Podcast
Questions and Answers
Apa yang menjadi kriteria untuk memberikan kode triase merah?
Apa yang menjadi kriteria untuk memberikan kode triase merah?
Apa yang menjadi ciri utama dari fraktur terbuka Tipe III menurut klasifikasi Gustilo-Anderson?
Apa yang menjadi ciri utama dari fraktur terbuka Tipe III menurut klasifikasi Gustilo-Anderson?
Di antara kode triase, mana yang menyatakan bahwa pasien perlu perawatan segera tetapi dapat ditunda?
Di antara kode triase, mana yang menyatakan bahwa pasien perlu perawatan segera tetapi dapat ditunda?
Apa yang harus diperiksa saat manajemen fraktur terbuka menggunakan sistem ABCDE?
Apa yang harus diperiksa saat manajemen fraktur terbuka menggunakan sistem ABCDE?
Signup and view all the answers
Kode triase mana yang digunakan untuk pasien yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan?
Kode triase mana yang digunakan untuk pasien yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan?
Signup and view all the answers
Study Notes
Triase dan Kondisi Kegawatdaruratan Muskuloskeletal
- Triase di UGD (Unit Gawat Darurat) digunakan untuk menentukan pasien mana yang harus ditangani terlebih dahulu berdasarkan tingkat keparahan.
- Konsep triase mencakup kategori immediate, priority, dan non-urgent.
- Kategori triase diklasifikasikan menjadi 3 kategori: Emergency, Priority, dan Non-urgent.
- Pasien Emergency memiliki tanda-tanda gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera.
- Pasien Priority memiliki tanda-tanda yang membutuhkan prioritas dalam penanganan, biasanya dilakukan penilaian cepat.
- Pasien Non-urgent tidak memiliki tanda-tanda gawat darurat dan dapat menunggu giliran untuk penanganan.
Sistem Triase, Kode Warna
- Sistem triase menggunakan kode warna untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan pasien.
- Kode Merah menunjukkan kondisi yang mengancam jiwa atau membutuhkan penanganan segera karena pasien kemungkinan tidak bisa bertahan hidup.
- Kode Kuning menunjukkan pasien yang membutuhkan perawatan segera, tetapi kondisinya stabil dan tidak mengancam jiwa.
- Kode Hijau menunjukkan perawatan yang masih bisa ditunda karena pasien dalam kondisi baik.
- Kode Putih menunjukkan pasien dengan cedera minimal yang tidak memerlukan penanganan medis.
- Kode Hitam menunjukkan pasien tanpa tanda-tanda kehidupan walaupun dilakukan penanganan.
Kategori dan Kriteria Triase
-
Berikut kriteria untuk masing-masing kategori triase berdasarkan tanda kehidupan pasien:
- Red (Merah): SpO2 <80, RR >35 or <8, HR >130, BP <80, GCS ≤8, Tp >40. Tanda utama adalah sumbatan jalan napas dan stridor.
- Orange (Jingga): SpO2: 80-89, RR: 31-35, HR: 121-130, BP sys: 80-89, GCS: 9-13, Tp: 38.1-40, Tanda utamanya adalah jalan napas terancam.
- Yellow (Kuning): SpO2: 90-94, RR: 26-30, HR: 111-120, GCS: 14, Tp: 34.1-38, Tp: 32-34 Tanda utamanya adalah kondisi kurang gawat.
- Green (Hijau): SpO2 ≥95, RR: 8–25, HR: 50-110, GCS: 15,Tp: sesuai usia, Tanda utamanya adalah kondisi tidak gawat, tidak membutuhkan penanganan prioritas.
-
Sistem triase juga mempertimbangkan faktor lain seperti penyakit, keparahan, prognosis, dan ketersediaan sumber daya.
Luka Tulang Terbuka (Open Fractures)
- Luka terbuka (compound fracture) terjadi saat kulit yang berada di atas patah tulang robek, memungkinkan komunikasi antara patah tulang dan lingkungan luar. Luka ini rentan infeksi.
