Mengenali Tumbuhan Obat Berdasarkan Warna

Mengenali Tumbuhan Obat: Warna

• Warna merah pada tumbuhan obat disebabkan oleh likopen, phytoene, dan phytofluene.
• Kastuba (Euphorbia pulcherrima) digunakan untuk mengatasi batuk darah, haid, dan luka berdarah.
• Jambu biji merah (Psidium guajava) dapat meningkatkan trombosit pada penderita DBD.
• Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) berkhasiat menurunkan tekanan darah, kekentalan darah, dan mencegah kanker darah.
• Warna hijau pada tumbuhan obat disebabkan oleh klorofil, klorofilin, dan asam folat.
• Sambung nyawa dapat meningkatkan nafsu makan dan menyegarkan tubuh.
• Cincau (Cyclea barbata) berguna untuk mengatasi panas dalam dan menyegarkan badan.
• Warna kuning pada tumbuhan obat disebabkan oleh beta-cryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin.
• Bambu kuning (Bambusa vulgaris) rebungnya dapat digunakan untuk mengobati sakit kuning dan hepatitis.
• Kenanga (Cananga odorata) bunganya dapat mengobati penyakit kuning.
• Warna biru pada tumbuhan obat disebabkan oleh phycocyanin.
• Sikas bermanfaat untuk memberikan ketenangan.
• Blueberry (Vaccinium sp.) teh akar dapat melancarkan kelahiran (relaksasi dan ketenangan untuk ibu).
• Warna putih pada tumbuhan obat disebabkan oleh serat.
• Pulai getahnya dapat mengobati gigi berlubang.
• Delima putih (Punica granatum) kulitnya dapat digunakan untuk keputihan.
• Bawang putih (Allium sativum) kulitnya dapat mengobati panu.
• Warna hitam pada tumbuhan obat disebabkan oleh polifenol dan melanin.
• Temu hitam meningkatkan daya tahan stamina dan kekebalan tubuh terhadap virus.
• Jamur kuping hitam bermanfaat untuk mengatasi stroke.

Mengenali Tumbuhan Obat: Bentuk

• Ginseng bentuknya seperti tubuh perkasa, bersifat afrodisiak atau meningkatkan keperkasaan pria.
• Sarang semut jika dibelah bentuknya seperti paru-paru, berguna untuk mengatasi kanker paru-paru.
• Centella bentuknya seperti otak, meningkatkan daya ingat (brain food).
• Kacang merah bentuknya seperti ginjal, baik untuk kesehatan ginjal.
• Sirih bentuknya seperti jantung, baik untuk kesehatan jantung.
• Jahe bentuknya seperti lambung, baik untuk kesehatan lambung.
• Jamur kuping mengandung vitamin D.
• Alpukat baik untuk rahim dan mencegah kanker serviks.
• Ubi baik untuk pankreas, menstabilkan gula darah, dan menghambat kanker pankreas karena mengandung vitamin B6.
• Anggur baik untuk alveoli, mencegah kanker paru, dan asma.
• Jeruk baik untuk kelenjar susu dan mencegah kanker payudara.

Mengenali Tumbuhan Obat: Rasa

• Rasa pahit pada tumbuhan obat dapat menstabilkan gula darah.
• Batrawali dapat menstabilkan gula darah.
• Sambiloto dapat menstabilkan suhu tubuh saat demam.
• Pulai dapat menurunkan demam malaria.
• Rasa asam pada tumbuhan obat dapat menetralkan yang berlebihan.
• Asam jawa dapat menyebabkan sakit perut.
• Rasa manis pada tumbuhan obat dapat menenangkan.
• Melon dapat mengatasi demam dan melancarkan kencing.
• Semangka dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
• Rasa asin pada tumbuhan obat dapat melunakkan dan menghancurkan.
• Wijayakusuma dapat melunakkan bisul dan mengobati luka lebam.
• Aroma pada tumbuhan obat dapat digunakan melalui pijat, urut, oles, mandi, atau minum.
• Gandapura aroma dapat menenangkan dan merelaksasi otot.
• Sereh aroma dapat menenangkan dan merelaksasi otot.
• Cengkeh bersifat antiseptik, penawar sakit, mengendurkan ketegangan saraf, mengatasi sakit gigi, dan menyegarkan mulut.

