Definisi dan Ruang Lingkup Agribisnis

Study Notes

Menurut David Downey dan Steven P. Ericson (1998), agribisnis mencakup seluruh sektor input pertanian, produksi, dan penanganan pemrosesan, distribusi, serta penjualan, baik grosir maupun eceran, dari produsen hingga konsumen akhir.
Santoso (2008) mendefinisikan arti sempit agribisnis sebagai perdagangan atau pemasaran hasil pertanian sebagai upaya untuk memaksimalkan keuntungan.
Arti luas agribisnis mencakup serangkaian kegiatan usaha yang meliputi seluruh rantai produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil yang terkait dengan komoditas pertanian.

Ruang lingkup agribisnis mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang terkait dengan seluruh sektor input, usaha tani, produk yang memasok bahan makanan, termasuk proses produksi, penanganan, pemrosesan, dan distribusinya.
Agribisnis merupakan kegiatan pertanian yang bersifat komersial dan berorientasi pasar.
Pertanian subsisten, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga, tidak termasuk dalam ruang lingkup agribisnis.
Contoh pertanian subsisten adalah petani padi sawah yang hasil panennya hanya untuk dikonsumsi keluarga.
David Downey dan Steven P. Ericson (1998) membagi ruang lingkup agribisnis menjadi tiga subsistem:
- Subsistem input: Menyediakan perbekalan bagi pengusaha pertanian untuk memproduksi tanaman, ikan, kayu, dan ternak. Contohnya, penyediaan bibit/benih, makanan ternak, pupuk, obat-obatan, peralatan, dan mesin pertanian.
- Subsistem produksi usaha tani: Subsistem pusat dari agribisnis, meliputi pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman hingga menghasilkan buah, biji, serat, daging, dan susu.
- Subsistem output/pengolahan: Memulai dari pemanenan hasil, pengolahan (penanganan pasca panen), dan pemasaran hingga tingkat konsumen.

Prospek Agribisnis: Pasar merupakan jantung ekonomi yang selalu mengalirkan kesejahteraan bagi mereka yang mampu memanfaatkan peluang.
Peluang ini seringkali hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki modal dan kreativitas.
Kebijakan pemerintah, yang biasanya bersifat seragam tanpa membedakan golongan kelas sosial dan letak geografis, menguntungkan wilayah dan golongan masyarakat tertentu.
Peluang bagi pengembangan sektor agribisnis pedesaan terbuka karena masyarakat kota tidak dapat memproduksi sendiri seluruh kebutuhan hidupnya, termasuk pangan, yang bergantung pada produksi dan aktivitas agribisnis di pedesaan.
Kendala Pengembangan Agribisnis:
- Lokasi usaha yang umumnya terpencar-pencar menyulitkan pembinaan dan upaya konsolidasi lahan, menyebabkan agribisnis menjadi kurang efisien dan biaya operasional tinggi.
- Sarana dan prasarana produksi di pedesaan dan luar Jawa umumnya masih terbatas. Akses jalan, jaringan listrik, dan komunikasi merupakan kendala yang dihadapi.