Kewirausahaan Sosial dalam Agribisnis

• Kuliah ini membahas kewirausahaan sosial dalam agribisnis, bagian dari mata kuliah Agritechnosociopreneur di Manajemen Agribisnis, Sekolah Vokasi IPB pada tahun 2025.

Definisi Kewirausahaan Sosial

• Kewirausahaan sosial adalah proses membangun atau mengubah institusi untuk mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan, penyakit, dan ketidakadilan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Bornstein dan Davis, 2010).
• Kewirausahaan sosial menciptakan nilai publik dengan mencari peluang baru, berinovasi, dan beradaptasi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi tantangan.
• Wirausahawan sosial berperan penting dalam menciptakan kombinasi baru dari sumber daya untuk memecahkan masalah sosial secara efektif.
• Kewirausahaan sosial merupakan tindakan memulai bisnis dengan tujuan utama membantu masalah sosial (Dalimunthe dan Siahaan, 2023).

Awal Mula Kewirausahaan Sosial

• Konsep kewirausahaan sosial diperkenalkan pada tahun 1984 ketika Bill Drayton menerima Mac Arthur Award sebagai pendiri Ashoka Foundation, yang memberikan bantuan dana pendidikan kepada masyarakat miskin.
• Grameen Bank di Bangladesh, didirikan oleh Muhammad Yunus, merupakan organisasi keuangan mikro terbesar yang menciptakan program sosial mandiri melalui bantuan keuangan bagi perempuan Bangladesh.
• Kesuksesan Ashoka Foundation dan Grameen Bank mendorong kajian mendalam tentang kewirausahaan sosial karena penyelesaian masalah sosial sering memicu masalah lain, seperti masalah ekonomi dan ketergantungan masyarakat pada program.

Batasan Kewirausahaan Sosial

• Entitas dapat berupa nirlaba atau mencari laba.
• Nirlaba menekankan pada dependensi dan swasembada.
• Wirausahawan sosial meningkatkan keberlanjutan.
• Contoh Ashoka Foundation adalah organisasi nirlaba, sedangkan Grameen Bank adalah contoh yang berorientasi pada laba.

Wirausaha Sosial

• Wirausahawan sosial adalah individu inovatif, adaptif, dan berani yang menciptakan nilai publik serta mencari peluang baru untuk mengatasi masalah sosial (Bornstein dan Davis, 2010).
• Mereka memanfaatkan sumber daya yang tidak mereka kendalikan, menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dalam perubahan sosial, dan menunjukkan rasa tanggung jawab yang kuat.
• Memiliki locus of control internal yang tinggi, memungkinkan mereka menghadapi tantangan dan tetap berkomitmen pada visi mereka meskipun mendapat kritik.

Ciri Kewirausahaan Sosial

• Inovatif: Menciptakan solusi baru untuk masalah sosial dengan pendekatan yang tidak konvensional.
• Adaptif: Mampu menyesuaikan strategi dan metode berdasarkan umpan balik dan perubahan kondisi di lapangan.
• Berani: Memiliki keberanian untuk mengambil risiko dan menghadapi tantangan.
• Inspiratif: Mampu menggerakkan dan memotivasi orang lain untuk berpartisipasi dalam perubahan sosial.
• Akuntabilitas Tinggi: Menunjukkan tanggung jawab terhadap dampak sosial dan berkomitmen mencapai hasil yang positif.
• Dikerjakan oleh sekelompok masyarakat.
• Kepemilikan modal bukanlah dasar utama pengambilan keputusan.
• Komunitas atau masyarakat yang terlibat cenderung berpartisipasi aktif.
• Bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Delapan Asumsi Dasar Tentang Sumber, Tujuan, dan Strategi Wirausaha Sosial (Noruzi et al. 2010)

• Tidak harus individu, tetapi bisa kelompok kecil, tim, organisasi, jaringan, atau komunitas yang bersatu untuk menciptakan perubahan.
• Menciptakan perubahan dalam skala besar dan berkelanjutan.
• Melibatkan ide, menggunakan pola atau tren yang terjadi di masyarakat untuk mengatasi masalah sosial.
• Berada di dalam dan di antara semua sektor.
• Tidak perlu terlibat dalam usaha sosial atau menggunakan alat berbasis pasar untuk sukses.
• Jumlahnya sangat bervariasi.
• Intensitasnya dapat membawa perubahan dan tidak pasang surut dari waktu ke waktu.
• Kadang gagal, meskipun pada tingkat yang belum atau akan ditentukan.

Contoh Kewirausahaan Sosial di Bidang Agribisnis

• Agridesa: Menggerakkan pertanian digital dengan mendukung petani melalui bantuan teknis, alat pemantauan, akses input berkualitas, komitmen pembelian terjamin dari mitra off-taker, serta pembiayaan bagi petani kecil di Jawa Barat, Bali, dan Sulawesi Tengah.
• Aluan: Produsen minyak kelapa murni berkelanjutan yang dipimpin perempuan, bekerja sama dengan masyarakat di Simeulue, Aceh, untuk penanaman kembali kelapa regeneratif, tumpang sari, dan sertifikasi organik.
• Conservana: Mendukung komunitas hutan di Bali dan Sulawesi Tengah yang kesulitan memasarkan produk hutan non-kayu karena lokasi terpencil, infrastruktur yang buruk, dan akses terbatas ke informasi pasar dan jaringan.
• Java Fresh: Memberdayakan petani Indonesia dengan memanfaatkan permintaan global buah tropis segar, menggunakan penelitian dan teknologi untuk memperpanjang usia simpan, dan menyediakan keterampilan serta alat untuk petani mikro dan pengemas wanita.
• Nichoa Chocolate: Mendukung petani kakao di Jawa Timur dan Bali dalam mengatasi perubahan iklim, membantu mencapai standarisasi kualitas produksi dan memberi pelanggan cokelat sehat.
• PasarMIKRO: Platform perdagangan digital untuk petani dan pedagang komoditas pertanian, meningkatkan pengumpulan data dan keterlacakan serta memastikan pembayaran yang lebih cepat dan andal.
• Pepper Secret: Bekerja sama dengan petani lada di Belitung, memproduksi produk mandi dan perawatan di rumah secara alami, fokus pada reboisasi di area bekas pertambangan.
• Plana: Merevolusi daur ulang plastik dengan mengubah limbah plastik dan limbah sekam padi menjadi bahan bangunan inovatif (Plana Wood).
• Tarunira: Mengoptimalkan sumber daya alam lokal Bali (Palmyra Palm Trees) menjadi produk gula lontar organik dengan memberdayakan masyarakat desa setempat.
• Rumah Mocaf: Memberdayakan petani singkong dan merevolusi industri pangan dengan memproduksi tepung mocaf bebas gluten berkualitas tinggi