Zaman Prasejarah di Indonesia

• Catatan di bawah ini membahas zaman prasejarah di Indonesia, interaksi sosial, unsur kebudayaan, serta kehidupan manusia pada zaman praaksara.

Pembagian Zaman Berdasarkan Geologi

• Zaman Arkhaikum: Zaman tertua yang berlangsung sekitar 2.500 juta tahun lalu, pada masa ini belum ada kehidupan karena bumi masih sangat panas.
• Zaman Paleozoikum: Zaman tertua, berlangsung sekitar 340 juta tahun, mulai muncul kehidupan seperti binatang kecil tak bertulang belakang, ikan, amfibi, dan reptil, iklim pada zaman ini berubah-ubah dengan curah hujan tinggi.
• Zaman Mesozoikum: Zaman pertengahan, berlangsung sekitar 140 juta tahun, ditandai dengan munculnya reptil raksasa seperti Dinosaurus dan Atlantasaurus, burung dan binatang menyusui mulai berkembang, muncul pohon besar, tumbuhan ganggang, dan rerumputan, iklim membaik dan curah hujan berkurang.
• Zaman Neozoikum (Kainozoikum): Zaman kehidupan baru yang berlangsung sekitar 60 juta tahun hingga kini, terbagi menjadi zaman tertier dan kuarter.
• Zaman Tertier: Binatang menyusui semakin berkembang, reptil besar mulai punah, serta muncul kera dan kera-manusia.
• Zaman Kuarter: Manusia muncul dan zaman ini dibagi menjadi Pleistosen (600.000 tahun lalu) dan Holosen (20.000 tahun lalu hingga kini).

Interaksi Sosial

• Definisi: Hubungan timbal balik antarmanusia yang saling memengaruhi.
• Kontak Sosial: Ada dua jenis, yaitu primer (hubungan langsung tatap muka) dan sekunder (memerlukan media atau perantara).
• Komunikasi: Proses pengiriman pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan).
• Jenis Interaksi Sosial: Terbagi menjadi asosiatif (mengarah pada persatuan) dan disosiatif (mengarah pada perpecahan).
• Interaksi Sosial Asosiatif: Mengarah pada bentuk-bentuk persatuan, bersekutu, atau saling mengikat, dapat tercipta karena adanya kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
• Kerja Sama (Cooperation): Hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan yang sama.
• Kerukunan: Gotong-royong dan tolong-menolong.
• Bargaining: Pertukaran barang dan jasa berdasarkan perjanjian.
• Kooptasi: Penerimaan unsur baru untuk menghindari kegoncangan organisasi.
• Koalisi: Penggabungan organisasi dengan tujuan yang sama.
• Joint-venture: Kerja sama pengusahaan proyek tertentu.
• Akomodasi: Penyesuaian sosial untuk meredakan pertentangan.
• Toleransi: Saling menghormati dan menghargai antar pihak yang bertikai, contohnya mengurangi konflik antar umat beragama.
• Koersi: Penyelesaian konflik dengan paksaan dari pihak yang kuat.
• Arbitrasi/Perwasitan: Penyelesaian masalah melalui pihak ketiga.
• Mediasi: Penyelesaian sengketa dengan pihak ketiga sebagai perantara tanpa wewenang mengambil keputusan.
• Konsiliasi: Mempertemukan keinginan pihak yang berselisih hingga mencapai persetujuan bersama.
• Asimilasi: Kelompok dengan budaya berbeda bergaul intensif dalam waktu lama sehingga membentuk budaya baru.
• Akulturasi: Kelompok masyarakat menerima unsur budaya asing tanpa menghilangkan kepribadian budaya asli, biasanya terjadi antar masyarakat bertetangga atau yang melakukan kegiatan bersama.
• Interaksi Sosial Disosiatif: Mengarah pada hasil akhir yang negatif seperti perpecahan, pertentangan, atau pertikaian, dapat berupa persaingan, kontravensi, dan pertentangan (konflik).
• Persaingan (Competition): Individu atau kelompok mencari keuntungan atau kemenangan dalam berbagai bidang.
• Kontravensi: Bentuk interaksi sosial antara persaingan dan pertentangan, berupa sikap tidak senang yang bisa tersembunyi atau terang-terangan.
• Bentuk-bentuknya yaitu umum (penolakan, protes, keengganan), sederhana (memaki-maki, mencerca, memfitnah), intensif (penghasutan, penyebaran desas-desus), rahasia (berkhianat, membocorkan rahasia), dan taktis (intimidasi, provokasi, mengejutkan lawan).
• Pertentangan atau Konflik (Conflict): Usaha sadar untuk mencapai tujuan dengan menentang pihak lain.
• Penyebab konflik meliputi perbedaan pendapat mengenai masalah prinsip, perselisihan paham berkepanjangan yang mengusik harga diri, benturan kepentingan mengenai objek yang sama, dan perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan.

