SEJARAH KB, ORGANISASI KB

WellEstablishedNobility avatar
WellEstablishedNobility
·
·
Download

Start Quiz

Study Flashcards

15 Questions

Siapakah yang menandatangani Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan melarang kegiatan terkait serta penggunaan simbol terkait?

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

Kapan dekrit tersebut diundangkan?

30 Desember 2020

Mengapa pemerintah Indonesia mengesahkan dekrit tersebut?

Karena FPI melanggar hukum

Apa yang memicu seruan untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI) sejak tahun 2000?

Serangan anggota FPI terhadap markas Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Siapa yang membacakan dekrit tersebut?

Wakil Menteri Hukum dan HAM

Apa yang diatur oleh Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan larangan terkait?

Membubarkan FPI dan melarang semua kegiatan terkait serta penggunaan simbol terkait.

Siapakah yang membacakan Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan larangan terkait?

Deputi Menteri Hukum dan HAM

Kapan Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan larangan terkait diundangkan?

30 Desember 2020

Siapa yang menandatangani Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan larangan terkait?

Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Nasional, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

Apa yang memicu seruan untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI) sejak tahun 2000?

Serangan anggota FPI terhadap Markas Besar Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Apa yang diatur oleh Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan larangan terkait?

Larangan penggunaan simbol terkait FPI

Siapa yang membacakan Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan larangan terkait?

Wakil Menteri HAM dan Hukum Eddy Hiariej

Kapan Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan larangan terkait diundangkan?

30 Desember 2020

Siapakah yang menandatangani Dekrit tentang Front Pembela Islam (FPI) dan melarang kegiatan terkait serta penggunaan simbol terkait?

Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

Mengapa pemerintah Indonesia mengesahkan dekrit tersebut?

