Indikator Kinerja Pembangunan

Baik, berikut adalah catatan studi berdasarkan teks yang diberikan:

Indikator Pembangunan

• Indikator adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi Indikator Kinerja Pembangunan

• Memperjelas apa, berapa, dan kapan kegiatan pembangunan dilaksanakan.
• Menciptakan konsensus antar pihak terkait untuk menghindari kesalahan interpretasi kebijakan selama pelaksanaan.
• Menilai kinerja pembangunan.
• Membangun dasar pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja pembangunan.

Pertimbangan Menyusun Indikator Pembangunan

• Kesederhanaan: Indikator akhir harus sederhana.
• Skop: Indikator harus mencakup seluruh aktivitas manusia terkait ekonomi dan lingkungan dengan overlap minimal.
• Kuantifikasi: Elemen harus dapat diukur.
• Pengukuran: Elemen harus dapat dipantau untuk menunjukkan kecenderungan.
• Sensitivitas: Indikator harus sensitif terhadap perubahan penting dalam karakteristik lingkungan.
• Batas Waktu: Frekuensi dan lingkup elemen harus menunjukkan identifikasi waktu dari kecenderungan.

Klasifikasi Indikator Berdasarkan

• Tujuan Pembangunan: Growth, Equity, Sustainability.
• Kapasitas Sumber Daya Pembangunan: Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Buatan, Sumber Daya Sosial.
• Proses Pembangunan: Input, Implementasi/Proses, Output, Outcome, Benefit, Impact.

Indikator Operasional

• Produktivitas, Efisiensi, dan Pertumbuhan: pendapatan wilayah, kelayakan financial ekonomi, spesialisasi keunggulan komparatif/kompetitif.
• Pemerataan, Keberimbangan dan Keadilan: Distribusi pendapatan, kesempatan kerja, kemiskinan, keseimbangan regional.
• Keberlanjutan : Dimensi Lingkungan, Dimensi Ekonomi, Dimensi Sosial.
• Sumber Daya Manusia : Pengetahuan, keterampilan, kompetensi, etos kerja dan sosial, pendapatan/produktivitas.
• Sumber Daya Alam: Tingkat tekanan atau degradasi, dampak.
• Sumber Daya Buatan/Sarana dan Prasarana: Skalogram fasilitas pelayanan, aksesibilitas terhadap fasilitas.
• Sumber DAYA Sosial (Social Capital) : Regulasi/aturan adat, Organisasi social dan rasa saling percaya.
• Proses: Input dasar (SDA, SDM, Infrastruktur, SDS), Input antara, volume produksi.

Pendapatan Wilayah

• Pendapatan wilayah menggambarkan pendapatan masyarakat di suatu wilayah.
• Pendapatan wilayah tidak sama dengan pendapatan daerah, yang diterima oleh pemerintah daerah.
• Pendapatan pemerintah daerah di Indonesia bersumber dari PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah, Hibah, Dana Darurat, dll.
• PDRB adalah ukuran produktivitas wilayah dan standar ukuran pembangunan.
• PDRB adalah total nilai barang dan jasa di suatu wilayah setelah menghilangkan unsur biaya antara.

Tipologi Klassen

• Digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah.
• Membagi wilayah berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.
• Dapat dilakukan melalui pendekatan wilayah maupun sektoral.
• Data PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) adalah data yang biasa digunakan dalam analisis.

Empat Klasifikasi Wilayah

• Wilayah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income): Laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita lebih tinggi dari rata-rata agregat wilayah.
• Wilayah maju tetapi tertekan (high income but low growth): Pendapatan perkapita lebih tinggi, tetapi laju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari rata-rata agregat wilayah.
• Wilayah relatif tertinggal (low growth and low income): Laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita lebih rendah dari rata-rata agregat wilayah.
• Wilayah berkembang cepat (high growth but low income): Laju pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi pendapatan perkapita lebih rendah dari rata-rata agregat wilayah.
• Analisis Sebelum Masa Otonomi Daerah dan Setelah Masa Otonomi Daerah dapat mengklasifikasikan kabupaten atau kota di Pulau Jawa.

