Konsep Dasar Keperawatan Jiwa

Konsep Dasar Keperawatan Jiwa

• Materi ini membahas konsep dasar keperawatan jiwa.
• Erik Adik Putra Bambang Kurniawan, S.Kep., Ns., MSN, adalah penulis materi ini.
• Yel-yel dalam konteks ini mencerminkan semangat untuk kesehatan jiwa yang berkelanjutan, pemulihan dari risiko sakit jiwa, dan kemandirian serta produktivitas bagi mereka yang mengalami sakit jiwa.

Tujuan Pembelajaran

• Mahasiswa diharapkan memahami konsep dasar keperawatan jiwa.
• Ini meliputi sejarah perkembangan jiwa, konsep kesehatan jiwa, paradigma keperawatan jiwa, falsafah keperawatan jiwa, dan model stres dan adaptasi.

Pendahuluan

• Komponen pada manusia terdiri dari raga, jiwa, dan nyawa.

Elemen Jiwa

• Jiwa terkait dengan perilaku, perasaan, persepsi, emosi, motivasi, kemauan, keinginan, dan daya tilik diri.

Perbedaan Askep Umum dan Askep Jiwa

• Askep umum menekankan pada keadaan jasmani pasien, dengan mengesampingkan keadaan jiwanya.
• Askep jiwa menekankan pada keadaan jiwa pasien, dengan mengesampingkan keadaan jasmani.

Tujuan Keperawatan Jiwa

• Keperawatan jiwa bertujuan menolong pasien agar bisa kembali ke masyarakat, menjadi individu yang mandiri dan berguna.
• Tujuannya dicapai melalui proses komunikasi terapeutik.
• Komunikasi terapeutik dapat membantu pasien menerima diri sendiri, memperbaiki hubungan sosial, dan berdiri sendiri.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Jiwa

• Catatan sejarah kesehatan jiwa akan diuraikan.

Zaman Mesir Kuno

• Gangguan jiwa dianggap disebabkan oleh roh jahat yang bersarang di otak.
• Tindakan yang dilakukan adalah membuat lubang pada tengkorak kepala agar roh jahat keluar.
• Beberapa praktik yang diterapkan adalah membakar, memukul, dan memasukkan pasien ke dalam air dingin.

Hasil Pengamatan Lanjutan

• Skizofrenia dan epilepsi diteliti lebih lanjut.
• Terapi insulin dan terapi kejang listrik (ECT) mulai digunakan.
• Dibuat hiperplasia.

Zaman Yunani (Hypocrates)

• Gangguan jiwa dianggap sebagai penyakit.
• Pengobatan dilakukan oleh dokter dan melalui doa-doa.
• Orang sakit jiwa dari kalangan miskin dirawat di RSJ yang seringkali kotor dan jorok.
• Orang sakit jiwa dari kalangan kaya dirawat di rumah sendiri.
• Dorothea Liine Dick terinspirasi memperbaiki pelayanan kesehatan jiwa.
• Heropilus & Erasistratus berperan dalam mempelajari otak.

Zaman Veselius

• Gangguan jiwa diakui sebagai suatu penyakit.
• Mulai disadari adanya perbedaan anatara manusia dengan binatang.
• Dipelajari anatomi manusia dan anatomi hewan.
• Pelayanan di RSJ belum mengalami perubahan signifikan.

Revolusi dalam Kesehatan Jiwa

• Revolusi Prancis 1 oleh Phillipe Pinel menekankan revolusi humanisme dengan melepaskan belengu pasien gangguan jiwa.
• Semboyan revolusi ini adalah "Liberty, Equality, Fraternity".
• Revolusi kesehatan jiwa 2 melibatkan Qubius dan Emil Craepelee, memasukkan gangguan jiwa ke bidang kedokteran.
• Pendekatan yang digunakan adalah paradigma natural science, yang menghasilkan penggolongan tanda-tanda gangguan jiwa.
• Revolusi kesehatan jiwa 3 berbasis di Rumah Sakit (Hospital base).
• CMHC (Community Mental Health Center) dikembangkan oleh J.F Kennedy.

