Patologi Seluler dan Perkembangannya
26 Questions
5 Views

Choose a study mode

Play Quiz
Study Flashcards
Spaced Repetition
Chat to Lesson

Podcast

Play an AI-generated podcast conversation about this lesson

Questions and Answers

Atrofi patologis dapat disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada jaringan.

True (A)

Hipoplasia merujuk pada peningkatan pertumbuhan organ.

False (B)

Metaplasia adalah perubahan permanen dari satu jenis sel ke jenis sel lain yang tidak dapat kembali.

False (B)

Displasia merupakan pengorganisasian abnormal sel menjadi jaringan yang berfungsi normal.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Malformasi terjadi selama tahap blastogenesis dalam embriogenesis.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Disrupsi adalah abnormalitas yang disebabkan oleh faktor mekanik.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Sel-sel epitelial atau mesenkimal seringkali tidak terpengaruh oleh keadaan diferensiasi yang abnormal.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Mekanisme atrofi seluler bergantung pada peningkatan sintesis protein.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Pseudohermafroditisme laki-laki disebabkan oleh defek sintesis androgen.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Celah bibir dan celah palatum hanya disebabkan oleh faktor genetik.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Asam retinoid berlebihan dapat menjadi teratogenik dan menyebabkan malformasi.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Penyakit Hirschsprung berasal dari sel-sel yang terbentuk dari bagian sakral krista neuralis.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Atrofi adalah peningkatan ukuran sel yang mengakibatkan pertumbuhan organ.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Hipertrofi dan hiperplasi fisiologis dapat terjadi pada seorang atlet.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Transforming growth factor-β (TGF-β) tidak berpengaruh pada palatogenesis.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Morfogenesis adalah proses pembentukan struktur kompleks selama perkembangan embrio.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Defek susunan saraf pusat pada bayi dapat terjadi akibat paparan asam retinoid saat kehamilan.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Fenotipe pada bayi dengan celah bibir dapat diprediksi tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Hiperplasia patologis dapat terjadi akibat paparan virus tertentu.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Sel punca hanya memiliki kemampuan membelah dalam tahap dewasa.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Interaksi fenotipe terjadi setelah kelainan kongenital bermanifestasi.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Diferensiasi adalah proses yang menghasilkan sel dengan morfologi dan fungsi tertentu.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Hiperplasia sel-sel sumsum tulang dapat terjadi pada penduduk di daerah dataran rendah.

<p>False (B)</p> Signup and view all the answers

Sel neuron termasuk dalam kategori sel permanen yang tidak membelah setelah tahap embrio.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Proses angiojal tes melibatkan proliferasi sel-sel endotel pembuluh darah.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Hiperplasi dapat menjadi respons terhadap kerusakan jaringan.

<p>True (A)</p> Signup and view all the answers

Flashcards

Atrofi

Penurunan ukuran dan fungsi sel/jaringan karena berkurangnya sintesis protein atau meningkatnya degradasi protein, atau keduanya.

Atrofi disuse

Atrofi karena berkurangnya beban kerja.

Hipoplasia

Pertumbuhan organ/jaringan yang terhambat, ukurannya mengecil.

Metaplasia

Perubahan sel permanen dari satu jenis ke jenis yang lain karena stimulus kronik.

Signup and view all the flashcards

Malformasi

Kelainan struktur tubuh yang terjadi saat embriogenesis (delapan minggu pertama perkembangan janin).

Signup and view all the flashcards

Deformitas

Abnormalitas karena faktor mekanik, contohnya tekanan.

Signup and view all the flashcards

Disrupsi

Kerusakan jaringan normal karena faktor tertentu seperti nutrisi, anoksia, atau infeksi.

Signup and view all the flashcards

Displasia

Pengorganisasian sel menjadi jaringan yang abnormal. Displasia sering merupakan langkah awal menuju kanker.

Signup and view all the flashcards

Sel Stabil

Sel yang jarang membelah, berperan penting dalam organ tertentu.

Signup and view all the flashcards

Sel Permanen

Sel yang hanya membelah di tahap janin, setelah itu tidak membelah lagi.

Signup and view all the flashcards

Diferensiasi

Proses perkembangan sel untuk memiliki fungsi dan bentuk khusus (fenotipe).

