Sejarah Makanan Nusantara PDF
Document Details

Uploaded by ProductiveEpiphany7286
2025
Tags
Summary
Dokumen ini menjelaskan sejarah makanan Nusantara, menelusuri pengaruh berbagai budaya seperti India, Arab, Tionghoa, dan Eropa terhadap masakan Indonesia. Meliputi perkembangan kuliner, bahan makanan, dan teknik memasak dari masa lalu hingga masa kini, memberi wawasan tentang kekayaan dan keragaman kuliner Indonesia.
Full Transcript
MATERI P5 Hari/Tgl : Sabtu/01 Februari 2025 Kegiatan Guru : Menyampaikan informasi terkait Sejarah Makanan Nusantara Hidangan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat. Kekayaan jenis masakannya merupak...
MATERI P5 Hari/Tgl : Sabtu/01 Februari 2025 Kegiatan Guru : Menyampaikan informasi terkait Sejarah Makanan Nusantara Hidangan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat. Kekayaan jenis masakannya merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau berpenghuni, dan menempati peran penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum. Hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan, dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, Afrika dan Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol). Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara di benua Asia. Masakan Indonesia yang populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura bahkan Meksiko. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tetapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat. SEJARAH MAKANAN NUSANTARA Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi, dan sumber daya alamnya. Menurut sejarahnya dulu, jejak kuliner Indonesia telah didapati dalam sejumlah prasasti abad ke-8 sampai ke-10 Masehi. Ketika itu, istilah boga telah dikenal, yakni makanan yang berhubungan dengan dapur, dibuat dengan sentuhan seni dan memberikan kenikmatan. Hal itu banyak didapati pada prasasti Jawa. Namun semakin ke timur Indonesia, tak banyak catatan, dan bahannya makin homogen, yakni sagu. Teknik memasak, dan bahan makanan asli Indonesia berkembang, dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, Tionghoa, dan Eropa. Di masa abad pertengahan, makanan juga merupakan komoditas dagangan yang memang laku untuk dijual. Misalnya, hasil-hasil pengolahan garam di pantai utara Jawa Timur dibawa berdagang ke Sulawesi dan Maluku, dan diperdagangkan secara langsung melalui Banten ke Sumatra. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia seperti kunyit kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia. Catatan Ma Huan dari China pada abad ke-15 juga menyebut bahwa di Jawa itulah, terdapat berbagai bahan langka khas tropis yang kaya dengan berbagai "segala macam labu dan sayuran". Di era-era awal kedatangan Belanda di Nusantara, ketika cabai baru diperkenalkan dari Amerika, diketahui cabai dapat bertumbuh di bagian-bagian Jawa dan segera Gubernur Banten mempergunakannya sebagai pengganti lada. Di kala madu belum lagi dianggap penting di Eropa, madu terutama dianggap sebagai obat di sini, dan dikumpulkan dari hutan pedalaman. Orang-orang Belanda mendapati madu dengan murah dan berlimpah dari pasokan daerah-daerah yang jauh, seperti Palembang dan Timor. Tambahan lagi, gula merah didapat dari Jepara dan sepanjang pantai timur Jawa. PENGARUH ASING PADA MASAKAN NUSANTARA 1. Anak Benua India Pengaruh India dapat diamati di Indonesia pada awal abad ke-4. Menyusul penyebaran Islam di Indonesia, pengaruh Muslim India masuk ke masakan Indonesia. Contohnya adalah martabak dan kari yang memengaruhi masakan Aceh, Minangkabau, Melayu, dan Betawi. Beberapa hidangan Aceh dan Minangkabau seperti roti canai, roti tisu, nasi biryani, teh tarik, dan gulai kambing yang dilacak asal-usulnya berasal dari India. Contoh lainnya adalah ayam mentega, nasi rendang, kedli kukus, kue apem, kue putu, putu mayang 2. Arab Artikel utama: Masakan Arab-Indonesia Orang-orang Arab datang ke Indonesia untuk tujuan perdagangan dan dakwah penyebaran agama Islam. Pengaruh Arab pada masakan Indonesia telah terintegrasi dan terakulturasi dengan baik yang mana dapat dijumpai dengan gampang, contohnya antara lain yaitu martabak, Sate Balanga, nasi kebuli, nasi mandi, nasi kabsah, kue kaak, samosa, rabeg, kebab dan roti pita. 3. Tionghoa Artikel utama: Masakan Tionghoa-Indonesia dan Masakan Peranakan Imigrasi China ke Indonesia dimulai pada abad ke-7, dan dipercepat selama masa kolonial Belanda, sehingga menciptakan perpaduan kultur masakan Tionghoa dengan gaya masakan asli Indonesia. Fenomena masakan perpaduan antara masakan Tionghoa juga dapat diamati di negara tetangga, Malaysia dan Singapura sebagai masakan Peranakan. Beberapa hidangan populer Indonesia yang mendapat pengaruh China antara lain seperti bakmi, bakwan, bakso, mi soto, bakpau, nasi goreng, mi goreng, mi pangsit, mi hokkien, tahu goreng, siomai, pempek, kwetiau, laksa, lumpia, nasi tim, capcai, fu yung hai, yee sang, popiah, dan swike. Beberapa hidangan yang dipengaruhi China ini telah terintegrasi dengan baik ke dalam masakan utama Indonesia. 4. Eropa a. Belanda Belanda tiba di Indonesia pada abad ke-16 untuk mencari rempah-rempah. Ketika VOC bangkrut pada tahun 1800, Indonesia menjadi koloni yang berharga di Belanda. Melalui kolonialisme, orang Eropa memperkenalkan roti, keju, steik panggang, wafel, dan panekuk. Roti dengan mentega, keju atau selai buah, poffertjes, yogurt, dan keju belanda umumnya dikonsumsi oleh kolonial Belanda dan orang Indo selama era kolonial. Beberapa ningrat kelas atas dan penduduk indigenos yang terpelajar mengenal masakan Belanda; masakan ini dijunjung tinggi sebagai masakan kelas atas masyarakat Hindia Belanda. Hal ini menyebabkan adopsi dan perpaduan masakan Eropa ke dalam masakan Indonesia. Beberapa hidangan Indonesia yang terakulturasi selama era kolonial oleh masakan Belanda, termasuk kroket, roti bakar, roti buaya, selat solo, bistik, semur, brenebon, perkedel, dan sup buntut. Banyak kue seperti kue bolu, kue sus, kue lidah kucing, kue putri salju, nastar, lapis legit, spiku, dan kaasstengels berasal dari pengaruh Belanda. Beberapa resep diciptakan sebagai masakan perpaduan Hindia Belanda, menggunakan bahan-bahan asli di Indonesia tetapi dengan teknik memasak Eropa. Ini pun termasuk kue pandan dan klappertaart. Kue cubit, biasanya dijual sebagai makanan ringan di sekolah dan pasar, diyakini berasal dari poffertjes. Juga keju edam yang semakin populer di Indonesia. Belanda juga memperkenalkan gula, cabai, jagung, ketela, telur dadar, telur mata sapi dan daging sapi dalam masakan Indonesia. b. Portugis dan Spanyol Sebelum Belanda masuk ke Indonesia, bangsa Portugis dan Spanyol telah masuk ke Indonesia terlebih dahulu. Mereka membawa dan memperkenalkan cabai, lada, kayu manis, vanila, dan safron. Masakan Indonesia yang telah terintegrasi baik dengan masakan Portugis dan Spanyol antara lain risoles, pastel, panada, sambal dan feijoada.