Agama dan Keseimbangan Kehidupan

AdmirableCarbon avatar
AdmirableCarbon
·
·
Download

Start Quiz

Study Flashcards

9 Questions

Apa yang diyakini Nurcholish Madjid tentang peranan agama?

Agama memiliki nilai tambah yang fundamental terhadap upaya menciptakan keseimbangan antara kehidupan material dan immaterial.

Bagaimana agama seharusnya hadir dalam masyarakat?

Sebagai petunjuk bagi penciptaan kehidupan yang penuh keteraturan dan keharmonisan.

Apa yang terjadi jika agama hadir dalam bentuk keberagamaan manusia?

Agama akan membawa keragaman dan tidak seragam.

Apa yang diharapkan dengan adanya agama?

Keteraturan kosmik.

Bagaimana sikap sebagian komunitas umat beragama terhadap komunitas agama lain?

Mereka memiliki anggapan bahwa komunitas agama lain sebagai musuh yang harus dihindari dan dinafikan eksistensinya.

Siapa penulis buku 'Islamku, Islam Anda, Islam Kita Membingkai Potret Pemikiran Politik KH Abdurrahman Wahid'?

Syafi'i Anwar

Siapa penulis buku 'The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism'?

Max Weber

Apakah buku 'Api dalam Sekam: Keberagamaan Muslim Gen-Z' diterbitkan oleh PPIM UIN Jakarta and Convey?

True

Siapa penulis buku 'Islam Inklusif'?

A. Shihab

Study Notes

Agama dan Keseimbangan Kehidupan

  • Menurut Nurcholish Madjid, kehadiran agama memiliki nilai comparative advantage dalam menciptakan keseimbangan antara kehidupan material dan immaterial, serta kehidupan yang profan dan yang sacral.
  • Agama diharapkan dapat memberi nilai tambah yang fundamental dalam menciptakan keseimbangan tersebut.

Kehadiran Agama dalam Bentuk Keberagamaan Manusia

  • Kehadiran agama dalam bentuk "keberagamaan manusia" tidak tampil dalam wajah yang seragam, seperti keragaman manusia itu sendiri.
  • Keragaman ini memiliki blessing teologis-sosiologis terutama bagi upaya menciptakan keteraturan kosmik, sesuai dengan kehendak Tuhan.

Komunitas Umat Beragama dan Keragaman

  • Tidak semua komunitas umat beragama memiliki kesadaran untuk mengambil dan mengembangkan sisi positif-konstruktif dari keragaman tersebut.
  • Sebagian komunitas umat beragama menganggap komunitas agama lain yang berbeda sebagai musuh yang harus dihindari dan dinafikan eksistensinya.

Sketsa Keberagamaan di Indonesia

  • Sketsa keberagamaan manusia memiliki dua muka (janus face):
    • Sifat eksklusif, partikularist, dan primordial
    • Sifat inklusif, universalist, dan transenden
  • Agama memiliki energi potensial yang konstruktif dan destruktif terhadap umat manusia

Kehidupan Beragama dalam Kehidupan Manusia

  • Agama berbicara tentang keyakinan dasar setiap individu dalam sebuah masyarakat
  • Agama mempengaruhi gerak langkah yang dilakukan oleh setiap individu dalam masyarakat
  • Agama memiliki nilai comparative advantage yang dapat menyeimbangkan kehidupan material dan immaterial
  • Agama dapat membawa kepada konflik berbasis klaim kebenaran

Sketsa Keberagamaan dalam Kehidupan Bangsa Indonesia

  • Agama memiliki posisi fundamental bagi bangsa Indonesia
  • UUD 1945 dan Pancasila sila pertama mengandung ajaran tentang Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya
  • Ajaran agama diyakini menjanjikan jaminan kebaikan atau kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

Tantangan Kehidupan Beragama dan Berbangsa

  • Tiga tantangan kehidupan keagamaan di Indonesia:
    1. Berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem)
    2. Berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama
    3. Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI### Cara Beragama yang Eksklusif
  • Cara beragama yang tertutup dan penuh kebencian serta kekerasan dapat menghancurkan Indonesia sebagai rumah bersama bagi kelompok-kelompok yang berbeda.
  • Survei nasional pada 2012 menunjukkan bahwa:
    • 33,4% responden tidak mau bertetangga dengan orang yang berlainan agama.
    • 25% responden tidak percaya kepada umat agama lain.
    • 68% responden menentang pembangunan tempat ibadah agama lain di lingkungannya.

Kekerasan Bermotif Agama

  • Pandangan, sikap, dan cara beragama yang eksklusif dapat melahirkan praktik intoleransi dan kekerasan keagamaan.
  • Contoh kekerasan bermotif agama:
    • Bom Bali 2002 (202 orang meninggal).
    • Pengeboman Hotel J.W.Marriot Jakarta 2003 (11 orang meninggal dan 152 luka-luka).
    • Pengeboman di Kedutaan Besar Australia Jakarta 2004 (5 orang meninggal dan ratusan luka-luka).
    • Bom di Kuta Bali 2005 (22 orang meninggal dan lebih dari 100 luka-luka).