Unsur Kebudayaan

• Gagasan atau Ide: Bersifat abstrak, tidak nyata, berupa nilai, norma, peraturan, dan pemikiran manusia, contohnya karya tulis seperti buku atau karangan.
• Aktivitas atau Tindakan: Tindakan yang berpola dalam kehidupan masyarakat (sistem sosial), manusia saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul sesuai pola tertentu berdasarkan adat dan tata kelakuan, konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati atau didokumentasikan, contohnya saling tegur sapa ketika bertemu.
• Karya atau Artefak: Unsur budaya fisik nyata, hasil aktivitas dan karya manusia, berupa benda berwujud yang dapat diraba, dilihat, atau didokumentasikan, contohnya bangunan, kerajinan, dan perkakas rumah tangga.

Unsur Kebudayaan Universal

• Peralatan dan perlengkapan hidup.
• Sistem mata pencaharian.
• Sistem kekerabatan dan organisasi sosial.
• Kesenian.
• Bahasa.
• Sistem ilmu pengetahuan.
• Sistem kepercayaan.

Ciri Khas Beberapa Suku di Indonesia

• Jawa: Bahasa Jawa, wayang kulit (Ramayana dan Mahabharata), seni batik, keris, musik gamelan, rumah Joglo, mayoritas beragama Islam.
• Sunda: Tari Jaipong, alat musik kecapi, wayang golek, rumah panggung (golodog), mayoritas beragama Islam, sebagian menganut Sunda Wiwitan.
• Minangkabau: Matrilineal, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, bahasa Minang, Tari Pasambahan, Tari Piring, Silek Minangkabau.
• Batak: Terdiri dari berbagai sub-suku (Toba, Karo, dll.), silsilah (Tarombo) penting, agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, kepercayaan Malim dan Sipelebegu, tari Manortor, Martonun.
• Dayak: Rumah panjang, alat musik sape, Tari Ajat Temuai Datai (penyambutan tamu), pakaian adat Ta'a Sapei Sapaq.
• Asmat (Papua): Ukiran kayu tradisional, berburu dan berkebun tradisional, ulat sagu, Rumah Jew (Rumah Bujang), menghormati dan menjaga alam.

Kehidupan Manusia Zaman Praaksara

• Definisi: Masa praaksara (prasejarah atau nirleka) adalah zaman ketika tulisan belum ditemukan.
• Tahap Perubahan Kehidupan Masyarakat Praaksara di Indonesia: Menurut Nugroho Notosususanto dan Sartono Kartodirjo, ada tiga masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau kemahiran teknik.
• Masa Hidup Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Food Gathering): Manusia sangat bergantung pada alam, laki-laki berburu (gajah, banteng, kerbau liar, ikan, kerang), perempuan mengumpulkan makanan (ubi, keladi, daun-daunan, buah-buahan).
  • Alat yang digunakan: Kapak perimbas (chopper), alat-alat serpih (penusuk, gurdi, penggaruk, pisau), alat-alat tulang (tanduk menjangan, duri ikan pari).
  • Hidup berkelompok di gua-gua dekat sungai atau pantai (abrissous roche).
  • Ditemukan seni lukis di gua Leang-leang (Sulawesi Selatan) berupa gambar tangan dan binatang.
  • Meninggalkan sampah dapur (kjokkenmoddinger) berupa fosil kulit kerang dan tulang ikan di tepi pantai Sumatra Timur.
  • Corak kehidupan: Berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat yang lebih subur.