Sistem Saraf dan Kontraksi Otot

Study Notes

Sistem saraf terdiri dari sistem simpatis, parasimpatis, dan somatik.
Sistem simpatis menstimulasi organ, sistem parasimpatis menenangkannya, dan sistem somatik merupakan bagian yang sadar.
Sistem saraf otonom bekerja secara tidak sadar.
Saraf tepi merupakan bagian kedua dari sistem saraf dan dibedakan menjadi saraf motorik dan sensorik.
Saraf motorik mengendalikan gerakan otot dan kelenjar, sedangkan saraf sensorik mengirimkan rangsangan dari indera ke otak dan sumsum tulang belakang.
Neuron motorik merupakan bagian dari saraf motorik yang membawa rangsangan untuk mengendalikan gerakan otot.

Rangsangan pada saraf motorik berupa asetilkolin, yang mengikat reseptor pada sarkolema (membran otot).
Pengikatan asetilkolin menyebabkan depolarisasi, yang memicu pelepasan ion kalsium dari retikulum sarkoplasma.
Ion kalsium mengikat aktin dan miosin, yang menyebabkan filamen protein bergeser dan otot berkontraksi.

Otot polos ditemukan di organ dalam, bekerja lambat, tak sadar, dan memiliki karakteristik kontraksi yang lambat.
Otot jantung ditemukan di jantung, bekerja cepat dan berirama, serta tak sadar.
Otot rangka melekat pada tulang, bekerja dengan cepat dan kuat, dan dikendalikan secara sadar.

Otot menggunakan ATP sebagai sumber energi langsung untuk kontraksi.
Otot memiliki cadangan glikogen yang dapat dipecah menjadi glukosa untuk menghasilkan ATP.
Asam lemak merupakan sumber utama energi untuk aktivitas fisik jangka panjang.
Fosfokreatin merupakan sumber energi cepat, yang dapat menghasilkan ATP dalam waktu singkat.
Glikolisis merupakan proses non-aerobik yang menghasilkan asam laktat. Asam laktat merupakan penyebab kelelahan otot.

Otak berperan dalam perencanaan gerakan.
Otot menjalankan gerakan sesuai rencana otak.
Sendi memungkinkan gerakan antar tulang.
Reseimbangan menjaga keseimbangan tubuh.
Serat otot lambat membantu memompa darah dan menghasilkan energi secara aerobik.