Manfaat Tipologi Klassen

• Membuat prioritas kebijakan daerah berdasarkan keunggulan sektor, subsektor, usaha, atau komoditas daerah.
• Menentukan prioritas kebijakan daerah berdasarkan posisi perekonomian terhadap perekonomian nasional maupun wilayah agregatnya.
• Menilai suatu daerah dari segi pertumbuhan ekonomi wilayah maupun sektoral.

Analisis Kelayakan Ekonomi

• Berfokus pada dampak proyek terhadap perekonomian secara luas, termasuk manfaat sosial, kesejahteraan masyarakat, dan efek pada sektor lain.
• Menggunakan indikator seperti nilai tambah ekonomi, peningkatan lapangan kerja, dampak lingkungan, dan manfaat sosial.
• Metode yang dapat digunakan: Cost-Benefit Analysis (CBA), yang memperhitungkan manfaat dan biaya secara keseluruhan (tidak hanya bagi investor tetapi juga bagi masyarakat).

Analisis Kelayakan Finansial

• Berfokus pada manfaat dan risiko proyek dari sudut pandang keuangan investor atau perusahaan yang menjalankannya.
• Menggunakan indikator seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, dan Return on Investment (ROI).
• Tujuannya adalah menentukan apakah proyek menguntungkan secara finansial bagi pemilik modal atau pemegang saham.

Perbedaan Kelayakan Ekonomi dan Finansial

• Kelayakan ekonomi menilai apakah proyek bermanfaat bagi masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.
• Kelayakan finansial menilai apakah proyek menguntungkan bagi pemilik modal dan layak secara bisnis.
• Proyek bisa layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial (atau sebaliknya), misalnya proyek infrastruktur publik yang butuh subsidi.

Net Present Value (NPV)

• Digunakan untuk menilai manfaat investasi dengan ukuran nilai kini keuntungan bersih proyek.
• Investasi dapat ditetntukan layak atau tidak layak, bergantung pada nilai NPV nya.

Internal Rate of Return (IRR)

• IRR adalah suku bunga maksimal (discount rate) untuk sampai pada NPV bernilai sama dengan nol.
• Proyek dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.

Net Benefit Cost Ratio

• Merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari keuntungan bersih yang positif dengan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang negatif.
• Suatu investasi layak apabila Net B/C Ratio lebih besar 1.

Pay Back Period (PP)

• Dilakukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi.
• Tidak perlu memperhitungkan tingkat bunga dan Present Value dengan menggunakan discount factor.

Analisis Pemusatan Aktivitas

• Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi lokasi pemusatan aktivitas.
• Menunjukkan lokasi pemusatan aktivitas, kapasitas perekonomian wilayah, dan tingkat kecukupan barang/jasa.
• Rumus LQ: LQij = (Xij/Xi.) / (X.j/X..)
• Jika nilai LQ > 1, perkembangan aktivitas di unit wilayah lebih tinggi dari perkembangan rata-rata di seluruh unit wilayah.
• Digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk mengembangkan aktivitas. Rumus:
• Apabila LI mendekati 0, aktivitas bersifat indifferent, jika mendekati 1, aktivitas cenderung berkembang.
• Digunakan untuk melihat kespesialan/kekhasan suatu wilayah tertentu. Rumus:
• Apabila SI mendekati 0, tidak ada kekhasan, jika mendekati 1 maka terdapat kekhasan.

Shift Share Analysis (SSA)

• Digunakan untuk mengetahui pergeseran struktur aktivitas, kemampuan berkompetisi aktivitas, kinerja aktivitas, dan sebab-sebab pertumbuhan aktivitas.

