Perkembangan Pendidikan Kesehatan di USA

Perkembangan Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan

• Zarfiel Tafal dari FKM-UI menyampaikan materi ini pada tahun 2022.

Perkembangan di Amerika Serikat (USA)

• DR. Dorothy B. Nyswander (Berkeley, 1984-1998) adalah pelopor pendidikan kesehatan menurut SOPHE.
• Pendidikan kesehatan dimulai di rumah sakit untuk pasien rawat inap.
• Seorang psikolog di RS UC Berkeley mempertanyakan mengapa pasien yang seharusnya cepat sembuh justru memerlukan waktu lebih lama.
• Nyswander menemukan bahwa kurangnya kepatuhan pasien disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap terhadap pengobatan.
• Pasien perlu diberi kejelasan dan dorongan untuk mematuhi proses pengobatan.
• Awalnya, pendidikan kesehatan bersifat individual dan dilakukan di rumah sakit.
• Kemudian, pendidikan kesehatan berkembang ke sekolah (SHE), tempat kerja (WPHE), tempat umum (PPHE), dan terintegrasi dengan program lain seperti imunisasi dan stop smoking.
• Perkembangan HE di negara lain mengikuti USA karena banyak yang belajar Kesmas di USA, termasuk senior-2 FKMUI yg sdh almarhum (Oiwan Sutjahya, Suratmi Poerbonegoro, dll).

Perkembangan di Indonesia

• Tahun 1950-an, Lim Tjay Lee (Menkes saat itu) dianggap sebagai pelopor Health Education, yang dikenal sebagai Penerangan Kesehatan.
• Sebelumnya, pada tahun 1927, tercatat dua tenaga kesehatan yang melakukan penerangan kesehatan secara tradisional, yaitu dr. Kodiyat dan dr. Hydricks (orang Belanda).
• Sampai tahun 1965 (masa orde lama), tidak ada perkembangan berarti dalam pendidikan kesehatan dan kesehatan masyarakat.
• Setelah tahun 1965 (orde baru), hubungan politik Indonesia membaik dengan dunia Barat, dan banyak dokter serta tenaga kesehatan dikirim untuk belajar kesehatan masyarakat di USA.
• Dr. Wiryawan Djojosugito MPH (alm) mendirikan Direktorat Pendidikan Kesehatan, yang kemudian dilanjutkan oleh dr. Pudjiastuti MPH.
• KMUI berdiri tahun 1965, awalnya di bawah Bagian IKM – FKUI, sebagai Program Studi dari FKUI.
• Beberapa dokter yang menjadi dosen dikirim sekolah ke USA yang diantaranya mengambil peminatan Pendidikan Kesehatan adalah dr. Iwan Sutjahya MPH (dekan ke 2, dan Prof. Dr. dr. Soeratmi Poerbonegoro MPH. Keduanya belajar di UC Berkeley, USA

Peran PKIP di FKMUI

• Tidak ada masalah kesehatan atau akibatnya yang tanpa kontribusi perilaku.
• Ilmu Kesehatan Masyarakat selalu melibatkan ilmu perilaku dan pendidikan kesehatan (sekarang Promosi Kesehatan) dalam penerapannya.

Determinan Utama Masalah Kesehatan

• Dua determinan utama dari sisi manusia sebagai penyebab masalah kesehatan adalah perilaku dan non-perilaku.

Model Kesehatan

• Force Field Paradigm dikembangkan oleh Hendrik L. Blum (1976), yang sebelumnya dikembangkan oleh Marc Lalonde (1970, Canada).
• Model Biopsikososial (G. Engels, 1971) mempertimbangkan aspek biologis, psikologis, dan sosial dari masalah kesehatan.

Tingkat Pencegahan (Leavell & Clark)

• Terdapat 5 tingkat pencegahan: promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosis dini dan pengobatan segera, pembatasan disabilitas, dan rehabilitasi.
• Pendidikan kesehatan berperan di semua tingkatan.

Pendidikan Kesehatan di Indonesia Setelah 1965

• Pada masa orde baru, banyak dokter belajar ke USA.
• Indonesia termasuk negara kategori miskin (pendapatan per kapita < US $2 per hari menurut Bank Dunia).
• Manajemen kesehatan (SDM, sarana, dana, dan teknologi) sangat kurang.
• Akibatnya, peran serta masyarakat sangat didorong.

