Diplomasi dan Gerilya dalam Sejarah Indonesia
8 Questions
0 Views

Diplomasi dan Gerilya dalam Sejarah Indonesia

Created by
@SeamlessAzurite

Questions and Answers

Apa tujuan dari diplomasi dalam konteks perjuangan Indonesia melawan Belanda?

  • Mendirikan pemerintahan baru di Indonesia
  • Mendapatkan bantuan militer dari negara lain
  • Mengelabui pasukan Belanda dengan strategi tertentu
  • Mencapai kesepakatan tanpa menggunakan kekerasan (correct)
  • Siapa perwakilan Indonesia dalam perundingan Linggar Jati?

  • Jenderal Soedirman
  • Sutan Sjahrir (correct)
  • Soekarno
  • Mohammad Hatta
  • Apa dampak negatif dari perjanjian Renville bagi Indonesia?

  • Pendidikan di Indonesia semakin meningkat
  • Wilayah Indonesia menyempit (correct)
  • Meningkatnya dukungan internasional
  • Pembentukan pemerintahan yang stabil
  • Apa yang menjadi fokus utama dari taktik perlawanan gerilya setelah jatuhnya Yogyakarta?

    <p>Memecah konsentrasi pasukan Belanda</p> Signup and view all the answers

    Apa yang menjadi tujuan utama dari agresi militer Belanda?

    <p>Menguasai kekayaan alam Indonesia pasca Perang Dunia II</p> Signup and view all the answers

    Kapan dan di mana Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan?

    <p>23 Agustus - 2 November 1949 di Den Haag</p> Signup and view all the answers

    Siapa yang memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)?

    <p>Sutan Sjahrir</p> Signup and view all the answers

    Garis pemisah wilayah yang dibentuk oleh perjanjian Renville dikenal dengan nama?

    <p>Garis Van Mook</p> Signup and view all the answers

    Study Notes

    Diplomasi dan Perjuangan Gerilya di Indonesia

    • Diplomasi adalah proses negosiasi antara negara atau kelompok untuk mencapai kesepakatan tanpa menggunakan kekerasan.
    • Gerilya adalah taktik pertempuran oleh kelompok kecil, menggunakan strategi yang mengelabui lawan.

    Latar Belakang

    • Belanda kembali ke Indonesia pada 29 September 1945, bersama Inggris untuk merebut kembali daerah yang dikuasai Jepang.
    • Untuk melawan Belanda, Indonesia menggunakan perjuangan diplomasi dan gerilya.

    Perundingan Linggar Jati

    • Dilaksanakan pada 10-15 November 1946, di Linggarjati, Jawa Barat.
    • Perwakilan Indonesia: Sutan Sjahrir; Belanda: Dr. HG van Mook dan Lord Killearn sebagai penengah.
    • Keputusan: Pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia di Jawa, Madura, dan Sumatera.
    • Belanda melanggar perjanjian ini dan melakukan agresi militer.

    Agresi Militer Belanda

    • Dipimpin oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook, bertujuan menguasai kekayaan alam Indonesia pasca Perang Dunia II.
    • Mendapat kecaman dari dunia internasional, termasuk AS dan Inggris.

    Perjanjian Renville

    • Membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS); wilayah yang diakui: Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.
    • Garis pemisah wilayah dikenal sebagai garis Van Mook.
    • Dampak negatif: Wilayah Indonesia menyempit, jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin, serta pemberontakan PKI Madiun 1948.

    Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)

    • Didirikan setelah Yogyakarta jatuh, dipimpin oleh Sutan Sjahrir.
    • Berfungsi dari 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949, berkantor di Sumatera Barat.
    • Menggalang dukungan internasional di konferensi di New Delhi.

    Taktik Perlawanan Gerilya

    • Dilakukan setelah Yogyakarta jatuh untuk memecah konsentrasi pasukan Belanda.
    • Serangan gencar dilakukan selama enam jam di Jogja, dipimpin oleh Letnan Kolonel Soharto.

    Konferensi Meja Bundar (KMB)

    • Dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus sampai 2 November 1949.
    • Menghasilkan pengakuan Belanda terhadap kedaulatan RIS, termasuk penyerahan kekuasaan paling lambat 30 Desember 1949.
    • Masalah Papua Barat akan dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan.

