Kurikulum Merdeka: Dasar-dasar Hukum dan Implementasi

Dasar Hukum Implementasi Kurikulum Merdeka

• Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022, Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022, dan Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 adalah dasar hukum implementasi Kurikulum Merdeka.
• Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah juga menjadi acuan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

Keunggulan Kurikulum Merdeka

• Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan mendalam karena fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik.
• Kurikulum Merdeka memberikan kemerdekaan kepada guru untuk mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
• Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif karena dapat mengembangkan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Pengembangan Kurikulum Merdeka

• Kurikulum Merdeka dijadikan opsi agar sekolah dapat mengembangkan kurikulum yang sesuai kebutuhan dan konteks masing-masing.
• Sekolah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka harus mempelajari materi yang disiapkan oleh Kemendikbudristek dan memenuhi kriteria sekolah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka.

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI

• Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah.
• Mata pelajaran Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari dapat dipilih oleh peserta didik.
• Mata pelajaran pilihan dapat diikuti oleh peserta didik dengan alokasi waktu 2 JP per minggu atau 64 JP per tahun.

Hal-hal Esensial Kurikulum Merdeka di Jenjang SD

• Mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
• Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS.
• Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan.
• Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran.

Mengapa Pelajaran IPA dan IPS dijadikan Satu?

• Kontekstual dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya, dan lingkungan.
• Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan.
• Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual.
• Melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

• Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri atas: karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.
• Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.

Capaian Pembelajaran (CP)

• Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran.
• CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, sebagaimana Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum 2013 dirancang.
• Strategi yang semakin dikuatkan untuk mencapai tujuan CP adalah dengan mengurangi cakupan materi dan perubahan tata cara penyusunan capaian yang menekankan pada fleksibilitas dalam pembelajaran.

Muatan Lokal dalam Struktur Kurikulum

• Muatan lokal dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu: 1) mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain, 2) mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan 3) mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.

Bahasa Inggris dalam Kurikulum Merdeka

• Bahasa Inggris semakin dianjurkan untuk mulai diajarkan sejak jenjang SD.
• Tiga alasan yang mendukung hal ini adalah: 1) bahasa Inggris sebagai kebutuhan seluruh anak Indonesia, 2) keselarasan kurikulum Bahasa Inggris, dan 3) pemerataan kualitas pembelajaran.