Masa Keemasan Partisipasi Masyarakat

• Di awal masa orde baru, upaya kesehatan mengutamakan PSM dengan fokus pada Primary Health Care (cCare).
• Lahir kebijakan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) dengan Trias: dana sehat, kader sehat, dan pos kesehatan.
• Pos kesehatan diseragamkan menjadi Posyandu (Dr. Suyono Yahya, MPH) pada akhir tahun 1980, mencapai 70.000 di Indonesia.

Pendekatan Edukatif (1970-1985)

• Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat dengan pendekatan non-direktif (edukatif).
• Pendekatan ini banyak dipakai dalam penyelenggaraan Posyandu dan PKMD.
• Langkah-langkah pendekatan edukatif meliputi: survey mandiri masyarakat, perencanaan bersama masyarakat, implementasi dan monitoring, evaluasi, dan perluasan/pemberlanjutan.

Pemasaran Sosial (1980)

• Berasal dari USA dengan tokoh Phillip Kottler.
• Prinsipnya adalah orang harus membeli informasi kesehatan seperti keperluan hidup lainnya.
• Teknologi yang digunakan adalah multimedia, yang mahal dan sulit diterapkan di Indonesia yang masih miskin.
• Di USA, pembiayaan dilakukan melalui pajak masyarakat.
• Model pemasaran sosial meliputi 4P: Product (pesan/info kesehatan), Price (harganya), Place (saluran/distribusinya), dan Promotion (pemberitahuan/penyuluhannya/iklan).

Promosi Kesehatan dan Advokasi Kesehatan

• Pada tahun 1986, Konperensi Promosi (Pendidikan) Kesehatan diadakan di Ottawa, Canada.
• Ottawa Conference menghasilkan Ottawa Charter yang mentransformasikan Pendidikan Kesehatan menjadi Promosi Kesehatan.
• Tahun 1988, WHO mengadopsi konsep Promosi Kesehatan dan mencoba menggunakannya melalui program Kota Sehat secara global.
• Advokasi merupakan unsur utama dalam strategi promosi kesehatan.
• Unsur Promosi Kesehatan sesuai Ottawa Charter: advokasi kebijakan kesehatan, penataan lingkungan yang mendukung, mendorong gerakan masyarakat, peningkatan ketrampilan kesehatan masyarakat, dan reorientasi upaya kesehatan.
• Advokasi mensyaratkan situasi politik demokratis.
• Dalam pemerintahan otoriter, advokasi sulit dilakukan dan dikenal sebagai Audiensi.
• Advokasi melibatkan penekanan, desakan, atau bahkan konfrontasi (win-loss solution).

Perkembangan Setelah Ottawa Charter 1986

• Tidak banyak perubahan terjadi.
• Fungsi Promkes di Depkes berubah dari implementor (Direktorat) menjadi pusat sumber teknis (Pusat Promkes).
• Akibatnya, promkes tidak bisa melakukan tindakan ekspansif dan invasif, hanya bisa menunggu “UNDANGAN”.
• Tahun 2018, Pronkes kembali medapat kedudukan sebagai direktorat.
• Kabinet RI terakhir sudah menempatkan Promosi Kesehatan sebagai Direktorat kembali.

Advokasi Kesehatan

• Upaya mempengaruhi pembuat kebijakan untuk mengadakan/mengganti/meniadakan suatu kebijakan.
• Determinan utama adalah politik; di negara otoriter, advokasi tidak dikenal.
• Di Indonesia, advokasi dikenal setelah reformasi (1998).
• Dasar advokasi kesehatan adalah komunikasi.
• Sasarannya adalah pihak yang berkuasa.
• Tujuannya adalah perubahan kebijakan.
• Strategi yang digunakan adalah win-win dan win-lose.
• Metode yang digunakan sama dengan komunikasi: perorangan, kelompok, massa, media, dan institutional/organisational.
• Advokasi bisa dilakukan secara diadik atau dengan bantuan mediator.

Penerapan Promkes di Indonesia

• Masih berupa program sektoral (bahkan subsektoral).
• Belum dipahami oleh masyarakat, sebagian besar tenaga kesehatan, dan pembuat kebijakan.
• Belum ada dukungan kebijakan yang kuat.
• Belum lintas sektor, masih dianggap urusan satu sektor.
• Belum mewarnai upaya pembangunan lokal dan nasional.

Transformasi

• Pendidikan Kesehatan bertransformasi menjadi Promosi Kesehatan.
• Transformasi ini terjadi tahun 1986 di Ottawa, Canada.
• Diadopsi oleh WHO tahun 1988 melalui proyek Heathy City di semua negara anggota WHO.
• Health Promotion = Health Education + Environmental Intervention (Physical & Social).