Sejarah Perkembangan Keperawatan Kesehatan Jiwa di Luar Negeri

Sebelum Abad XVIII

• Penyebab gangguan jiwa dianggap karena magic, gaib, dan roh halus.
• Terapi meliputi doa, mantera, air untuk mensucikan, dan ritual adat.
• Pendekatan hukuman (punitive approach) diterapkan, seperti menjauhkan pasien dari masyarakat dan memperlakukan pasien dengan kejam.

Akhir Abad XVIII

• Mulai ada psikoterapi dan klasifikasi gangguan jiwa.
• Weyer (dokter, Jerman) menguraikan beberapa kategori diagnosis psikiatri.

Abad XVIII-XIX

• Diterapkan pendekatan moral treatment (memanusiakan pasien).
• Dipelopori oleh Philipe Pinel (1745-1826) dan Willian Tuke (1770-1822).
• Terapi meliputi membuka ikatan, menjaga kebersihan pasien dan lingkungan, dan memperkerjakan pasien di kebun RS.
• Bersifat custodial care (isolasi, RSJ di luar kota, jauh dari masyarakat).
• Jumlah pasien dan perawat tidak seimbang dan kronik.
• Emil Kraepelin (1856-1926) menggolongkan berbagai bentuk klinik penyakit jiwa.

Abad XX

• Tahun 1909, anak-anak menjadi perhatian.
• Tahun 1909-1945, Sigmund Freud sebagai Bapak Psikiatri mengembangkan pemahaman tentang perkembangan manusia.
• Pelayanan mental health services dan program training mulai ada.
• Tahun 1946, ditandai penanganan kesepakatan penanganan masalah kesehatan mental melalui riset, services, dan training.

Era Baru

• RSJ didirikan di tengah masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa.
• Pelayanan kesehatan jiwa mencakup prevensi, diagnosis dini, pengobatan, dan rehabilitasi.
• Dikenal berbagai layanan seperti day care, night care, after care clinic, dan pelayanan darurat 24 jam.

Sejarah Perkembangan Keperawatan Kesehatan Jiwa di Indonesia

• Tahun 1862, dilakukan sensus pasien jiwa di Jawa & Madura.
• RS. Cina Jakarta merawat pasien gangguan jiwa dengan teralis dan pintu yang kuat dengan lubang untuk mengintip.
• Tanggal 1-7-1882, RSJ Bogor didirikan dengan kapasitas 400 bed.
• Tanggal 23-6-1902, RSJ Lawang didirikan dengan kapasitas 500 bed.
• Tahun 1923, RSJ Magelang didirikan dengan terapi kerja pertanian.
• Tahun 1942-1945, jumlah pasien meningkat tajam, dan pada tahun 1944 banyak pasien meninggal karena perawatan yang masih minim.

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia

• Federasi dunia sejak tahun 1992 menetapkan tanggal 10 Oktober sebagai Hari Kesehatan Jiwa.
• Tujuannya adalah menghormati hak-hak pasien, memperluas program pencegahan, memperluas pelayanan, dan meningkatkan upaya perbaikan kesehatan jiwa.

Tema Hari Kesehatan Jiwa

• 2016: "Dignity in Mental Health: Psychological & Mental Health First Aid for All".
• 2017: "Mental Health In the Workplace (Kesehatan Mental di Tempat Kerja)".
• 2018: Generasi Muda yang Bahagia, Tangguh dan Sehat Jiwa Menghadapi Perubahan Dunia.
• 2019: Cegah Bunuh Diri.
• 2020: "Sehat Jiwa Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi COVID-19 Menuju SDM Unggul Indonsia Maju".
• 2021: Mental Health in an Unequal World (Kesehatan Jiwa di tengah dunia yang tidak setara).
• 2022: "Make Mental Health and Well Being for all a Global Priority' atau "Jadikan kesehatan mental untuk semua sebagai prioritas global".
• 2023: 'Kesehatan mental adalah hak asasi manusia universal'.