Berkembangnya Semangat Beragama yang Tidak Selaras dengan Kecintaan Berbangsa

  • Ideologi khilafah digunakan sebagai alternatif pengganti NKRI.
  • Survei pada 2016 menunjukkan bahwa:
    • 25% siswa setuju Pancasila tidak relevan.
    • 84,8% siswa setuju dengan penerapan Syariat Islam.
    • 52,3% siswa membenarkan serangan bom.
  • Survei pada 2018 menunjukkan bahwa:
    • 91,23% responden setuju bahwa syariat Islam harus diterapkan pada level negara.
    • 37,71% responden setuju bahwa jihad bermakna "qitâl" atau mengangkat senjata berperang melawan non-muslim.

Paradigma Pemikiran Politik Islam

  • Paradigma substantif-inklusif:
    • Meyakini bahwa Islam sebagai agama tidak merumuskan konsep-konsep teoritis yang berhubungan dengan politik.
    • Ciri-ciri:
      • Adanya kepercayaan yang tinggi bahwa Al-Qur’an sebagai kitab suci berisikan aspek-aspek etik dan pedoman moral untuk kehidupan manusia.
      • Meyakini bahwa Nabi Muhammad tidak membangun kerajaan atau negara.
      • Meyakini bahwa syari’at tidak dibatasi atau terikat oleh negara.
  • Paradigma legal-eksklusif:
    • Meyakini bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga sebuah sistem hukum yang lengkap, sebuah ideologi universal dan sistem yang paling sempurna.
    • Ciri-ciri:
      • Meyakini bahwa Islam adalah totalitas integratif dari "tiga d": din (agama), daulah (negara), dan dunya (dunia).
      • Mewajibkan kepada kaum Muslimin untuk mendirikan negara Islam.

Urgensi Moderasi Beragama

  • Agama mengajarkan penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Keseimbangan antara keagamaan dan kebangsaan justru menjadi modal besar bagi kemaslahatan bangsa.
  • Formalisme beragama dapat dikatakan sebagai suatu pola penghayatan keagamaan yang hanya berhenti pada aspek legalistik formalnya, tetapi tidak sampai menyentuh aspek substansi atau isi dan makna yang sejati serta hakikat yang sesungguhnya dari beragama itu.### Moderasi Beragama dan Implementasinya
  • Moderasi beragama adalah kemampuan untuk tidak terjebak dalam ekstremitas dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi.
  • Moderasi beragama diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan agama.

Kekurangan Pendidikan Agama

  • Pendidikan agama saat ini masih terjebak dalam aspek formalnya saja, seperti ritual, hukum, dan lambang-lambang.
  • Pendidikan agama hanya sebatas memberikan pelajaran agama secara teratur, tidak menanamkan jiwa agama yang seutuhnya.
  • Materi pendidikan agama belum mencerminkan sifat toleran, inklusif, humanis, dan pluralis.

Reorientasi Pendidikan Agama

  • Perlu adanya reorientasi pendidikan agama yang lebih menekankan pada aspek spiritual dan nilai-nilai kemanusiaan.
  • Pendidikan agama harus menyiapkan siswa untuk menjadi manusia yang memiliki kepribadian ideal, jiwa toleran, solidaritas yang tinggi, jujur, adil, dan jauh dari perpecahan dan kekerasan.

Konsep Wasathiyah

  • Konsep wasathiyah berarti sesuatu yang baik dan berada dalam posisi di antara dua kutub ekstrem.
  • Konsep wasathiyah menekankan pada pentingnya keadilan, keseimbangan, dan jalan tengah dalam beragama.
  • Konsep wasathiyah dipahami dalam konteks moderasi, yang menuntut umat Islam untuk menjadi saksi dan sekaligus disaksikan, guna menjadi teladan bagi umat lain.

Moderasi Beragama dalam Pendidikan

  • Dalam beragama, moderasi beragama sangat penting untuk menghindari ekstremitas dan menjaga kesadaran sosial yang tinggi.
  • Moderasi beragama dalam pendidikan agama harus dilakukan dengan mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Materi pendidikan agama harus mencerminkan sifat toleran, inklusif, humanis, dan pluralis, serta menanamkan jiwa agama yang seutuhnya.

Referensi

  • Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Jalan Menuju Moderasi; Modul Penguatan Moderasi Beragama Bagi Guru, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2021)
  • Kelompok Kerja Moderasi Beragama, Modul Pelatihan Penguatan Moderasi Beragama Bagi Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama Republik Indonesia, (Jakarta: Kelompok Kerja Moderasi Beragama, 2021)

Menguji kehadiran agama dalam menciptakan keseimbangan kehidupan material dan immaterial. Agama diharapkan dapat memberi nilai tambah fundamental.

Make Your Own Quizzes and Flashcards

Convert your notes into interactive study material.

Get started for free

More Quizzes Like This

Religion and Ethics
15 questions

Religion and Ethics

WellPositionedTopaz avatar
WellPositionedTopaz
The Role of Religion in Human Life Quiz
10 questions
Differentiating Religion and Philosophy
27 questions
Understanding Religious Moderation
7 questions
Use Quizgecko on...
Browser
Browser