Patologi Sistem pada Geriatri PDF
Document Details
Uploaded by QuaintOrchid
Risa Kusuma Anggraeni
Tags
Summary
Dokumen ini membahas patologi sistem pada geriatri, meliputi osteoporosis, Alzheimer, demensia, dan osteoarthritis. Penjelasan meliputi definisi, proses patologis, faktor risiko, dan gejala penyakit pada lansia. Informasi ini bermanfaat bagi para profesional medis dan mahasiswa yang mempelajari ilmu kesehatan.
Full Transcript
PATOLOGI SYSTEM PADA GERIATRI Risa Kusuma Anggraeni, SST, M.Biomed OSTEOPOROSIS ▪ Definisi: Osteoporosis adalah kondisi di mana terjadi penurunan massa tulang dan deteriorasi struktur mikro tulang, yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah. Proses Terjadinya Osteoporosis pad...
PATOLOGI SYSTEM PADA GERIATRI Risa Kusuma Anggraeni, SST, M.Biomed OSTEOPOROSIS ▪ Definisi: Osteoporosis adalah kondisi di mana terjadi penurunan massa tulang dan deteriorasi struktur mikro tulang, yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah. Proses Terjadinya Osteoporosis pada Geriatri ▪ Penurunan Aktivitas Osteoblast dan Peningkatan Aktivitas Osteoklast Penurunan Hormon Estrogen dan Testosteron Perubahan dalam Metabolisme Kalsium dan Vitamin D Faktor Gaya Hidup dan Imobilisasi Perubahan Sirkulasi Darah di Tulang Faktor Risiko Khusus pada Geriatri Usia Tua Status Hormon Genetik/Herediter Etnis Inaktivitas Fisik Merokok, Alkohol, Penggunaan Obat Depresi Diat dan Nutrisi Proses Patologi pada Osteoporosis 1. Ketidakseimbangan Aktivitas Osteoklast dan Osteoblast 2. Penurunan Densitas Mineral Tulang (Bone Mineral Density, BMD) 3. Perubahan Mikroarsitektur Tulang 4. Perubahan Komposisi Tulang 5. Perubahan Sirkulasi Darah pada Tulang 6. Peran Hormon dalam Patologi Osteoporosis 7. Peningkatan Resorpsi Tulang dan Risiko Fraktur Alzheimer Definisi Alzheimer ▪ Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia, yang merupakan gangguan neurologis progresif yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif, ingatan, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari. Proses Patologis pada Alzheimer Pembentukan Plak Beta-Amiloid: Plak beta- amiloid adalah protein abnormal yang terbentuk di antara sel-sel saraf (neuron) di otak. Kusutan Neurofibriler (Neurofibrillary Tangles): Kusutan ini terdiri dari protein tau yang mengalami perubahan abnormal. Atrofi Otak: Penyakit Alzheimer menyebabkan penyusutan (atrofi) otak, terutama pada daerah yang terlibat dalam memori, seperti hippocampus. Peradangan dan Stres Oksidatif: Reaksi peradangan kronis terjadi sebagai respons terhadap plak beta-amiloid dan kusutan tau. 1. Cholinergic Insufficiency (Kekurangan Kolinergik): Terjadi penurunan jumlah neurotransmitter asetilkolin, yang penting untuk fungsi kognitif dan memori. Kekurangan asetilkolin ini menyebabkan gangguan pada transmisi sinaptik di otak, memperburuk gejala demensia. 2. Mitochondrial Dysfunction (Disfungsi Mitokondria): Kerusakan pada mitokondria, organel penghasil energi dalam sel, menyebabkan penurunan produksi energi seluler dan peningkatan produksi radikal bebas yang merusak neuron. 3. Autophagy Dysfunction (Disfungsi Autofagi): Autofagi adalah proses pembersihan sel yang menghilangkan komponen yang rusak atau tidak berfungsi. Disfungsi dalam proses ini menyebabkan akumulasi protein dan organel yang rusak, memperburuk kerusakan sel saraf. 4. Neuroinflammation (Neuroinflamasi): Respon inflamasi yang berlebihan terjadi sebagai reaksi terhadap akumulasi plak amiloid dan kusut neurofibril. Sel-sel mikroglia dan astrosit (sel imun di otak) melepaskan sitokin proinflamasi yang menyebabkan kerusakan tambahan pada jaringan otak. Faktor Risiko Alzheimer Usia Lanjut Genetik dan Keturunan: Mutasi pada gen tertentu, seperti Apolipoprotein E (APOE), terutama varian APOE ε4, dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Riwayat Keluarga Gaya Hidup dan Faktor Kesehatan Kondisi Medis Lain Gejala Klinis Alzheimer Tahap Awal: Kehilangan memori ringan, seperti lupa nama orang atau tempat, kesulitan menemukan kata yang tepat, dan kesulitan dengan tugas-tugas sehari-hari yang kompleks. Tahap Menengah: Peningkatan kehilangan memori, disorientasi, perubahan perilaku seperti kegelisahan, kebingungan, masalah tidur, dan masalah dengan bahasa serta pengambilan keputusan. Tahap Lanjut: Kehilangan kemampuan berkomunikasi, ketidakmampuan untuk mengenali keluarga dan teman, kehilangan kendali atas fungsi fisik (seperti berjalan atau makan), dan kebutuhan akan perawatan penuh waktu. Demensia ▪ Definisi Demensia Demensia adalah sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif yang lebih dari yang diharapkan akibat penuaan normal. Ini memengaruhi ingatan, pemikiran, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian. Demensia mengganggu kemampuan individu untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri. Proses Patologi Demensia ▪ 1. Pengendapan Protein Abnormal ▪ 2. Disfungsi dan Kematian Sel Saraf (Neuron) ▪ 3. Gangguan Transmisi Neurotransmiter ▪ 4. Penurunan Volume Otak (Atrofi Otak) ▪ 5. Gangguan Jaringan Pembuluh Darah (Demensia Vaskular) ▪ 6. Faktor Genetik dan Mutasi ▪ 7. Stres Oksidatif dan Kerusakan Mitokondria ▪ 8. Akumulasi Lewy Bodies (Pada Demensia Lewy Body) Jenis-jenis Demensia Penyakit Alzheimer: Bentuk paling umum dari demensia, menyumbang 60-70% dari semua kasus. Ditandai dengan penumpukan plak beta-amiloid dan kusutan neurofibriler di otak. Demensia Vaskular: Disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak, seringkali akibat stroke atau kondisi pembuluh darah lainnya. Demensia Lewy Body: Ditandai dengan keberadaan abnormal protein Lewy bodies di neuron. Gejala meliputi fluktuasi kesadaran, halusinasi visual, dan gejala parkinsonisme. Demensia Frontotemporal: Ditandai dengan degenerasi pada lobus frontal dan temporal otak, yang memengaruhi kepribadian, perilaku, dan bahasa. Faktor Risiko Demensia Usia: Risiko meningkat dengan bertambahnya usia, terutama setelah 65 tahun. Genetik: Riwayat keluarga dan mutasi genetik tertentu (misalnya, APOE ε4) meningkatkan risiko. Faktor Gaya Hidup: Hipertensi, diabetes, obesitas, merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan diet tidak sehat. Kondisi Kesehatan Lain: Penyakit kardiovaskular, depresi, dan cedera kepala. Gejala Demensia Tahap Awal: Kehilangan ingatan ringan, kesulitan menemukan kata yang tepat, disorientasi waktu dan tempat. Tahap Menengah: Kehilangan memori yang lebih parah, kesulitan mengerjakan tugas sehari-hari, perubahan perilaku dan kepribadian. Tahap Lanjut: Kehilangan kemampuan komunikasi, ketergantungan penuh pada perawatan, dan gangguan fisik. Parkinson ▪ Gambaran Umum dan Definisi Parkinsonisme merujuk pada serangkaian gejala yang disebabkan oleh atrofi otak, yang mengarah pada degenerasi neuron di ganglia basal. Penyakit Parkinson (PD) adalah penyakit progresif kronis pada sistem saraf pusat yang ditandai dengan kekakuan, tremor, bradikinesia (lambatnya gerakan), dan ketidakstabilan postural. Insidensi ▪ Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif kedua yang paling umum setelah Alzheimer, memengaruhi lebih dari 800.000 orang dewasa di Amerika Serikat dengan prevalensi 350 per 100.000 orang dewasa. Sekitar 42% dari kasus parkinsonisme terkait dengan PD. Faktor Etiologi dan Risiko Genetik Faktor Lingkungan Faktor Lain Patogenesis Disfungsi Ganglia Basal Degenerasi Substantia Nigra Stres Oksidatif dan Inflamasi Osteoarthritis ▪ Definisi Osteoarthritis Osteoarthritis (OA) adalah bentuk paling umum dari artritis yang melibatkan degenerasi kartilago artikular dan perubahan pada tulang di bawahnya, seringkali menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan keterbatasan gerak. OA biasanya mempengaruhi sendi yang sering digunakan, seperti lutut, pinggul, tulang belakang, dan tangan. Proses Patologi Osteoarthritis Kerusakan Kartilago: Kartilago yang melapisi ujung tulang di dalam sendi mulai menipis dan rusak akibat gesekan berulang dan penuaan. Peradangan Sinovium: Jaringan sinovium yang melapisi sendi menjadi meradang, menghasilkan cairan sinovial yang berlebihan, yang dapat menyebabkan pembengkakan. Pembentukan Osteofit (Bone Spurs): Tulang mencoba memperbaiki dirinya dengan membentuk tulang baru di sekitar sendi (osteofit), yang dapat memperburuk rasa sakit dan menambah deformitas sendi. Degenerasi Tulang Subkondral: Tulang di bawah kartilago menjadi lebih padat dan berubah bentuk akibat beban berlebih. Faktor Risiko Osteoarthritis Usia: Risiko meningkat dengan bertambahnya usia karena kartilago melemah dan kurang elastis. Obesitas: Berat badan yang berlebihan memberikan tekanan ekstra pada sendi yang menahan beban, terutama lutut dan pinggul. Cedera Sendi atau Penggunaan Berlebihan: Cedera sendi sebelumnya atau aktivitas yang menyebabkan stres berulang pada sendi meningkatkan risiko. Genetik: Faktor genetik dapat mempengaruhi kekuatan kartilago dan stabilitas sendi. Jenis Kelamin: Wanita lebih cenderung mengembangkan OA, terutama setelah menopause.