Konsep Kesehatan Jiwa

• Konsep ini adalah tentang kesehatan jiwa

Pengertian Kesehatan Jiwa Menurut Berbagai Sumber

• Berdasarkan WHO, Rosdahl, UU No. 3 Th 1966, dan secara umum.

Pengertian Kesehatan Jiwa Secara Umum

• Kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang lain.
• Menghasilkan kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan.
• Fungsi kejiwaan meliputi proses pikir, emosi, kemauan, perilaku psikomotorik termasuk bicara.
• Kesehatan jiwa bersifat utuh (fisik, mental, sosial, dan pribadi).

Kesehatan Fisik

• Kepadanan & efisiensi proses fisik.
• Indikatornya adalah tidak ada disfungsi (TD, denyut nadi, Kadar kolesterol, CO2).

Kesehatan Mental/Psikologis/Jiwa

• Perasaan sejahtera secara subyektif.
• Penilaian diri tentang perasaan, mencakup konsep diri, kebugaran & energi, perasaan sejahtera, kemampuan kendalikan diri.
• Indikatornya adalah tidak merasa tertekan/depresi dan melalui Kaji Status Mental.

Kesehatan Sosial

• Aktifitas sosial seseorang.
• Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas, berperan, dan berfungsi secara adaptif di masyarakat.
• Indikatornya adalah mampu melaksanakan tugas & ketrampilan dasar yang sesuai dengan peran seseorang.

Kesehatan Pribadi

• Keadaan berfungsinya secara efektif & adekuat dari ketiga aspek (fisik, psikologis, sosial).
• Indikator minimal meliputi adanya minat yang nyata terhadap aktifitas dan pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk menembus "Status Quo".

Pengertian Kesehatan Jiwa Menurut WHO

• Berfungsinya secara harmonis dan menyeluruh dari kepribadian individu/manusia.
• Mencakup Id, Ego, dan Super Ego.
• Id adalah fungsi dasar yang egois dan tidak realistis, berorientasi pada kenikmatan.
• Ego adalah fungsi kedua yang realistis dan eksekutif, mencari cara untuk memenuhi kebutuhan Id.
• Super Ego adalah fungsi ketiga yang idealis, menegakkan kehendak Id dan memaksa Ego untuk bertindak sesuai prinsip moral.

Definisi Kesehatan Jiwa Menurut UU

• Tercantum dalam UU Kes Wa No. 3 Th. 1966 dan UU No 18 Tahun 2014.
• Kondisi individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga menyadari kemampuan sendiri, mengatasi tekanan, bekerja produktif, dan memberikan kontribusi.
• ODMK adalah Orang Dengan Masalah Kejiwaan.
• ODGJ adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa.

Definisi Kesehatan Jiwa Menurut Rosdahl

• Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh dan mempertahankan keselarasan.
• Kemampuan pengendalian diri serta terbebas dari stres yang serius.

Ciri Sehat Jiwa Menurut Jahoda, Maslow, dan WHO.

• Daftar atribut kesehatan jiwa.

Ciri Sehat Jiwa Menurut WHO

• Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan.
• Memperoleh kepuasan dari usahanya dan memberi lebih banyak daripada menerima.
• HAM +.
• Menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang.
• Mempunyai kasih sayang.

Ciri Sehat Jiwa Menurut Jahoda

• Persepsi realitas beradaptasi dengan pengetahuan baru.
• Empati dan menghargai sikap & perasaan orang lain.
• Menguasai lingkungan, adaptif, dan mampu mengatasi kesepian, frustrasi, agresif.
• Sikap positif terhadap diri sendiri, tumbuh kembang dan aktualisasi diri, integrasi (ekspresi, represi, ego yang kuat), otonomi (tergantung & mandiri seimbang, tanggung jawab terhadap diri sendiri, menghargai otonomi orang lain)

Ciri Sehat Jiwa Menurut Maslow

• Memiliki persepsi realitas yang efektif.
• Menerima diri, orang lain, lingkungan.
• Menunjukkan spontanitas dan berorientasi pada penyelesaian masalah.
• Otonomi dan mandiri.
• Mempunyai pandangan baru.
• Mengalami penalaran diri yang mendalam.
• Berminat terhadap kesejahteraan manusia.
• Memiliki hubungan intim dengan orang lain terdekat.
• Demokratis, etik kuat, humor, tidak bermusuhan, dan kreatif.