    Hasil KMB

    • Belanda dan RIS menyepakati pengembalian pemerintahan ke Yogyakarta.
    • Pembentukan Uni Indonesia Belanda.
    • Pengambil alihan utang Hindia Belanda oleh RIS.
    • Pemilihan Presiden RIS dilakukan pada 16 Desember 1949, Soekarno terpilih sebagai presiden.

    Signifikansi

    • Perjuangan diplomasi dan gerilya adalah bagian krusial dari sejarah kemerdekaan Indonesia.
    • Mewujudkan pengakuan internasional terhadap kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat.

    Diplomasi dan Gerilya di Indonesia

    • Diplomasi merupakan proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan tanpa kekerasan.
    • Gerilya adalah taktik pertempuran yang dilakukan oleh kelompok kecil untuk mengelabui lawan.

    Latar Belakang

    • Belanda kembali ke Indonesia pada 29 September 1945, dengan Inggris untuk merebut kembali daerah yang dikuasai Jepang.
    • Indonesia merespons dengan perjuangan melalui diplomasi dan taktik gerilya.

    Perundingan Linggar Jati

    • Perundingan berlangsung pada 10-15 November 1946 di Linggarjati, Jawa Barat.
    • Perwakilan Indonesia: Sutan Sjahrir; Belanda: Dr. HG van Mook dan Lord Killearn sebagai penengah.
    • Kesepakatan mencakup pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia di Jawa, Madura, dan Sumatera.
    • Belanda melanggar perjanjian dan melakukan agresi militer selanjutnya.

    Agresi Militer Belanda

    • Dipimpin oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook untuk menguasai kekayaan alam Indonesia pasca Perang Dunia II.
    • Mendapat kecaman internasional, termasuk dari Amerika Serikat dan Inggris.

    Perjanjian Renville

    • Mendirikan Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan pengakuan wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.
    • Garis pemisah wilayah dikenal sebagai garis Van Mook.
    • Dampak negatif dari perjanjian mencakup penyempitan wilayah Indonesia dan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin, serta pemberontakan PKI Madiun 1948.

    Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)

    • Didirikan setelah Yogyakarta dikuasai Belanda, dipimpin oleh Sutan Sjahrir.
    • Beroperasi dari 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949, berkantor di Sumatera Barat.
    • Menggalang dukungan internasional dalam konferensi yang diadakan di New Delhi.

    Taktik Perlawanan Gerilya

    • Taktik ini diterapkan setelah jatuhnya Yogyakarta untuk mengurangi konsentrasi pasukan Belanda.
    • Serangan gencar dilakukan dalam durasi enam jam di Jogja, dipimpin oleh Letnan Kolonel Soharto.

    Konferensi Meja Bundar (KMB)

    • Dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949.
    • Menghasilkan pengakuan Belanda terhadap kedaulatan RIS dan penyerahan kekuasaan paling lambat 30 Desember 1949.
    • Masalah Papua Barat dijadwalkan untuk dibahas setahun setelah penyerahan kedaulatan.

    Hasil KMB

    • Kesepakatan mencakup pengembalian pemerintahan ke Yogyakarta dan pembentukan Uni Indonesia Belanda.
    • RIS mengambil alih utang Hindia Belanda.
    • Pemilihan Presiden RIS dilaksanakan pada 16 Desember 1949, dengan Soekarno terpilih sebagai presiden.

    Signifikansi

    • Perjuangan diplomasi dan gerilya merupakan bagian penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
    • Mewujudkan pengakuan internasional terhadap kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat.

    Studying That Suits You

    Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

    Quiz Team

    Description

    Quiz ini membahas tentang perjuangan diplomasi dan gerilya yang terjadi di Indonesia pasca Perang Dunia II. Fokus utama adalah pada peristiwa penting seperti perundingan Linggarjati dan agresi militer Belanda. Uji pengetahuan Anda tentang aspek-aspek kunci dari periode sejarah ini.

    Use Quizgecko on...
    Browser
    Browser