Mengenali Tumbuhan Obat: Sifat

• Anti kembung: bersifat pedas/panas, contohnya cengkeh, sereh, dan adas.
• Anti cacingan: pertumbuhan kel tumbuhan bersulur seperti cacing, contohnya labu, pare, taliputri, dan delima.
• Pelembut kulit:
  • Daun mengkilat: contohnya daun wungu.
  • Sifat lembut: contohnya daun kapas.
  • Buah lembut: contohnya alpukat.
• Pelancar kencing: berdaun kasar, contohnya bayam duri, landep, sembung, tempuyung, dan kejibeling.
• Peluruh dahak: berlendir, contohnya lidah buaya, belimbing wuluh, biji pepaya, dan daun cocor bebek.
• Penambah nafsu makan: beraroma dan jenis temu-temuan, contohnya temulawak dan lempuyang wangi.
• Mencegah mual: aromatik dan hangat, contohnya cengkeh, kapulaga, lada, jahe, dan cendana.
• Penurun panas: bersifat mendinginkan, contohnya belimbing, cincau, cocor bebek, dan lobak.

Bioekologi Tumbuhan Obat

• Batrawali (Tinospora crispa):
  • Ekologi: tumbuh di tempat terbuka (hutan, ladang).
  • Kandungan: batang mengandung zat pahit (pikroretin), berberin, tinokrisposid.
  • Manfaat: mengatasi penyakit perut, sakit kuning, malaria, rematik, dan kencing manis.
• Tempuyung (Sonchus arvensis):
  • Ekologi: tumbuh di ketinggian 50-1600 mdpl.
  • Kandungan: silika, kalium, flavonoid, inositol.
  • Manfaat: daunnya menghancurkan batu ginjal, menurunkan tekanan darah tinggi, menghilangkan rasa lesu dan pegal, obat penenang, mengatasi penyakit asma dan bronkhitis.
• Pegagan (Centella asiatica):
  • Ekologi: tumbuh liar di pinggir jalan, lereng bukit yang lembab, dataran rendah sampai 2.500 mdpl.
  • Kandungan: asiaticoside, brahmoside, mesoinosithol, centellose.
  • Manfaat: daun dan batangnya mengatasi radang hati, campak, demam, bronkhitis, infeksi/batu saluran kencing, hipertensi, disentri, tuberculosis, dan cacingan.
• Kemaitan (Lunasia amara):
  • Ekologi: tumbuh di hutan dataran rendah, 1-400 mdpl, dekat pantai, perbukitan gundul dan berbatu, daerah bersemak.
  • Kandungan: alkaloid, sitosterol, dan glikosid.
  • Manfaat: kulit batangnya dapat mengatasi nyeri perut, penawar racun ular & serangga, obat bengkak, dan afrodisiak.
• Jati belanda (Guazuma ulmifolia):
  • Ekologi: tumbuh secara liar di tepi-tepi hutan.
  • Kandungan: alkaloida, β-sitosterol, kafein, terpen, triterpen.
  • Manfaat: daunnya sebagai pelangsing tubuh, mengatasi gangguan ginjal, dan dermatitis; batangnya mengatasi demam, batuk, bronkhitis, asma, liver, diare, disentri, dan pneumonia.
• Mahkota dewa (Paleria macrocarpa):
  • Ekologi: tumbuh di ketinggian 10-1200 mdpl.
  • Kandungan: antihistamin, alkolida, saponin, polifenol.
  • Manfaat: mengatasi diabetes mellitus, anti kanker, dan menurunkan darah tinggi.
• Pule pandak (Rauvolfia serpentina):
  • Ekologi: tumbuh di hutan, kebun, pekarangan, sampai 1000 mdpl.
  • Kandungan: serpentin.
  • Manfaat: akarnya dapat menurunkan darah tinggi, mengatasi susah tidur, dan malaria.
• Tabat barito (Ficus deltoidea):
  • Ekologi: tumbuh di atas tanah, atau epifit.
  • Kandungan: saponin, flavonoid, tanin.
  • Manfaat: daunnya mengatasi keputihan, obat sehabis melahirkan, mengatasi kanker payudara, dan afrodisiak.
• Akar kuning (Arcangelisia flava):
  • Ekologi: tumbuh di ketinggian 100-1000 mdpl.
  • Kandungan: saponin, flavonoid, alkaloid.
  • Manfaat: kayunya mengatasi bronkitis, cacingan, disentri, kencing manis, penyakit kuning, dan afrodisiak.
• Kedawung (Parkia roxburghii):
  • Ekologi: tumbuh di hutan dataran rendah sampai 700 mdpl.
  • Kandungan: saponin, flavonoid, alkaloid.
  • Manfaat: daun atau bijinya mengatasi borok, cacingan, mulas, menopause, dan nyeri haid.