Rentang Sehat – Sakit Jiwa

• Dari respons adaptif hingga maladaptif.
• Mencakup sehat jiwa, masalah psikososial, dan gangguan jiwa.
• Kondisi tersebut dicirikan dengan pemikiran logis, persepsi akurat, emosi konsisten, perilaku sesuai, dan hubungan sosial yang positif.
• Masalah psikososial meliputi pemikiran kadang menyimpang, ilusi, reaksi emosional, dan menarik diri sosial.
• Gangguan jiwa meliputi waham, halusinasi, ketidakmampuan mengendalikan diri, perubahan perilaku, dan isolasi.

Elemen Kesehatan jiwa

• Mengetahui apa yang diketahui dan tidak diketahui.
• Penyesuaian diri dan membuat lingkungan lebih baik.
• Mengembangkan usahanya.
• Merasa puas dengan hasil karya.
• Melihat setiap hari adalah baik.
• Mampu memperbaiki diri dan tidak menganggap dirinya selalu benar.

Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa

• Penjabaran tentang Keperawatan Kesehatan Jiwa.

Perspektif Tentang Kep. Kes. Jiwa

• Kaplan Sadock, Clinton & Nelson, Caroline, Dorothy Cecelia, ANA, Stuart Sundeen, Antai Otong.

Keperawatan Kesehatan Jiwa Menurut Kaplan Sadock

• Proses berhubungan yang meningkatkan dan mempertahankan perilaku manusia.
• Mendukung integritas fungsi klien (individu, kelompok, keluarga, masyarakat).

Keperawatan Kesehatan Jiwa Menurut ANA

• Area khusus dalam praktik keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik.
• Meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan klien serta meningkatkan kesehatan masyarakat di mana mereka berada.

Keperawatan Kesehatan Jiwa Menurut Stuart Sundeen

• Proses interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi.
• Pasien bisa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau masyarakat.
• Area keperawatan mental mencakup perawatan langsung, komunikasi, dan management.
• Fokusnya adalah preventif dan promotif.

Perspektif Praktik Keperawatan Jiwa

• Didasari atas keyakinan bahwa pasien adalah manusia yang utuh & unik dan berfungsi sebagai satu kesatuan dalam interaksi dan bereaksi terhadap lingkungannya.
• Perawat harus menerima pasien sebagai manusia seutuhnya dengan latar belakang, perilaku, persoalan & potensi tertentu, bukan memberi label.

Pasien Sebagai Manusia

• Pasien punya harkat/keluhuran dan harus dihormati.
• Punya tujuan, potensi untuk berubah, dan keinginan mencapai tujuan.
• Tingkah lakunya punya arti dan bertanggung jawab atas perasaannya.
• Memiliki kemampuan adaptasi diri.
• Bukan penerima perawatan yang pasif.

Pusat Perhatian Perawat

• Kesehatan Pasien, bukan penyakitnya.
• Tujuan: memaksimalkan kemandirian, potensi, fungsi, peran dengan alat utama DIRI SENDIRI.
• Setiap tindakan harus membawa dampak positif terhadap pasien.

Pelayanan Komprehensif Keperawatan Jiwa

• Komprehensif

Definisi Keperawatan Jiwa Komprehensif

• Terdiri dari pencegahan primer (promotif & preventif), sekunder (kuratif), dan tersier (rehabilitatif).

Pencegahan Primer

• Fokus pada promotif & preventif terjadinya gangguan jiwa.
• Bertujuan mencegah ggn jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kes jiwa.
• Target: anggota masyarakat yang belum alami gannguan jiwa (anak, remaja, dewasa, lansia).
• Aktivitas: Penkes, stimulasi perkembangan, dukungan sosial, dan program pencegahan.