Signup and view all the flashcards

Morfogenesis

Proses pertumbuhan sel primitif membentuk struktur dan organ tubuh selama embriogenesis.

Signup and view all the flashcards

Hipertrofi

Peningkatan ukuran sel tanpa replikasi (pembelahan) sel.

Signup and view all the flashcards

Hiperplasia fisiologis

Hiperplasia yang normal sebagai respon terhadap hormon atau faktor pertumbuhan.

Signup and view all the flashcards

Hiperplasia patologis

Hiperplasia yang tidak normal, disebabkan oleh hormon/faktor pertumbuhan yang berlebihan.

Signup and view all the flashcards

Ekspresi Gen

Aktivitas genetik, dengan pembentukan mRNA, sintesis protein dan produk gen.

Signup and view all the flashcards

Pseudohermafroditisme laki-laki

Kondisi heterogen pada laki-laki, disebabkan oleh masalah sintesis atau aktivitas androgen (hormon seks laki-laki) selama perkembangan embrio.

Signup and view all the flashcards

Celah Bibir dan Celah Palatum

Kelainan lahir di mana bibir atas dan/atau langit-langit mulut tidak menyatu sempurna, disebabkan oleh gangguan genetik atau lingkungan.

Signup and view all the flashcards

Asam retinoad

Turunan vitamin A penting untuk pertumbuhan dan diferensiasi jaringan embrio. Paparan yang berlebihan dapat bersifat teratogenik (menyebabkan cacat lahir).

Signup and view all the flashcards

Sindrom malformasi sistemik

Kelainan lahir yang disebabkan oleh faktor lingkungan (misalnya, obat-obatan selama kehamilan).

Signup and view all the flashcards

Penyakit Hirschsprung

Gangguan pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh kurangnya sel-sel saraf di usus besar.

Signup and view all the flashcards

Sel krista neuralis

Sel-sel yang bermigrasi membentuk berbagai struktur tubuh, termasuk sistem saraf perifer, pigmen, tulang kepala/wajah.

Signup and view all the flashcards

Migrasi sel krista neuralis

Proses perpindahan sel-sel krista neuralis ke berbagai bagian tubuh embrio untuk membentuk beragam struktur.

Signup and view all the flashcards

Transforming Growth Factor-β (TGF-β)

Jalur sinyal penting dalam perkembangan embrio wajah.

Signup and view all the flashcards

Study Notes

Proses Perkembangan Embrio

  • Subjek pembahasan adalah pertumbuhan, diferensiasi, dan morfogenesis embrio, serta kelainan-kelainan yang mungkin terjadi.
  • Kuliah ini mencakup sel, struktur dan fungsinya, sel punca, siklus sel, apoptosis, pertumbuhan-regenerasi-replikasi, proses morfogenesis dan penyimpangan dalam pertumbuhan, diferensiasi, dan morfogenesis, kelainan kongenital.
  • Struktur dan fungsi organel sel dibahas, meliputi pemecahan/katabolisme seluler (proteasom, lisosom, peroksisom), mesin biosintetik (retikulum endoplasma, aparatus golgi), pembersih sisa metabolisme (lisosom, proteasom).
  • Sitoskeleton, mikrofilamen aktin, filamen intermediate, mikrotubul, interaksi antar sel (junctions), membran sel (difusi, kanal, pembawa protein, endositosis, eksositosis, fagositosis, transitosis), dan mitokondria dijelaskan.
  • Sel induk memiliki potensi replikasi dan sel turunannya berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel, meliputi sel totipoten, pluripoten, multipoten/unipoten.
  • Sel punca sumsum tulang, neuron otak, dan ginjal juga dibahas.
  • Siklus sel, termasuk tahap sintesis DNA (fase S), pembelahan sel (fase M), fase gap pertama (G1) (pertumbuhan pra-sintesis), fase gap kedua (G2) (pertumbuhan pra-mitotik), fase istirahat (G0), diferensiasi terminal, dan proliferasi kembali. Terdapat rentang waktu pembelahan yang berbeda antara sel-sel seperti sel intestinal (8 jam) dan hepatosit (100 hari).
  • Apoptosis: kematian sel fisiologis selama pertumbuhan dan morfogenesis, faktor-faktor yang mengontrol apoptosis, faktor penghambat (faktor pertumbuhan, matriks ekstraseluler, hormon steroid, beberapa protein virus), dan faktor penginduksi (kurangnya faktor pertumbuhan, pelepasan ikatan dengan matriks, glukokortikoid, radikal bebas, radiasi, kerusakan DNA)..
  • Jalur apoptosis (intrinsik dan ekstrinsik), termasuk caspase 8, caspase 3, dan proses eksekusi (piknosis, karioreksis).
  • Apoptosis dalam perkembangan, komponen normal pertumbuhan normal dan morfogenesis (seperti sel-sel interdigital, fusi palatum, penutupan neural tube, involusi vesik urinaria, regresi duktus Mullerian pada pria dan wanita).
  • Pertumbuhan: proses pertambahan ukuran tubuh hasil sintesis komponen jaringan spesifik (pertumbuhan multiplikatif, auketik, akresenti, gabungan).
  • Pertumbuhan bisa fisiologis (respon adaptif, keseimbangan proliferasi dan kematian sel), atau patologis. Contohnya pada tahap kehidupan fetus, natal, dan dewasa.
  • Regenerasi dan replikasi, proses menggantikan sel yang cedera dan mati.
    • Sel labil (membelah terus menerus).
    • Sel stabil (jarang membelah, bergantung pada sel punca).
    • Sel permanen (tidak membelah).
  • Diferensiasi: proses perkembangan sel untuk memiliki fungsi dan morfologi tertentu.
  • Morfogenesis: proses pertumbuhan dari sel primitif untuk membentuk struktur dan organ tubuh.
  • Pengendalian ekspresi gen dalam menentukan fenotipe. Termasuk sintesis protein dan kontrol dalam beberapa tahapan (transkripsi, transport, translasi).

