Pengendalian Hayati 2024-2025 PDF

Document Details

CharismaticJacksonville2836

Uploaded by CharismaticJacksonville2836

Tags

pest management natural enemies crop protection agriculture

Summary

Materi ini membahas tentang musuh alami dalam perlindungan tanaman. Diuraikan berbagai jenis musuh alami, seperti predator dan parasitoid. Terdapat penjelasan mengenai mekanisme regulasi populasi hama, serta upaya-upaya pemberdayaan musuh alami untuk pengendalian hama. Diskusikan juga tentang konservasi, augmentasi, dan introduksi musuh alami.

Full Transcript

MUSUH ALAMI DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN Musuh alami merupakan serangga atau athropoda lainnya yang dalam kehidupan memangsa atau memarasit (oid) serangga-serangga hama  Predator  Coleoptera, Neuroptera, Hymenoptera, Diptera, Hemiptera, dan Odonata (Koul, O., & Dhaliwal,...

MUSUH ALAMI DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN Musuh alami merupakan serangga atau athropoda lainnya yang dalam kehidupan memangsa atau memarasit (oid) serangga-serangga hama  Predator  Coleoptera, Neuroptera, Hymenoptera, Diptera, Hemiptera, dan Odonata (Koul, O., & Dhaliwal, G. S. 2003).  Monofag, olifag dan Polifag  Parasitoid  Hymenoptera, Diptera, Coleoptera, Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsiptera. Ordo Diptera dan Hemiptera  Monofag dan Oligofag Mekanisme Regulasi Populasi Hama peka terhadap pestsida Top down Bottom up Musuh alami daun buah akar HIPVs merupakan senyawa volatil yang dihasilkan tanaman untuk menghalangi serangan serangga herbivora Senyawa volatil dapat bersumber dari tanaman yang dibudidayakan , musuh alami serangga hama dan tanaman lain (tanaman di sekitarnya) PREDATOR Predator  Ukuran tubuh lebih besar dari mangsa (hama)  Menekan perkembangan hama degan cara memangsa  Memangsa semua stadia hidup dari serangga hama dan polifag  Dalam satu siklus hidup predator dapat memangsa lebih dari seekor hama untuk memenuhi perkembangan hidupnya agar dapat tumbuh dengan baik dan sering kali memangsa secara rakus agar dapat bereproduksi  Kelimpahan serangga predator berkaitan dengan kelimpahan mangsa di lapangan,, dan pengaruh feromon dari serangga mangsa.  Memiliki mangsa yang tidak spesifik  Stadia yang mencari mangsa (serangga hama) yaitu stadia dewasa (jantan dan Sycanus dichotomus memangsa ulat api betina), pradewasa Peredator Sycanus sp memiliki mangsa ulat api; ulat kantong Parasitoid Parasitoid merupakan spesies serangga yang memarasitir (oid(serangga lain yang dijadikannya sebagai inang  Ukuran tubuh lebih kecil daripada ianganya (serangga hma mempunyai waktu perkembangan lebih pendek dari hostnya  Menekan perkembangan hama degan cara memarasitir (oid)  Hanya memarasitir (oid) stadia hama/inang tertentu  memarasit lebih dari satu spesies inang dan inang ini cenderung bervariasi dalam kesesuaiannya untuk perkembangan keturunan (monofag atau oligofag)  Dalam satu siklus hidup parasitoid hanya dapat memarasitir satu inang  Umur parasitoid lebih singkat dibandingkan umur inangnya (hama)  Stadia yang mencari inang (serangga hama) yaitu stadia dewasa betina Mekanisme parasitoid ini memarasit serangga inangnya yaitu dengan meletakan telur oleh induknya pada permukaan kulit inang (ektoparasitoid) atau dimasukan langsung ke dalam tubuh inangnya dengan tusukan ovipositornya.(endoparasitoid) Kemudian setalah larva parasitoid telah menetas akan menghisap cairan tubuh atau memakan bagian tubuh dari inangnya  Parasitoid telur, yaitu parasitoid yang meletakkan  Parasitoid telur – larva, yaitu parasitoid yang telur pada telur inang, akibatnya telur inang tidak meletakkan telur pada telur inang, telur inang menetas. Parasitoid yang menyerang inang pada memetas, tetapi larva gagal menjadi pupa. fase telur dan bersifat endoparasit. Chelonus spp  Parasitoid larva, yaitu parasitoid yang meletakkan  Parasitoid larva – pupa, yaitu parasitoid yang telur pada larva inang, akibatnya larva inang gagal meletakkan telur pada larva inang, setelah