Peningkatan Kepercayaan Diri Dan Assertiveness

Study Notes

Kepercayaan diri dan assertiveness adalah dua keterampilan penting yang berkontribusi signifikan terhadap kinerja individu, terutama di industri asuransi kerugian.
Kepercayaan diri memungkinkan individu merasa yakin dalam mengambil keputusan, berani menghadapi tantangan, dan memberikan kontribusi lebih besar bagi organisasi.
Dalam industri asuransi kerugian, individu yang percaya diri lebih mampu menavigasi situasi kompleks dan tidak pasti, karena pengambilan keputusan dan penilaian risiko sangat krusial.
Mereka dapat bertindak cepat dan tepat dalam merespons klaim atau masalah klien.

Kepercayaan diri dan assertiveness merupakan keterampilan penting yang berkontribusi signifikan terhadap kinerja individu.
Kepercayaan diri memungkinkan individu merasa yakin dalam mengambil keputusan, berani menghadapi tantangan, serta memberikan kontribusi lebih besar bagi organisasi.
Dalam industri asuransi kerugian, individu yang percaya diri lebih mampu menavigasi situasi yang kompleks dan tidak pasti.
Individu yang percaya diri mampu mengambil keputusan, menyelesaikan masalah dengan lebih cepat, dan bertindak tepat waktu.

Kepercayaan diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan, keterampilan, dan penilaian diri dalam menghadapi situasi atau tantangan tertentu.
Individu yang percaya diri berani mengambil inisiatif, bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan tidak takut menghadapi risiko.
Dalam lingkungan kerja, kepercayaan diri sangat berpengaruh terhadap kinerja.
Individu yang percaya diri lebih efektif dalam pengambilan keputusan, termotivasi, dan mampu menyelesaikan tugas dengan optimal.

Mengukur kepercayaan diri dapat dilakukan melalui self-assessment atau evaluasi diri.
Beberapa alat ukur seperti kuesioner self-efficacy dapat menilai keyakinan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Self-assessment melibatkan pengukuran keyakinan diri dalam situasi spesifik dan pemahaman pengaruh persepsi diri dan pengalaman terhadap tindakan.

Assertiveness adalah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan seseorang secara jujur, langsung, dan sopan, tanpa mengabaikan hak orang lain.
Assertiveness berbeda dari perilaku agresif, pasif, dan pasif-agresif.

Mengatasi Self-Doubt: Fokus pada pencapaian yang telah diraih dan mengidentifikasi keterampilan yang telah terbukti.
Mengubah pola pikir negatif menjadi lebih konstruktif dengan cognitive restructuring.
Meningkatkan Self-Efficacy: Mengakui keberhasilan tugas-tugas sebelumnya, mengamati keberhasilan orang lain, dan mendapatkan dukungan dari lingkungan kerja.

Pemikiran positif dan self-talk merupakan teknik efektif untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan diri.
Mengganti pikiran negatif dengan afirmasi positif untuk memfokuskan perhatian pada kekuatan dan potensi.
Self-talk memotivasi dan memperkuat rasa percaya diri.

Keterampilan komunikasi yang assertive melibatkan penggunaan bahasa tubuh, nada suara, dan pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan pesan secara jelas dan tegas.
Bahasa tubuh terbuka (kontak mata langsung, postur tubuh tegak, dan gerakan tangan yang sesuai) memperkuat pesan yang disampaikan.
Nada suara yang tenang namun tegas penting, menghindari nada yang terlalu lembut (kurang percaya diri) atau keras (agresif).
Menggunakan kalimat yang netral dan tidak menghakimi, misalnya "saya merasa" atau "saya butuh".