid sekunder dengan karakteristik A. Diagram skematik area anatomi yang yang banyak terdapat sel T mendukung inisiasi dan area yang banyak respon imun spesifik terdapat sel B B. Zona sel T dan zona sel B terhadap antigen yang dibawa dari jaringan oleh limfatik. Sel dan Jaringan Yang Terlibat Dalam Sistem Imun ❑Limpa adalah organ limfoid sekunder yang berfungsi menyingkirkan sel darah yang sudah tua atau yang rusak serta partikel (seperti komplek imun dan opsonisasi mikroba) dari sirkulasi dan menginisiasi respon imun spesifik terhadap antigen darah. ❑Parenkim limpa terbagi menjadi red pulp dan white pulp. Red pulp berisi pembuluh darah kapiler yang kaya akan darah, white pulp kaya akan limfosit Sistem Imun Sistem imun terbagi menjadi dua yaitu sistem imun non spesifik (alami / innate immunity) dan sistem imun spesifik (didapat / adaptive immunity). 1. Innate immunity ✓Respon awal untuk melindungi, mengendalikan dan mengeliminasi infeksi berbagai jenis patogen terhadap host (manusia). ✓Fungsi lain mengeliminasi sel-sel yang rusak dan menginisiasi proses perbaikan jaringan. ✓Menstimulasi respon imun spesifik / adaptif dan dapat mempengaruhi sifat respon spesifik agar lebih efektif maksimal nelawan berbagai tipe mikroba Pathogen entry INNATE ADAPTIVE IMMUNITY IMMUNITY Non-specific Response : skin & mucosal barriers, pH, saliva proteases Broadly specific Response : C’ activation Phagocytosis Target cell lysis Inflammation (Mak & Saunders,2012) Uniquely specific response: HUMORAL B cells (Abs) Th cells (cytokines) Tc cells (cytolysis) CELL- MEDIATED Innate Immunity ❖Ada 2 jenis utama respon pada sistem innate immune: inflamasi dan anti virus. ❖Inflamasi adalah proses yang melibatkan leukosit dalam sirkulasi dan protein plasma menuju tempat infeksi terjadi (jaringan atau sel) dan diaktivasi dengan tujuan menghancurkan dan melenyapkan bahan infeksius, termasuk sel-sel yang mati / rusak dan penumpukan senyawa berbahaya dala sel atau jaringan. ❖Anti virus meliputi perubahan pada sel untuk mencegah replikasi virus dan meningkatkan kemampuan membunuh dengan bantuan dari limfosit sehingga mampu melenyapkan sumber infeksi virus Innate Immunity Pengenalan mikroba dan sel yang rusak oleh innate immunity melalui struktur molekul yang dihasilkan patogen yang disebut pathogen-associated molecular patterns (PAMPs), juga struktur molekul yang dilepaskan oleh sel yang rusak yaitu damage- associated molecular patterns (DAMPs) Macam-macam PAMPs antara lain: asam nukleat, protein, lemak pelapis dinding sel, karbohidrat. Sistem innate immunity juga mampu mengenal produk yang dihasilkan mikroba dengan tujuan agar mikroba mampu bertahan hidup. Mampu mengenal beberapa jenis reseptor selular yang ada pada lokasi sel yang berbeda, molekul yang larut dalam darah dan sekresi mukosa untuk mengenal PAMPs dan DAMPs Innate Immunity Reseptor pada sistem innate immunity disandikan gen yang diwariskan (germline), sedang gen yang mensandikan reseptor pada adaptive immunity adalah rekombinasi somatik dari segmen gen pada prekursor dari limfosit matur. Innate immunity tidak bereaksi terhadap sel atau jaringan yang normal dan sehat. Innate immunity mempunyai beberapa reseptor untuk mengenal PAMPs dan DAMPs disebut pattern recognition molecules (PRRs) Reseptor pada sel yaitu Toll like receptor, NOD-like receptor (NLR), RIG-like receptor (RLR), cytosolic DNA sensors (CDS), C-type lectin-like receptors (CLRs), Scavenger receptor, N-Formyl met-leu-phe receptor Reseptor yang larut yaitu Pentraxins, collectins, ficoline, komplemen Innate Immunity Tabel Jenis-jenis dari PAMPs dan DAMPs (Abbas, 2022) Innate Immunity Tabel Jenis-jenis dari PRRs (Abbas, 2022) Innate Immunity Tabel Jenis-jenis dari PRRs (Abbas, 2022) Innate Immunity Tabel Jenis-jenis dari PRRs (Abbas, 2022) Innate Immunity Tabel Jenis-jenis dari PRRs (Abbas, 2022) Innate Immunity Lokasi PRR pada innate immunity (Abbas, 2022) Innate Immunity Epithelial barriers: permukaan epitel yang intak / utuh membentuk barier fisik antara mikroba di lingkungan luar dengan jaringan host, sel epitel juga menghasilkan senyawa kimia antimikroba yang menghambat masuknya mikroba Sel epitel sama seperti leukosit mampu menghasilkan peptida sebagai antimikroba yaitu defensins (dihasilkan juga oleh neutrofil, natural killer cell/NK cell, limfosit T sitotoksik / CD8) dan cathelicidin (dihasilkan juga neutrofil) Sel dendritik dan sel fagosit (neutrofil dan makrofag) NK cell merupakan sel limfoid yang berada di innate system. Fungsi membunuh bakteri intraselular dan virus, menghasilkan interferon gamma untuk mengaktifkan makrofag menghancurkan mikroba yang difagositosis Innate Immunity A. Cara sel NK membunuh sel terinfeksi mikroba dan virus dengan ikatan ligan dan reseptor B. Sel NK mengaktifkan makrofag melalui interferon gamma C. Sumber: Abbas, 2022 Innate Immunity Sel NK yang aktif akan menghasilkan granul perforin dan granzymes yang ditransfer ke sel host yang terinfeksi secara eksositosis. Sel limfosit T γδ dan sel limfosit B-1 merupakan varian sel limfosit yang berada di innate system Sel mast dan antibodi IgM Sistem komplemen. Sistem komplemen dibagi menjadi 3 jalur pengaktifan yaitu jalur klasik, jalur alternatif dan jalur lectin Jalur klasik dinamakan begitu karena jalur pertama kali ditemukan. Menggunakan protein plasma C1q untuk mendeteksi antibodi yang berikatan dengan mikroba atau struktur lain. Sewtelah itu C1q berikatan dengan C1r dan C1s, mengaktifkan rantai proteolitik dengan berikatak dengan C4 dan C2. Komplek C1qrs-C4-C2 mengaktifkan C3 menjadi C3a dan C3b. Komplek C1qrs-C4-C2-C3b mengaktifkan C5 menjadi C5a dan C5b. Komplek C1qrs-C4-C2-C3b-C5b mengaktifkan C6-C7-C8-C9. Komplek C1qrs-C4-C2-C3b-C5b-C6-C7-C8-C9 membentuk membrane attack complex (MAC) yang melisiskan sel yang mengaktifkan komplemen Innate Immunity Jalur alternatif komplemen dimana protein C3 mengenal struktur permukaan mikroba seperti lipopolisakarida, C3 mengaktifkan rangkaian komplek seperti jalur klasik membentuk komplek C3b-C5b-C6-C7-C8-C9 selanjutnya membentuk MAC. Jalur lectin, jalur ini dipicu oleh protein plasma mannose-binding lectin (MBL) yang mengenal asam amino manose pada glikoprotein dan glikolipid mikroba. Selanjutnya MBL setelah berikatan dengan mikroba akan bergabung 2 zimogen yaitu MASP1 (mannose-associated serine protese 1 atau mannan-binding lectin-associated serine protease) dan MASP2. MBL yang bergabung dengan MASP1 dan MASP2 akan mengaktifkan komplek yang sama dengan jalur klasik menjadi komplek MBL-MASP1- MASP2-C3b-C5b-C6-C7-C8-C9 membentuk MAC C3a dan C5a akan melekat pada dinding sel mast Innate Immunity Reaksi inflamasi terjadi bila PRR pada sistem innate immune mengenal PAMPs dan DAMPs mengakibatkan akumulasi leukosit, protein plasma, dan cairan yang berasal dari darah yang berada di ekstravaskular pada jaringan tempat infeksi atau mengalami trauma Tanda inflamasi: rubor (kemerahan), dolor (nyeri, kalor (rasa panas), tumor (pembengkakan), functio laesa (gangguan pada organ) Respon antivirus dengan menginduksi ekspresi interferon tipe 1 yang penting mengahmbat replikasi virus Adaptive Immunity System Dikenal juga sistem imunitas yang didapat atau sistem imunitas yang spesifik. Terdiri dari sel-sel imun sistemik yang khusus mengeliminasi patogen dan mempertahankan pertumbuhan sel-sel host Dibagi dua yaitu imunitas humoral (diperankan sel limfosit B)dan imunitas yang diperantarai sel (diperankan oleh sel