Teori Semiotik dan Dasarnya

Teori Semiotik

• Semiotik berasal dari kata Yunani "semeion" yang berarti tanda.
• Semiotik mempelajari sistem, aturan, dan konvensi yang memungkinkan tanda-tanda memiliki makna.
• Memahami fenomena sosial, seperti fesyen, makanan, seni, dan iklan sebagai tanda/lambang yang ingin disampaikan.
• Struktur karya tidak dapat dipahami tanpa memahami tanda, makna, dan konvensi tanda.

Tiga Dasar Semiotik

• Semiotik Pragmatik: Mempelajari asal usul tanda, kegunaan tanda, dan dampak tanda terhadap tingkah laku subjek.
  • Dalam karya sastra, semiotik ini meneliti bagaimana penulis menggunakan tanda (seperti kata, simbol, atau gambar) untuk menyampaikan makna.
  • Juga membahas bagaimana pembaca menginterpretasikan tanda-tanda tersebut berdasarkan pengalaman dan tingkah laku mereka.
  • Sebagai contoh dalam cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, warna merah dapat diinterpretasikan sebagai simbol kejahatan.
• Semiotik Sintaksis: Mempelajari kombinasi tanda tanpa mempertimbangkan maknanya, fokus pada susunan dan struktur dalam teks.
  • Dalam karya sastra, ini berkaitan dengan bagaimana tanda-tanda disusun di dalam teks.
  • Contoh: menganalisis struktur pantun, memperhatikan bagian pembayang dan bagian yang menggambarkan tema/imagery.
• Semiotik Semantik: Mempelajari makna tanda dalam konteks karya.
  • Menganalisis makna yang disampaikan oleh tanda-tanda dalam suatu teks.
  • Contoh analisis syair Perahu Hamzah al-Fansuri, di mana perahu menggambarkan perjalanan hidup manusia.

Signifikasi

• Signification: Proses memberi makna pada sebuah tanda.
• Signifier: Bentuk fisik dari suatu tanda (kata, gambar, simbol).
• Signified: Makna yang dihubungkan dengan signifier.

Contoh dalam Karya

• Novel: Penulis menggunakan simbol ("air" sebagai simbol kehidupan atau pembaharuan) untuk mewakili konsep tertentu.
• Bahasa yang digunakan (signifier) dan makna (signified) tertentu berkaitan dengan status sosial suatu watak, memberikan informasi tentang dinamika sosial dan psikologi watak.