menjadi pupa. Parasit yang menyerang inang yang menetas akan memarasit pupa dari larva berada pada fase larva atau ulat inang tersebut, sehingga pupa gagal menjadi imago Microplitis demolitor Bracon spp (endoparasitoid ektoparasotoid Tetratichus howardi pada Plutella xylostella  Parasitoid imago: parasit yang menyerang inang yang berada pada fase imago atau serangga dewasa  Parasitoid pupa, parastoid yang meletakkan telur pada pupa inang, sehingga pupa inang gagal menjadi imago Opius sp, kepompong lalat buah Penggolongan Parasitoid yang muncul dari satu inang dibedakan menjadi : 1. Parasitoid soliter, yaitu apabila dari satu inang hanya keluar satu imago parasitoid. 2. Parasitoid gregorius, yaitu apabila dari satu inang keluar lebih dari satu imago parasitoid (satu spesies), karena telur yang diletakkan lebih dari satu atau bersifat polyembrioni. Cotesia (Apanteles) medicaginis pada Ulat alfalfa Soliter / Trichogrammatidae Pada Colias eurytheme larva Ostrinia furnacalis Upaya pemberdayaan Musuh alami dalam Perlindungan Tanaman KONSERVASI AUGMENTASI INTRODUKSI Kegiatan konservasi  Menurut Luther (2002), beberapa cara konservasi musuh alami yang dapat dilakukan antara lain berupa: 1. Menekan pemakaian pestisida. Musuh alami memiliki kepekaan terhadap pestisida lebih tinggi daripada hama sehingga pemakaian pestisida secara terus-menerus akan memusnahkan populasi musuh alami. Parasitoid lebih peka terhadap pestisida daripada predator. 2. Memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam. Sistem tanam yang beraneka ragam akan mempengaruhi lingkungan mikro di suatu lahan. Lingkungan akan lebih terlindung dari pengaruh buruk cuaca seperti angin dan hujan, kelembaban lebih tinggi, dan tempat akan menjadi lebih teduh. Dengan demikian jumlah seranga bermanfaat seperti musuh alami akan lebih beraneka ragam dibandingkan pada sistem monokultur. 3. Menanam dan melestarikan tanaman berbunga. Tanaman berbunga yang menghasilkan sari madu dan serbuk sari dapat menaikkan kemampuan musuh alami untuk berkembang biak sehingga lebih disukai oleh parasitoid dan predator. 4. Melestarikan tanaman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa alternatif predator. Parasitoid atau predator akan sulit mempertahankan hidup setelah panen karena inang utama tidak dijumpai lagi. Pelestarian tanaman liar dapat mendukung kehidupan musuh alami sebagai inang alternatif sampai inang utama kembali tersedia sehingga musuh alami tetap mampu menurunkan populasi hama. Adanya tanaman liar juga harus diwaspadai apabila berpotensi menjadi tempat hidup hama di luar musim tanaman budidaya. Menanam tanaman berbunga/tanaman liar berbunga Polikultur  Sumber pakan (nektar,pollen) bagi Meningkatkan keragaman hayati : musuh alami serangga penyerbuk; musuh alami AUGMENTASI inokulatif peningkatan jumlah dan Pembiakan massal peran musuh alami inundasi musuh alami augmentasi pelepasan suplemen Augmentasi merupakan tindakan atau aktivitas yang bertujuan meningkatkan jumlah musuh alami dan peran musuh alami Inokulatif Pelepasan musuh alami dilakukan satu kali dalam satu musim untuk tujuan musuh alami kolonisasi dan menyebar secara alami untuk menjaga populasi hama tetap pada tingkat keseimbangan Augmentasi Inundasi Pelepasan musuh alami dalam jumlah bersar untuk tujuan musuh alami dapat segera menurunkan populasi hama Suplemen Pelepasan musuh alami dilaksanakan setelah dilakukan kegiatan sampling untuk mengetahui kepadatan populasi hama Apabila kepadatan populasi hama telah terjadi maka dilakukan pelepasan musuh alami INTRODUKSI  memasukan atau mengimport musuh alami ke suatu negara dalam upaya menekan fluktuasi hama  Penjelajahan atau eksplorasi di negeri asal  Pengiriman dari negeri asal Hama Exotic (karibia ; Hawai)  Karantina di dalam negero  Perbanyakan di laboratorium Masuk ke Indonesia (1986)  Pelepasan  Evaluasi keefektifan Heteropsylla spp (kutu loncat lamtoro) Curinus coereleus (lady bird) Predator Heteropsylla spp THANK YOU

Use Quizgecko on...
Browser
Browser