Quiz Mitigasi Bencana Geologi

Mitigasi bencana geologi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah dampak bencana yang disebabkan oleh proses geologi seperti gempa bumi, letusan gunung api, dan tanah longsor.

Fokus mitigasi bencana di Sumenep lebih pada bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kualitas udara yang buruk.

Macam-macam bencana hidrometeorologi yang terjadi di Sumenep antara lain banjir, longsor, curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kualitas udara yang buruk.

Luas wilayah kabupaten Sumenep adalah 2.093 km².

Jumlah populasi kabupaten Sumenep menurut sensus penduduk 2022 mencapai 1.135.903 jiwa.

Mitigasi bencana hidrometeorologi adalah upaya untuk mengurangi risiko dan dampak bencana yang disebabkan oleh fenomena alam yang terkait dengan atmosfer, air, atau lautan.

Bencana hidrometeorologi adalah fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi), seperti banjir, longsor, curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kualitas udara yang buruk.

Di Sumenep, jenis-jenis bencana hidrometeorologi yang terjadi meliputi banjir, longsor, curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kualitas udara yang buruk.

Tujuan dari mitigasi bencana hidrometeorologi adalah untuk mengurangi risiko dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi, melindungi masyarakat dan aset-aset penting, serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tersebut.

Prioritas penanganan bencana hidrometeorologi di Sumenep meliputi pemantauan cuaca dan iklim secara terus-menerus, pembangunan infrastruktur tahan bencana, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, serta peningkatan koordinasi antarinstansi terkait untuk penanganan bencana.