Terapi Realitas dalam Konseling

Konsep Dasar Terapi Realitas

• Terapi realitas menempatkan pokok kepentingannya pada peran klien dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yang membantu kegagalan yang dialaminya.
• Konseling realitas tidak menekankan transferensi, sebaliknya, terapi realitas memandang transferensi sebagai suatu cara bagi terapis untuk tetap bersembunyi sebagai pribadi.
• Terapi realitas menghapus hukuman karena pemberian hukuman guna mengubah tingkah laku tidak efektif dan dapat mengakibatkan perkuatan identitas kegagalan pada klien dan perusakan hubungan terapeutik.
• Konseling realitas menekankan tanggung jawab yang didefinisikan sebagai "kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sendiri dan melakukannya dengan cara tidak mengurangi kemampuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka".

Manusia Sehat dan Bermasalah

• Pribadi sehat adalah individu yang telah terpenuhi kebutuhannya sehingga dapat memerintah kehidupannya sendiri menggunakan prinsip 3R (Right, Responsility, Reality).
• Pribadi bermasalah adalah individu yang gagal memenuhi salah satu atau semua kebutuhan dasar gagal terlibat dengan orang lain sebagai prasyarat biologis memuaskan kebutuhan dasar.

Tahapan Kemunduran

• Tahapan Kemunduran (Regresive Stage) dibagi menjadi 3 tahap:
  • "Saya Menyerah" (1 give up)
  • Konseling realitas didasarkan pada antisipasi bahwa klien mengganggap sebagai orang yang bertanggung jawab kepada kebaikannya sendiri.

Tujuan Terapi Realitas

• Terapi realitas bertujuan untuk mengajarkan pilihan yang lebih efektif karena mereka berhubungan dengan orang-orang yang mereka butuhkan dalam kehidupan mereka.
• Mengajarkan teori pilihan kepada para konselor adalah bagian dari terapi realitas percaya bahwa para transpor perlu membangun hubungan yang baik dengan para konseli.

Dasar Model Terapi Realitas

• Teori Konseling Realitas dicetuskan oleh William Glasser pada tahun 1960-an.
• Pengembangan konseling realitas ini karena merasa tidak puas dengan praktik psikoanalisa karena Glasser memandang Psikoanalisa sebagai suatu model perlakuan yang kurang memuaskan, kurang efektif.

Terapi realitas membantu klien menilai tingkah lakunya sendiri untuk menentukan apa yang membantu kegagalan. Teknik ini tidak menekankan transferensi dan menghapus hukuman.