Pencegahan Sekunder

• Fokus pada deteksidini masalah psikososial & gangguan jiwa.
• Dilakukan penanganan segera (kuratif) dan bertujuan menurunkan gangguan jiwa.
• Target: Anggota masyarakat yang berisiko alami masalah psikososial, gangguan jiwa.
• Aktivitas meliputi menemukan kasus sedini mungkin melalui info masyarakat, tim kes, dan penjaringan kasus.

Pencegahan Tersier

• Fokus pada Peningkatan fungsi & soaialisasi serta pencegahan kekambuhan.
• Bertujuan Mengurangi kecacatan / ketidakmampuan akibat gangguan jiwa dan target Masyarakat yg alami gangguan jiwa pd tahap pemulihan (rehabilitatif).
• Aktivitas mencakup dukungan sosial, rehabiltasi, sosialisasi, dan pencegahan stigma.

Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa

• Peran & fungsi keperawatan adalah keperawatan yg kompeten.
• Hubungan yg terapeutik antara perawat & klien.
• Dimensi respon yang sejati, saling menghormati, memahami, dan empatik.
• Konsep Model Keperawatan jiwa yang psikoanalitikal, interpersonal, sosial, eksistensi, supportif, dan medikal.
• Model stress & adaptasi dalam keperawatan jiwa.
• Keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa.
• Keadaan-keadaan psikologis dlm keperawatan jiwa.
• Keadaan-keadaan sosial budaya dlm keperawatan jiwa.
• Keadaan-keadaan lingkungan dlm keperawatan jiwa.
• Penatalaksanaan Proses Keperawatan.
• Keadaan-keadaan legal etika dlm keperawatan jiwa.
• Perawat harus memahmai type masuk RS pasien, hak pasien jiwa, hukum & aspek etik legal profesional.
• Aktulisasi peran kep jiwa dengan standar-satndar profesional.

Pelayanan & Kerjasama Interdisipliner Kesehatan Jiwa

• Tim mencakup psikiater, psikolog, okupasi terapi, pembimbing social, dan perawat.
• Masing-masing punya peran, dan dengan bekerjasama akan menentukan keberhasilan terapi & Keperawatan pasien

Peran Kolaborasi dalam Penanganan Pasien Psikiatri

• Gangguan Psikiatri bersifat multifaktorial.
• Memerlukan penanganan yg komprehensif oleh team multidisiplin dan management kolaborasi.
• Perawat jiwa mmpunyai peran penting dalam management kolaborasi tersebut.
• Management Kolaborasi Menjunjung tinggi otonomi profesi, Saling terkait, Saling mendukung sehingga U/ kesembuhan & perbaikan kondisi pasien.
• Anggota tim meliputi tim Kes lain, Perawat, Dokter, Pekerja Sosial, and Psikolog

Peran Perawat

• Pelaksana, Pengelola, Pendidik and Peneliti

Peran Perawat Jiwa

• Pelaksana askep pada individu, keluarga & masy, menggunakan konsep perilaku mns, perkemb. Kepribdian, konsep kes-wa & gg. Jiwa dengan pendekatan ilmiah dalam PROSES KEP secara komprehensif.
• Pelaksana Pendidikan Kep pada individu, keluarga, masyarakat sehingga mampu mlkukan prwtan pd diri sendiri, anggota kelg & anggota masy secara bertanggung jawab trhadap kes. Wa.
• Pengelola Keperawatan dengan menunjukan sikap kepemimpinan, menerapkan teori management, dan mengorganisasi terapi modalitas.
• Pelaksana dalam melakukan Identifikasi mslh penelitian keperawatan jiwa, menyusun perencanaan penelitiar (PROPOSAL), dan Menggunakan hasil penelitian.

Fungsi Perawat Jiwa

• Sebagai pencipta lingkungan yang terapeutik, mengembangkan situasi kehangatan, dan Memberi rasa aman serta rilek.
• Sebagai Sosializing agent untuk membantu pasien berpartisipasi dg berhsil dlm kelp dan memberi kesempatan pasien untuk mengenal dan mendorong dirinya dlm mengembangkan kemampuan.
• Sebagai konselor dengan Mendengar keluhan pasien dan Memberi saran.
• Memberi kesempatan pasien untuk belajar dan mendorong