Karena FPI diduga memiliki keterkaitan dengan teroris

SEJARAH KB DI INDONESIA Gerakan Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal sekarang ini dipelopori oleh beberapa tokoh, baik dalam maupun luar negeri. Pada awal abad ke 19 di Inggris upaya KB mula-mula timbul atas prakarsa sekelompok orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu. Maria Stopes (1880-1950) menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan kaum buruh Inggris. Di Amerika Serikat dikenal Margareth sanger (1883-1996) dengan program Birth Control-nya yang merupakan pelopor kelompok Keluarga Berencana modern. Pada 1917 didirikan National Birth Control League dan pada November 1921 diadakan konferensi nasional Amerika tentang pengontrolan kehamilan dengan Margareth sanger sebagai ketuanya. Pada 1925 ia mengorganisasikan konferensi internasional di New York yang menghasilkan pembentukan International Federation of Birth Control League. Selanjutnya pada 1927 Margareth sanger menyelenggarakan konferensi populasi dunia di Jenewa yang melahirkan International Women for Scientific Study on Population dan International Medical Group for the Investigationa of Contraception. Pada 1948 Margareth Sanger ikut melopori pembentukan komite international keluarga berencana yang dalam konferensi di New Delhi pada 1952 meresmikan berdirinya International Planned Parenthood Federation (IPPF). Federasi ini memilih Margareth Sanger dan Rama Ran dari India sebagai pimpinannya.Sejak saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan Keluarga Berencana di seluruh dunia termasuk di Indonesia yang mendirikan perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Di Jakarta, perintisan dimulai di Bagian Kebidanan dan Kandungan FKUI/RSUP (sekarang rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo) oleh tokoh-tokoh seperti Profesor Sarwono Prawirohardjo, Dr. M. Joedono, Dr. Hanafi Wiknjosastro, Dr. Koen S. Martiono, Dr. R. Soeharto, dan Dr. Hurustiati Subandrio. Pelayanan keluarga berencana dilakukan secara diam-diam di poliklinik kebidanan FKUI/RSUP. Setelah mengadakan hubungan dengan IPPF serta mendapatkan dukungan dari para pelopor keluarga berencana setempat, pada 23 desember 1957 perkumpulan keluarga berencana Indonesia (PKBI) resmi berdiri, dengan Dr. R. Soeharto sebagai ketua. Di Indonesia karena angka kematian bayi dan ibu yang melahirkan cukup tinggi maka upaya memperkenalkan cara mengatur atau membatasi kelahiran makin meluas. Pada September 1952 di Yogyakarta, pelopor keluarga berencana dr Sulianto Saroso menganjurkan para ibu melakukan pembatasan kelahiran. dr Sulianti Saroso mengalami berbagai tantangan dan hambatan, antara lain kondisi politik pada saat itu kurang mendukung upaya pembatasan kelahiran. sehingga pada November 1952 dr Sulianti Saroso berssama beberapa tokoh di Indonesia mendirikan Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK) yang diketuai Ny Marsidah Soewito. Sedangkan di Jakarta, perintisan dimulai pada bagian Kebidanan RSUP dr Ciptomangunkusumo, tokoh-tokoh perintisnya adalah Prof. Sarwono Prawirohardjo, dr H.M. Yudono, dr Koen S. Martiono dan dr Soeharto (BKKBN, 1992 dalam penelitian Gadi Rusnanti 2013). Berkat dukungan tokoh-tokoh keluarga berencana Indonesia, pada 23 Desember 1957 di Gedung Ikatan Dokter Indonesia Jakarta resmi dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) lengkao dengan susunan pengurusnya dengan dr Soeharto sebagai ketuanya. Pada tahun 1967 PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen Kehakiman. Pada Juni 1967 dibentuk seksi penerangan PKBI dan pada September 1968 diresmikan Pusat Pendidikan Tenaga KB di Jakarta (BKKBN, 1992 dalam penelitian Gadi Rusnanti 2013). ORGANISASI-ORGANISASI KB DI INDONESIA Organisasi yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama, sedangkan program KB merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan organisasi program KB adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Adapun organisasi program KB yang terdapat di Indonesia sebagai berikut : PKBI (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia) Berdirinya PKBI pada tanggal 23 Desember 1957, maka usaha-usaha PKBI mulai lebih dikembangkan sesuai dengan tujuan dan program yang telah ditetapkan. Tugas PKBI makin berat mengingat sebagai satu-satunya organisasi social yang bergerak di dalam bidang KB masih mendapat banyak kesulitan dan hambatan terutama dengan adanya KUHP Pasal Nomor 283 yang melarang demikian penyebarluasan gagasan KB masih secara terselubung. Penerangan dan pelayanan masih terbatas. Penerangan pada waktu itu terutama ditunjukkan pada organisasi wanita. Sejak berdirinya PKBI pada tahun 1957 melaksankan usaha-usahanya dengan segala kesulitan yang dihadapi baik di dalam menyebarluaskan gagasannya kepada masyarakat maupun di dalam menghadapi reaksi pemerintah maka pada akhirnya kongres Nasional I PKBI mengeluarkan penyataan sebagai berikut : PKBI menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemerintah yang telah mengambil kebijaksanaan mengenai Keluarga Berencana yang akan menjadikan program pemerintah PKBI mengharapkan agar Keluarga Berencana sebagai program pemerintah segera dilaksanakan PKBI sanggup untuk membantu pemerintaha dalam melaksanakan program keluarga berencana sampai di pelosok-pelosok supaya faedahnya dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat Visi dan Misi Serta Strategi PKBI Visi : Terwujudnya keluarga dan masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab dan inklusif. Misi : Memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan keluarga yang bertanggung jawab. Membangun gerakan remaja yang inklusif. Memberikan Pelayanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi Secara Komprehensif, Profesional Dan Inklusif. Mempengaruhi Dan Menguatkan Para Pengambil Kebijakan Untuk Menghormati, Melindungi, Dan Memenuhi HKSR. Mengembangkan Organisasi yang professional untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan. Strategi PKBI Strategi I: Masyarakat paham dan mampu memutuskan pilihan secara sadar sesuai tugas perkembangannya dan memperjuangkan hak – haknya.. Strategi II: Remaja mampu menciptakan ruang-ruang strategis pengambilan keputusan. Strategi III: Meningkatnya model-model layanan kesehatan keluarga komprehensif PKBI yang menjadi rujukan pihak lain. Strategi IV: PKBI berhasil mempengaruhi Pemerintah untuk Mendukung Model Kesehatan Keluarga yang Komprehensif Berbasis Data. Strategi V: PKBI menjadi organisasi yang terpercaya dengan jaringan yang kuat dan luas. Strategi VI: PKBI Pusat, Daerah dan Cabang menjadi Organisasi yang kuat dalam Kelembagaan, SDM, Keuangan dan Asset. LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) Pembentukan LKBN tidak dapat terlepas dari peranan PKBI. Pada tahun 1967 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Pemimpin-Pemimpin