Tiga Komponen Pertumbuhan

• Komponen Regional Share: pertumbuhan total wilayah.
• Komponen Proportional Shift: pertumbuhan total aktivitas tertentu secara relatif.
• Komponen Differential Shift: tingkat kompetisi suatu aktivitas tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total sektor/aktivitas tersebut.

Syarat dan Jenis Data SSA

• Terdiri dari kelompok aktivitas yang dibagi dalam unit-unit wilayah tertentu, menggunakan 2 titik waktu.
• Data berupa tenaga kerja, pendapatan, PDRB, guna lahan, luas tanam, luas panen.

Interpretasi Indeks Gini

• Digunakan untuk menduga tingkat pemerataan pendapatan.
• Semakin mendekati 0, semakin merata; semakin mendekati 1, semakin timpang.

Indeks Ketimpangan Bourguignon (L-index)

• Dapat dipecah menjadi dua komponen: ketimpangan dalam kelompok (within group inequality) dan ketimpangan antar kelompok (between group inequality).

Tingkat Pengangguran

• Pengangguran Terbuka: Tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan.
• Pengangguran Terselubung: Pekerja yang tidak memanfaatkan keterampilannya secara penuh.
• Setengah Pengangguran: Pekerja paruh waktu atau tidak mendapatkan jam kerja penuh.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebab

• Friksional: Karena transisi antara pekerjaan.
• Struktural: Karena perubahan struktur ekonomi atau teknologi.
• Siklikal (Konjungtural): Karena fluktuasi ekonomi.
• Teknologi: Karena teknologi menggantikan tenaga manusia.
• Musiman: Karena pekerjaan bergantung pada musim tertentu.

Kemiskinan

• Ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar (makanan dan non-makanan).
• Penduduk miskin berada di bawah garis kemiskinan.

Jenis Kemiskinan

• Kemiskinan Absolut: Tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan.
• Kemiskinan Relatif: Ketimpangan dibandingkan masyarakat sekitar.
• Kemiskinan Kultural: Disebabkan faktor budaya (malas, pemboros).
• Kemiskinan Struktural: Struktur sosial menghalangi golongan masyarakat menggunakan sumber pendapatan.

Indikator Kemiskinan

• BPS: Tingkat konsumsi penduduk dan kebutuhan dasar.
• BKKBN: Kesejahteraan keluarga.
• Bank Dunia: Human Poverty Index (HPI) atau Indeks Kemiskinan Manusia (IKM).
• Kementerian Sosial: Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu, berfokus pada aspek mata pencaharian, pendapatan, dan kebutuhan dasar.

Tolok Ukur Tambahan Kemiskinan

• Pendapatan setara harga beras (ukuran ini mempunyai kelemahan, yakni tidak semua masyarakat indonesia mengkonsumsi beras).
• Pemenuhan Kebutuhan Pokok.

Regional Balance

• Persentase penduduk, luas wilayah, PDRB, kontribusi PDB, distribusi infrastruktur pulau.
• Indeks Williamson digunakan untuk melihat disparitas antar wilayah.
• Williamson ditemukan oleh Jefrey G. Williamson pada tahun 1975.
• Rumus Wiiliamson:
• Sectoral Balance (Keberimbangan sektor di ukur dengan menghitung perbandingan produktivitas tenaga kerja dan menghitung perbandingan multiplier masing-masing sektor.
• Capital Balance menggunakan sumber daya alam, manusia, buatan dan social.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

• Dipromosikan oleh UNDP sebagai ukuran pembangunan yang lebih luas.
• Terdiri dari tiga indikator: Umur panjang dan hidup sehat, Pendidikan dan pengetahuan, Standar hidup yang layak.

Manfaat IPM

• Indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat atau penduduk).
• Dapat digunakan untuk menentukan peringkat atau level pembangunan suatu negara ataupun wilayah.
• Di Indonesia selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Untuk level mikro digunakan Indeks Pembangunan Desa, dan Indeks Desa membangun.