limfosit T) Imunitas adaptif meembentuk memori imunologis setelah respons awal terhadap patogen tertentu, dan mengarah pada peningkatan respon terhadap pertemuan di masa depan dengan patogen tersebut. Antibodi adalah bagian penting dari sistem kekebalan adaptif. Kekebalan adaptif dapat memberikan perlindungan jangka panjang, terkadang seumur hidup seseorang. Pengaktifan sistem imun adaptif membutuhkan peranan sistem imun non spesifikmelalui komunikasi antar sel dengan perantaraan sel penyaji antigen Adaptive Immunity System Sel limfosit T dan B yang dibentuk oleh sumsum tulang akan mengalami pematangan (melalui seleksi klonal). Sel limfosit T mengalami pematangan di thymus sedang limfosit B mengalami pematangan di sumsum tulang. Sel limfosit yang aktif akan menjadi sel efektor dan sel memori Sel limfosit yang naive (tidak aktif ) akan berdiam di organ limfoid sekunder. Setelah teraktivasi baru memasuki sirkulasi dan mampu melakukan homing ke organ limfoid sekunder setelah selesai perannya. 1. Sel limfosit T bentuk naive begitu diaktivasi akan berdiferensiasi menjadi sel T helper (CD4) dan sel T sitotoksik (CD8) serta sel T memori. o Subset (turunan) dari CD4 adalah T H1, TH2, TH17. Subset CD4 untuk inflamasi adalah TH1 dan TH17 sedang untuk anti inflamasi, reaksi alergi dan pengaktifan limfosit B adalah TH2 Adaptive Immunity System Subset dari CD4, sitokin yang dihasilkan, target sel dan perannya (Abbas, 2022) Adaptive Immunity System o CD8 yang naive bila berikatan dengan sel penyaji antigen yang membawa antigen spesifik menyebabkan CD8 menjadi aktif. o CD8 yang aktif akan menjadi CD8 efektor dengan mengenali sel target selanjutnya terjadi eksositosis granul (memasukkan protein sitotoksik ke dalam sel target), setelah itu CD8 melepaskan ikatannya dan sel target mengalami kerusakan pada sitolasmanya. o Protein sitotoksik tersimpan dalam granul sitoplasma CD8 yaitu granzymes, perforin dan serglycin. 2. Sel limfosit B yang aktif akan berproliferasi untuk melakukan ekspansi klon, diikuti berdiferensiasi menjadi sel plasma yang akan membentuk antibodi serta berdiferensiasi menjadi sel memori. o Bentuk limfosit B yang naive dalam bentuk antibodi yaitu IgM dan IgD. o Bila teraktivasi akan menajdi sel plasma dan membentuk antibodi spesifik ( IgG, IgA, IgE) dan memori (IgG, IgA, IgE) Adaptive Immunity System o Sel limfosit B teraktivasi melalui 2 cara yaitu pertama ikatan antigen dengan reseptor pada sel limfosit B melalui antibodi IgM dan IgD pada siteminnate immunity. o Kedua melalui sel limfosit T CD4 yang berdiferensiasi menjadi sel T H2 yang akan menghasilkan interleukin yang mengaktifkan sel limfosit B. Selanjutnya sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma yang akan mensekresikan antibodi monoklonal (IgG, IgA, IgE). o Sitokin adalah suatu mediator yang dihasilkan oleh sel yang berperan sebagai hantaran sinyal dari suatu sel ke sel lain. Sitokin yang dihasilkan monosit disebut monokin, bila dihasilkan limfosit disebut limfokin. Interleukin adalah sekelompok sitokin yang dihasilkan oleh molekul sinyal. Kemokin adalah sitokin yang menginduksi kemotaksis (gerakan sel). o Antigen (imunogen) adalah suatu bahan bila dimasukkan ke dalam tubuh dapat membangkitkan respon imun baik respon imun selular maupun humoral. o Sifat imunogenesitas suatu antigen ditentukan oleh keasingan, ukuran molekul, susunan kimia, cara memasukkan, dosis pemberian, konstitusi genetik Adaptive Immunity System Tabel Perbedaan antara sel limfosit T dan sel limfosit B (Abbas, 2022) Komunikasi Antar Sel Imun Pada organisme multiselular, antara satu sel dengan yang lain akan berkomunikasi baik secara langsung atau melalui lingkungannya dengan menggunakan berbagai jalur dan struktur