Dunia tentang kependudukan. Walaupun demikian untuk menetapkan keluarga berencana sebagai program nasional pemerintah sangat berhati-hati karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa. Sebagai langkah pertama Menteri Kesejahteraan Rakyat Dr.K.H Idhan Chold membentuk panitia ad-hoc yang bertugas mempelajari kemungkinan KB dijadikan program nasional. Dalam pertemuaan Presiden dengan panitia ad-hoc Februari 1968 Presiden menyatakan bahwa pemerintah menyetujui gerakan KB yang diselenggarakan Masyarakat dengan dibantu dan dibimbing oleh pemerintah. Maka keluarlah instruksi Presiden No 26 Tahun 1968 kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan SK No.35/KPTS/Kesra/1968 Rakyat yang isinya antara lain : Untuk membimbing, mengkoordinir serta mengawasi segala aspirasi yang ada di dalam masyarakat di bidang keluarga berencana Mengusahakan segera terbentuknya suatu badan atau lembaga yang dapat menghimpun segala kegiatan di bidang keluarga berencana serta terdiri atas unsur pemerintah dan masyarakat. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Organisasi keluarga berencana dimulai dari pembentukan Perkumpulan Keluarga Berencana pada tanggal 23 Desember 1957 di gedung Ikatan Dokter Indonesia. Nama perkumpulan itu sendiri berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood Federation (IPPF). PKBI memperjuangkan terwujudnya keluarga-keluarga yang sejahtera melalui 3 macam usaha pelayanan yaitu mengatur kehamilan atau menjarangkan kehamilan, mengobati kemandulan serta memberi nasihat perkawinan. Pada tahun 1967, PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departeman Kehakiman. Kelahiran Orde Baru pada waktu itu menyebabkan perkembangan pesat usahan penerangan dan pelayanan KB di seluruh wilayah tanah air. Dengan lahirnya Orde Baru pada bulan Maret 1966 masalah kependudukan menjadi fokus perhatian pemerintah yang meninjaunya dari berbagai perspektif. Perubahan politik berupa kelahiran orde baru tersebut berpengaruh pada perkembangan keluarga berencana di Indonesia. Setelah simposiun Kontrasepsi di Bandung pada bulan Januari 1967 dan Kongres Nasional I PKBI di Jakarta pada tanggal 25 Februari 1967. Visi dan Misi BKKBN Visi : Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas Misi : Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten. Lima Nilai BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Cerdas adalah perilaku untuk mampu bertindak optimal secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi. Tangguh adalah perilaku memiliki semangat pantang menyerah untuk mencapai tujuan. Kerjasama adalah perilaku untuk membangun jejaring dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan, percaya, sinergis, serta menghargai melalui komunikasi yang kondusif untuk mencapai tujuan bersama. Integritas adalah perilaku untuk berbuat jujur, terbuka, dan konsisten antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Ikhlas adalah perilaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan tulus dan sungguh-sungguh. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KB DI INDONESIA Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, status wanita dan agama (Handayani, 2019). Sosial Ekonomi Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan. Contoh : keluarga dengan penghasilan cukup akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan merupakan kebutuhan pokok. Dengan suksesnya program KB maka perekonomian suatu negara akan lebih baik karena dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin. Budaya Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode, kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status wanita. Penyedia layanan harus menyadari bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemilihan metode di daerah mereka dan harus memantau perubahan-perubahan yang mungkin mempengaruhi pemilihan metode. Pendidikan Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga berencana tetapi jiwa pemilihan suatu metode. Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait dengan sebagai metode kontrasepsi. Agama Di berbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode. Sebagai contoh penganut katolik yang taat membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagai pemimpin islam pengklain bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian lainnya mengijinkan. Walaupun agama islam tidak melarang metode kontrasepsi secara umum, para akseptor wanita mungkin berpendapat bahwa pola perdarahan yang tidak teratir yang disebabkan sebagian metode hormonal akan sangat menyulitkan mereka selama haid mereka dilarang sembahyang. Di sebagian masyarakat, wanita hindu dilarang mempersiapkan makanan selama haid sehingga pola haid tidak teratur dapat menjadi masalah Status Wanita Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi. Di daerah-daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih mahal serta memilik lebih banyak suara dalam mengambil keputusan. Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin hanya dapat sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode, misalnya peraturan yang mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB dapat diperoleh. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bayi rentan terpapar beberapa penyakit atau komplikasi. Beberapa contohnya yaitu: Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Penatalaksaannya dengan Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi yang lembut dan diolesi dengan krim hydrocortisone. Bisulan adalah benjolan besar, merah dan lunak yang terjadi akibat folikel rambut yang terinfeksi stafilokokus. penatalaksanaannya dengan pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel seta daerah sekitarnya dan pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Miliariasis adalah dermatosis yang timbul akibat penyumbatan kelenjar keringat dan porinya. beberapa cara penanganannya yaitu dengan perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi, upayakan untuk menciptakan lingkungan dengan kelembaban yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. jika bayi mengalami diare maka diperlukan penanganan dengan pemberian makanan (diatetik), pemberian cairan, atau obat-obatan. Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti Esherichia coli, Pseudomonas pyocyaneus, klebsielia, staphylococcus aureus, dan coccus gonococcus. Infeksi ini bisa terjadi pada saat antenatal, intranatal, dan postnatal. Sindrom kematian mendadak (suddent infant death syndrome-SIDS) terjadi pada bayi yang sehat, saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. SIDS pada bayi atau anak kecil adalah kematian yang tidak dapat diperkirakan melalui

Make Your Own Quizzes and Flashcards

Convert your notes into interactive study material.

Get started for free

More Quizzes Like This

Use Quizgecko on...
Browser
Browser