Kelainan Pertumbuhan, Diferensiasi, dan Morfogenesis

  • Penyimpangan pertumbuhan, adaptasi, hiperplasia, dan hipertrofi dijelaskan.
  • Hiperplasia: peningkatan jumlah sel dalam organ atau jaringan sebagai respons terhadap stimulasi; dapat fisiologis (hormon/faktor pertumbuhan) atau patologis (hormon/faktor pertumbuhan tak terkontrol).
  • Hipertrofi: peningkatan ukuran sel menyebabkan peningkatan ukuran organ; terjadi karena peningkatan kebutuhan fungsional.
  • Hipertrofi dan hiperplasia fisiologis (contohnya pada atlet, individu di daerah pegunungan, wanita hamil).
  • Hipertrofi dan hiperplasia patologis (contohnya psoriasis, penyakit Pagets, fibromatosis, hiperplasia endometrium, hiperplasia prostat, papiloma virus manusia).
  • Atrofi: penurunan pertumbuhan atau ukuran organ; disebabkan kehilangan fungsi, kehilangan saraf, suplai darah yang kurang, nutrisi yang kurang, stimulasi hormonal yang tak ada atau abnormal, atau kerusakan. Jenis atrofi: fisiologis (contohnya atrofi kelenjar timus), patologis (contohnya atrofi akibat disuse). Mekanisme atrofi: penurunan sintesis protein, peningkatan degradasi protein, autofagi, penimbunan lipofuscin.
  • Hipoplasia: pengurangan pertumbuhan (gagal perkembangan organ, gagal hubungan, kerusakan morfogenesis). Contoh: kegagalan perkembangan tungkai.
  • Metaplasia: perubahan reversibel sel-sel terdiferensiasi (epitel atau mesenkimal) menjadi tipe sel dewasa lain, akibat perubahan lingkungan. Mekanisme: bukan perubahan fenotipe sel existing, namun direprogram oleh sel induk jaringan penyangga.
  • Kelainan diferensiasi dan morfogenesis: penyimpangan dari proses diferensiasi dan morfogenesis, akibat penyebab yang didapat (kerusakan seluler kronik, aktivasi atau inhibisi kelompok gen tertentu). Faktor-faktor yang berperan.
  • Klasifikasi kelainan morfogenesis (malformasi, deformasi, disrupsi, displasia).
  • Malformasi: kelainan pada perkembangan organ atau bagian tubuh.
  • Deformitas: kelainan bentuk akibat tekanan mekanik abnormal.
  • Disrupsi: kerusakan akibat pengaruh lingkungan (misalnya kekurangan nutrisi, anoksia, infeksi).
  • Displasia: pengorganisasian sel abnormal menjadi jaringan.
  • Anomali minor: kecacatan berkembang pada tahap fenogenesis, tidak terlalu menonjol secara fisik.
  • Karakteristik fisik terpengaruh dengan pola pewarisan genetika
  • Kecacatan terkait genetika biasanya diturunkan dari kedua orang tua.
  • Bentuk malformasi ringan (anomali minor): sering terjadi di bagian tubuh seperti kulit, jantung, dll.
  • Kelainan pada morfogenesis terkait dengan beberapa faktor (bawaan/genetik, faktor lingkungan (keterbatasan ruang, oligohidramnion, infeksi prenatal, teratogen).
  • Anomali kongenital pada kolon (penyakit Hirschsprung).
  • Mekanisme penyakit Hirschsprung terkait dengan migrasi sel krista neuralis.
  • Gangguan migrasi sel-sel krista neuralis menyebabkan defek.