biologis sel. Permukaan sel mempunyai reseptor yang mempunyai fungsi menginduksi penghantaran sinyal dalam sel dan perlekatan suatu sel dengan matrik ekstraselularnya Permulaan proses penghantaran sinyal adalah induksi ligan dengan reseptor pada permukaan sel yang disebut cross- linking atau terjadi perubahan bentuk (konformasi) pada reseptor yang di picu karena ikatan dengan ligan Komunikasi Antar Sel Imun Permulaan penghantaran sinyal ke dalam sel dimulai dengan penambahan ion fosfat pada sisi rantai tirosin, serin atau threonine pada sisi reseptor atau protein adaptor yang berada di sitosol Beberapa jenis reseptor yaitu non-receptor tyrosine kinase, reseptor tyrosine kinase, reseptor nukleus, G-protein-coupled receptors (GPCRs), reseptor dari kelompok Notch, protein Wnt. Protein adaptor adalah heterotetramer terdiri dari 2 rantai panjang asam amino (β dan salah satu dari α, γ, δ, and ε), asam amino rantai medium (μ), and asam amino rantai kecil (σ). Merupakan protein tambahan yang diperlukan mendukung protein utama yang terlibat dalam penghantaran sinyal Costimulatory receptor merupakan reseptor tambahan didekat reseptor utama, mempunyai ligan sendiri dan bersama reseptor utama mengaktifkan penghantaran sinyal bacteria Pathogens adherence to epithelium Local infection, penetration of epithelium MØ DC antimicrobial peptides phagocytes and complement destroy invading pathogens bacteria activation of Tγδ cells cytokines activation of NK cells TLR DCs migrate to lymphnodes to initiate adaptive immunity APC Adaptive immunity specific Ab activated MØ Th & Tc Ag ANTIGEN : Receptor Molecules that are specifically recognized by antigen receptors either B cells or T cells Ag B cell Molecules that initiate adaptive immune responses MHC molecule MHC TCR molecule TCR APC T cell APC T cell Antigen Antigen (Male, Brostoff, Roth, Roitt, 2006) Recognition of MHC-associated peptides Komunikasi Antar Sel Imun Mekanisme komunikasi antara sistem imun non spesifik / innate dengan sistem imun spesifik / adaptif diperantarai oleh sel penyaji antigen. Sel penyaji antigen yang berikatan dengan antigen akan membentuk protein khusus sebagai ligan yang disebut major histocompatibility complex (MHC). MHC ini akan berikatan dengan reseptor pada sel limfosit. Ada 3 tipe MHC yaitu MHC class I, MHC class II, MHC class III, terbaru ada MHC class IV (masih dalam tahap penelitian. MHC class I berfungsi mengaktifkan sel T untuk berdiferensiasi menjadi CD8, MHC class II mengaktifkan sel T untuk berdiferensiasi menjadi CD4, MHC class III dihasilkan sel hepar (hepatosit) dan makrofag untuk membentuk tumor necrosis factor (TNF) dan heat shock protein Komunikasi Antar Sel Imun Ikatan ligan (MHC) dan reseptor pada permukaan sel limfosit T selanjutnya akan terjadi penghantaran sinyal melalui beberapa komplek protein ke arah downstream (ke arah posterior sel) untuk mengaktifkan faktor transkripsi dalam nukleus untuk membentuk gen yang selanjutnya ditranslasi menjadi protein spesifik seperti sitokin, kemokin, interleukin, enzim. Protein spesifik ini ada yang bersifat autokrin, parakrin dan endokrin Antigens: Immunogenicity & Antigenicity Immunogenicity is the ability Antigenicity is the to induce a humoral and/or ability to combine CM immune responses specifically with the B + Ag → Eff-B + Memory B final product of the ↓ immune responses Plasma cells → Ab T + Ag → Eff-T + Memory T ↓ CTL, Th ANTIBODIES RECOGNIZE EPITOPES epitope rekognisi Ag 1 Ab 1 Ag 2 Ab 2 Ag 3 Ab 3 Epitop: determinan merupakan bagian dari antigen yang bisa digunakan untuk identifikasi dan melakukan proses induksi terhadap pembentukan antibodi Name: Dr. William Sayogo, dr., M.Imun. Email: [email protected] Phone: 085731617439