- Klasifikasi Gustilo-Anderson mengklasifikasikan luka terbuka berdasarkan kerusakkan jaringan lunak:
- Type I: Luka kecil (<1cm) tanpa kerusakan jaringan lunak berarti energi rendah
- Type II: Luka sedang (>1cm) dengan kerusakan jaringan lunak minimal, energi sedang
- Type III: Luka berat disertai kerusakan jaringan lunak luas, energi tinggi, terbagi lagi menjadi 3 sub-type berdasarkan tingkat kerusakan jaringan
- Penanganan luka tulang terbuka meliputi: ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure), resusitasi cairan, antibiotik profilaksis, debridemen bedah, stabilisasi, dan penutupan luka.
Sindrom Kompartemen Akut (Acute Compartment Syndrome – ACS)
- ACS diakibatkan meningkatnya tekanan di dalam kompartemen otot, biasanya karena cedera.
- Tekanan tinggi dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah, terkadang tak reversible.
- Penyebab ACS meliputi: cedera remuk, luka bakar, patah tulang, penggunaan tourniquet, dan hematoma.
- Gejala ACS meliputi nyeri yang tidak sebanding dengan cedera, kesemutan atau mati rasa, kehilangan sensasi atau fungsi motorik, nadi melemah, kulit menjadi tegang dan transparan, dan pucat.
- Diagnosis ACS dikonfirmasi dengan mengukur tekanan intrakompartemen menggunakan alat khusus.
- Penanganan ACS meliputi pengurangan tekanan melalui fasiotomi ( pembedahan untuk membuka ruang kompartemen).
Dislokasi
- Dislokasi adalah pergeseran tulang di persendian dari posisi normalnya.
- Pemeriksaan radiografi dibutuhkan sebelum dan sesudah koreksi (reduksi) untuk mendeteksi adanya fraktur yang menyertai.
- Dislokasi dapat terjadi di berbagai persendian, termasuk bahu, lutut, dan pinggul, frekuensi dan penyebab beragam
Cedera Neurovaskular
- Fraktur dan dislokasi dapat dihubungkan dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
- Evaluasi neurovaskular (nadi, sensasi, dan fungsi motorik) penting sebelum dan sesudah tindakan reduksi.
- Penyebabnya bisa berupa fraktur, dislokasi, trauma langsung, trombus, kompresi langsung, Sindrom Kompartemen Akut.
- Gejala berupa kesemutan, mati rasa, nyeri tak terduga, hilangnya fungsi motorik.
- Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan, contohnya Radiologi dan Angiografi.
- Penatalaksanaan meliputi intervensi bedah untuk mengembalikan fungsi neurovaskular.
Sindrom Cauda Equina
- Kompresi pada saraf spinal di bawah conus medullaris, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen.
- Gejalanya meliputi inkontinensia kandung kemih dan usus, mati rasa di perineum, nyeri pada kaki, dan kelemahan pada kaki.
- Diagnosis memerlukan pemeriksaan radiologi seperti MRI.
- Penanganan cepat (kurang dari 48 jam) sangat penting untuk menghindari kerusakan permanen.
Sepsis sendi
- Infeksi pada sendi yang diakibatkan oleh organisme bakteri.
- Faktor resiko meliputi operasi sendi, penyakit autoimun (rematik), diabetes, imunosupresi.
- Lokasi yang sering terkena meliputi lutut, pinggul, pergelangan tangan, bahu, dsb.
- Gejala meliputi nyeri, pembengkakan, kemerahan, panas di sekitar sendi, demam, dan penurunan rentang gerak.
- Diagnosis melalui aspirasi, pemeriksaan cairan sinovial (cairan sendi) dan kultur.
- Penatalaksanaan meliputi antibiotik intravena, debridemen (pengangkatan jaringan yang rusak), dan pencucian sendi sebagai tindakan bedah.
- Komplikasi dapat meliputi kerusakan permanen sendi, infeksi tulang (osteomiyelis), penurunan panjang tungkai, dan bahkan kematian.
Studying That Suits You
Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.
Related Documents
Description
Quiz ini membahas tentang triase di Unit Gawat Darurat serta kategori-kategori pasien berdasarkan tingkat keparahan. Materi ini mencakup pemahaman tentang kode warna dan klasifikasi pasien dalam situasi gawat darurat. Uji pengetahuan Anda tentang cara menangani kondisi darurat muskuloskeletal.