Anomali Kongenital (Secara Umum)

  • Anormalitas dalam pertumbuhan dan perkembangan janin, ada sejak lahir.
  • Beberapa kelainan kongenital terkait dengan infeksi TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes), defek pada okuler, anomali kardial (seperti patent ductus arteriosus dan defek septum), dan sifilis kongenital (penyebab: Treponema pallidum).
  • Sifilis kongenital memiliki gejala yang muncul beberapa ketika setelah lahir dan menyerang berbagai organ (misalnya: rhinitis, kulit, organ visera, gigi, dan lain-lain).
  • Infeksi TORCH menyebabkan kerusakan yang sulit diperbaiki, tidak memiliki cara efektif untuk penanggulangan.
  • Lesi saraf pusat, ensefalokel, meningokel, dan spina bifida.
  • Anomali minor dan mayor (malformasi) melibatkan bagian tubuh yang berbeda, terkait dengan perkembangan embriogenesis (blastogenesis, organogenesis).
  • Klasifikasi terkait dengan lokasi, penyebab, derajat, dan sebagainya.
  • Faktor penyebab kelainan kongenital terdiri atas; genetic (defeksi kromosom, cacat gen), lingkungan (obat-obatan, alkohol, merokok, penyakit kronik ibu, nutrisi), serta faktor multifaktorial dan tidak diketahui.

Morfogenesis Neural Tube

  • Perkembangan normal neural tube bergantung pada aktivasi dan inhibisi genetika.

  • Tahapan perkembangan (pembelahan, morula, blastosit, implantasi, gastrulasi, neurulasi).

  • Faktor-faktor dalam perkembangan neural tube.

  • Defek neural tube (anensefalus, meningokel, ensefalokel, spina bifida).

  • Deskripsi beberapa tipe defek neural tube.

  • Pada hari ke-13, pembentukan plasenta dan proses gastrulasi dengan pembentukkan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

  • Pada hari ke-17-19, lapisan ektoderm yang menebal membentuk neural plate yang akan menekuk menjadi neural grove, membentuk neural tube.

  • Neurilasi menandai penyelesaian proses pembentukan struktur sistem saraf embrio.

  • Terjadinya defek neural tube pada masa embriogenesis yang berkaitan dengan faktor lingkungan maupun genetik.

  • Penyebab defek neural tube (anensefalus, meningokel, ensefalokel, spina bifida) terkait dengan keterbatasan ruang, oligohidramnion,infeksi prenatal, teratogen.

  • Proses dan perkembangan neural tube hingga bentuk dewasa.

Studying That Suits You

Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

Quiz Team

Related Documents

Description

Kuis ini mengkaji berbagai konsep dalam patologi seluler, termasuk atrofi, hipoplasia, dan metaplasia. Peserta diuji mengenai mekanisme dan penyebab abnormalitas perkembangan jaringan. Cocok untuk mahasiswa dan profesional di bidang kesehatan dan biologi.

More Like This

Cellular Pathology
5 questions

Cellular Pathology

TruthfulSerendipity avatar
TruthfulSerendipity
Cellular Pathology: Intracellular Accumulations
14 questions
Use Quizgecko on...
Browser
Browser